Geotopia menjelma tempat segala kutukan. Siswa yang ditemukan bunuh diri, teka-teki masa lalu serupa asap dari jerami yang menyembunyikan api. Ada dendam yang menunggu dilunasi, sementara itu Samudera dipacu waktu untuk mencari kunci sebelum tragedi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Permukaan bumi tidak hanya terdiri dari tanah. 2/3 nya malah samudera. Jadi jangan hanya belajar berjalan, tapi juga belajarlah berenang. Siapa tahu jatuhmu di air bukan di tanah?
***
Lintang menyambut kedatangan Samudera yang bagaikan Komet Halley dengan wajah sumringah setengah terkejut setengah ingin menampar muka sendiri.
Seorang Samudera datang ke studyclub Geografi?
Setahunya, Samudera paling tidak suka berada di sekitar banyak orang. Itu sebabnya ia memilih ekskul musik dengan spesialisasi piano yang biasanya hanya berlatih sendirian.
Raut wajah anak-anak lain di club tidak jauh berbeda dengan Lintang. Demi segala ujian yang kurang terjawab 1 nomor soal, ini benar-benar fenomena alam langka!
"Gue ditolak gabung nih?" celetuk Samudera ketika melihat raut wajah anak-anak di depannya.
Yah tidak bisa disalahkan juga, bagi manusia normal, makhluk sejenis Samudera melakukan hal ini memang langka sekali.
Andai saja cewek yang saat ini tengah melipat tangan dengan wajah dingin di pojok itu tidak mengikuti club ini maka dijamin sampai matahari terbelah dua sekalipun Samudera tidak akan sudi menginjakkan kaki di sini. Di tempat di mana berjejeran foto lama Langit Utara memegang piala dan piagam kejuaran olimpiade geografi. Sungguhan, jika mengingat hal ini, rasa-rasanya Samudera ingin melipat leher Langit Utara jadi seperti sedotan susu balita.
"Diterima dong!" seru Lintang tentu saja. Cowok yang mendapat julukan happiness maker itu tersenyum ramah menampilkan gigi kelincinya yang rapi dan putih. Samudera sampai silau dibuatnya.
Duduk di salah satu kursi yang tersisa--di sebelah kiri kursi Raya--Samudera mengeluarkan selembar kertas dengan pulpen entah dari jaman apa pokoknya buluk banget, yang menjelaskan betapa Samudera sangat tidak niat ikut club belajar. Tapi tidak masalah, Samudera punya otak yang kapasitasnya lumayan banyak, dibanding anak-anak disini, kecuali Raya dan Lintang yang memang dedemit olimpiade, Samudera jauh lebih pintar.
Lembaran soal mulai dibagikan, kali ini pilihan ganda.
"Ray, pinjem penghapus." Raya melirik, tidak ingin menuruti. Apa-apaan, dia kan tidak pakai pensil, bahkan tidak menulis satu huruf pun!
"Kamu bahkan belum nulis apa-apa, dan kamu pakai pulpen."
Samudera merotasikan bola mata.
"Yah justru itu, gue males baca soal. Mau gue jawab pakai dadu tapi nggak bawa. Penghapus lo gue pinjem ya, please?" pinta Samudera dengan suara berbisik.
Ingatkan Semesta Raya untuk membawa racun tikus setelah ini.
Malas meladeni lebih lama, Raya buru-buru menyerahkan penghapusnya. Bahkan mungkin tidak akan ia ambil lagi setelahnya.
