19. Map of The Eyes Poem (b)

1.6K 433 145
                                    

"Jadi pacar gue ya, Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi pacar gue ya, Ra. Pacar beneran, bukan pura-pura. "

***

Seolah tidak cukup bahwa matahari bisa menelan bumi dan saudara-saudaranya ketika hendak mati, saat ini Samudera malah menatap lurus manik kelam Raya yang memilih menerima tantangan untuk tidak berkedip--sementara degup jantungnya tidak terkendali saat ini. Samudera sialan.

"Kenapa ngeliatin aku terus?"

"Kenapa nggak?"

"Ya kenapa iya?"

"Karena lo pacar gue dan gue lagi pengen ngeliat aja."

Jika saja Raya adalah cewek kebanyakan, maka sudah bisa dipastikan dirinya akan jatuh tersipu malu dan menjadi menggelikan dengan memilih bungkam dan senyum-senyum idiot mengikuti pipi yang terasa terbakar. Tapi ini Raya dan bukan cewek kebanyakan, maka menampik hasrat untuk menutup muka selamanya, Raya balik mencebik. "Modusmu itu basi loh, Sam. Nggak kreatif. Soalnya otakmu hanya diprogram untuk uang." Raya menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan, "Jadi sekarang, kamu disuruh pacaran benaran sama aku gitu? Dibayar berapa?"

Alih-alih merasa sakit atau tersinggung Samudera malah semakin melipat tangan di depan Raya dan bersiap tidur. Bahkan disaat seperti ini pun Samudera ingin tidur.

"Bi Riris masih lama, nggak? ceweknya Sam nggak bisa nunggu nih!" teriak Samudera tiba-tiba. Membuat Raya yang duduk di depannya ingin mengubur diri di taman SOAH tatkala dari arah dapur kantin, suara wanita keibuan menimpali dengan sama berteriaknya, "Sabar, Mas! Ceweknya dihibur dulu, tongsengnya bentar lagi mateng!"

Samudera ini punya masalah apa sih di hidupnya?

"Ini rumah sakit, Sam," kesal Raya frustrasi. Bola matanya menatap jengah entitas di hadapannya sebelum menghembuskan nafas kelewat panjang.

"Pacar macam apa yang bikin malu pacarnya?"

Tidakkah Samudera harus memeriksakan telinga tatkala mendengar Raya mengakuinya sebagai pacar? Tapi sayang, sesaat setelahnya tatapan Raya berubah tajam. "Esta sudah ngomomg banyak hal soal hari itu. Mustahil kamu bakal diam aja, jadi, kasih tahu aku tujuan kamu apa?"

Samudera agaknya perlu membenahi posisi duduknya yang tiba-tiba terasa tidak nyaman. Melirik sekilas kedatangan bi Riris dengan dua porsi tongseng daging dan nasi hangat, Samudera memilih tak acuh pada pertanyaan Raya dan kembali pada tujuannya membawa Raya ke kantin.

Raya bahkan dibuat terkejut ketika Bi Riris tiba-tiba saja sudah menggenggam tangannya sambil berucap, "Nduk ayu, kok mau sih sama Mas Samudera?" Yang serta merta membikin Samudera mencebik kesal.

"Ye, Samudera keren begini masa nggak mau? Bibi kalo mau menistakan jangan di depan cewek Sam langsung dong," protesnya.

Membuat Bi Riris terkekeh geli kemudian menyarangkan tangannya di puncak kepala Samudera, dan menepuk pelan penuh kasih sayang yang mengejutkan di mata Raya.

Geotopia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang