20. Cam of The Opera (a)

1.6K 427 115
                                    

Karena apapun yang berada di masa lalu itu kekal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena apapun yang berada di masa lalu itu kekal. Air menyimpan ingatan, mata membuka jendela

***

Rumah Sakit Jiwa Harapan, Paviliun D Ruang 707.

Pria dengan kantong mata menghitam dan rambut yang tumbuh berantakan di wajahnya itu tengah menunduk. Seperti hari biasa, rasa hampa, marah, dan kesedihan membelenggunya dengan erat. Membuatnya tenggelam dan kesulitan bernafas.

Dia bahkan perlu menyipitkan mata ketika pintu dibuka mengakibatkan masuknya cahaya yang membuat silau dari luar ruangan. Seseorang entah siapa masuk kemudian duduk di sisi ranjangnya tanpa suara. Perlahan orang itu menarik paksa tangannya dan menyuntikkan sesuatu yang membuatnya limbung. Ia berontak, tapi karena kakinya dirantai dengan kaki ranjang, ia hanya melukai kakinya hingga terasa perih dan berdarah.

Matanya mulai gelap, perlahan sosok itu mendekatkan mulut ke telinganya. Berbisik kelewat pelan yang di telinganya terdengar seperti kaset rusak. Berisik. Mendengung seperti lebah. Kemudian senyap. Pria itu akhirnya hanyut dalam ketidaksadaran.

"Maafkan saya, tapi ini salahmu, Megantara."

***

Samudera sekali-kali perlu membaca doa sebelum tidur lebih panjang yang isinya kira-kira mencakup poin-poin yang akan ia aminkan seperti :

1. Tidur nyenyak tanpa mimpi buruk
2. Bangun dan bernafas dengan damai

Karena demi segala jenis kesialan di dunia, setelah susah payah bangun dari mimpi buruk di mana Raya jadi pemeran utamanya, Samudera masih harus bangun kesiangan ketika jarum jam menunjuk pukul 7 kurang 10 menit!

Jangan lupa dengan ceramah penuh kebajikan ala tante Meta yang terpaksa di dengar Samudera sambil berlari-lari untuk mandi, memakai baju dan sepatu, lalu mencomot roti bakar yang tidak sempat diolesi selai atau susu.

"Kan tante udah bilang kalau tidur jangan kemaleman! Pulang sekolah itu langsung pulang. Ekskul kan cuma sampai jam 6, ngapain kamu pulang jam 9?..."

Kira-kira, itu hanya secuil kalimat omelan tante Meta yang dapat diterjemahkan otak Samudera dengan baik.

Samudera berhasil berangkat tepat ketika jarum jam menunjuk pukul 7 pagi.

Sederhananya, hari ini Samudera positif terlambat dan akan bertambah ribet ketika dia harus berurusan dengan sang wali kelas kesayangan. Bu Ningsih. Ingat kan hari ini Samudera berencana meluncurkan siasat untuk bisa mengintili Raya ke Uterra?

Pintu gerbang Geotopia terlihat tertutup dengan kokohnya ketika Samudera menghentikan motornya tepat di depan pos satpam. Perlu waktu sekitar 5 menit untuk bernegosiasi dengan alibi tugas negara, hingga akhirnya diijinkan masuk dengan catatan motornya harus dienyahkan jauh-jauh dari Geotopia. Pak Maun tidak ingin mengambil resiko digantung bu Ningsih, wali kelas XI IPS Geotopia sayap kiri merangkap koordinator keamanan itu bisa berubah jadi mutan pemakan manusia jika sedang mengamuk. Jadi setelah menitipkan motor di warung terdekat, Samudera perlu masuk diam-diam dibantu pak Maun agar tidak ketahuan.

Geotopia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang