17. Yang Hilang Bersama Waktu

1.7K 463 194
                                    

Karena diwaktu-waktu aku kehilangan diriku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena diwaktu-waktu aku kehilangan diriku. Aku juga kehilangan apa-apa yang bersamanya.

***

Semesta Raya tidak sadarkan diri. Hanya sebentar, karena kemudian dia kembali bangun sebagai sosok lain yang kini menatap tajam netra sabit Samudera.

Gadis itu menegakkan badannya kembali. Merapikan rambutnya yang berantakan karena dijambak oleh dirinya sendiri beberapa saat lalu. Ia beranjak, namun sebelum sempat melangkah, Samudera buru-buru menangkap tangannya. Menahannya di tempat.

Semesta Raya menoleh tajam, nampak risih melihat tangannya digenggam tanpa permisi. Maka diriingi dengan dengusan keras, ia melepas paksa tangannya kemudian memasukkannya ke dalam saku cardigan hitamnya dengan angkuh.

"Siapa kamu berani megang tanganku?"

Tajam dan menusuk, Samudera dengan cepat menyadari sosok yang ia hadapi telah berubah sisi.

"Esta?" tanya Samudera mencoba memastikan. Hal yang sia-sia sebenarnya karena mata legam itu telah berubah sorot begitu tajam.

"Kenapa?" Esta menjeda kalimat tanyanya, menarik senyum simpul yang licik dan meremehkan. Sama sekali bukan tipikal Raya.

"Bingung? Kuberitahu satu hal ya, kakakku yang polos, lemah, dan gampang dibodohi itu menyukaimu. Pikirmu kenapa dia sampai repot-repot mencarimu sampai ke rooftop, meski disana yang ia lihat justru pemandangan yang--errgh menjijikan. Ah, aku prihatin banget. Itu sebabnya aku disini, biar aku yang bereskan semuanya."

"Dan kamu," lagi-lagi Esta menjeda. Jari telunjuknya yang lentik dan pucat menunjuk spidol merah di tangan Samudera dengan ekspresi tidak terbaca.

"Simpan baik-baik spidol merahmu. Sebentar lagi, kamu pasti butuh untuk menambah satu nama lagi dipapan itu."

"Karena harusnya kakakku sejak awal tahu, bahwa dia memang lemah dan pantas menyerah. Orang sepertinya tidak pantas dapat kepercayaan, dan kamu membuktikannya. Lalu apalagi yang dia harapkan dari dunia?"

Segera setelahnya, tanpa sempat dicegah, Esta mengeluarkan cutter kecil dari saku cardigannya yang tidak diketahui keberadaannya oleh Samudera sebelumnya. Sepersekian detik sebelum Samudera sempat sadar dan dapat berpikir dengan benar, Esta mengarahkan cutter itu pada lehernya, menyisakan sayatan panjang berwarna merah yang semakin pekat.

Semesta Raya terjatuh tidak lama kemudian, dengan leher tersayat dan darah yang mengucur deras.

Serta yang terjadi setelahnya adalah, Samudera yang mati-matian menahan laju darah di nadi Raya yang tersayat dengan seragamnya, sementara hal itu sangat sulit untuk dilakukan. Samudera merasakan benar bagaimana detak kehidupan itu terasa makin lambat dan memudar.

Bahwa mungkin, setelah ini semuanya akan benar-benar berakhir bagi seorang Semesta Raya.

Siapapun tahu, gadis itu sudah kelelahan terlalu lama.

Geotopia Where stories live. Discover now