03

2.7K 387 35
                                    

:abcdefg: Parseltongue
'abcdefg' Mind
"abcdefg" Dialog

OoOoOoO


Harry merasa aneh setiap berdekatan dengan Professor DADA-nya, Professor Quirrell. Bekas luka sambaran petir nya selalu berdenyut sakit saat Professor DADA itu memandangnya. Hal itu bukanlah sebuah kebetulan belaka, setiap saat Harry merasa keanehan di dekat Quirrell.

Insting Harry mengatakan untuk menjauh dari guru DADA dengan panggilan Professor Quirrell itu, walau tampilannya tak membahayakan juga karena masalah kegagapannya tidak ada satupun orang yang akan menganggapnya berbahaya, kecuali Harry tentunya.

"Ja-a-adi a-ada yang ta-ahu apa itu i-ilmu hitam?" Dengan terbata Quirrell bertanya pada kelasnya. Kelas bungkam dalam sekejap, hanya ada bisik-bisik merendahkan dari beberapa murid.

"Si-iapa yang mau menjawab?" Quirrell kembali bertanya di tengah keterbatasannya.

Harry mengangkat tangannya.

"Ilmu hitam itu banyak rupanya, bervariasi. Sebagian orang mungkin berpikir bahwa ilmu hitam adalah mereka yang mengikuti Dark Lord, tapi itu juga tidak salah karena Dark Lord sendiri tertarik dengan ilmu hitam sejak muda. Ada tiga jenis kutukan tak termaafkan yang termasuk kedalam ilmu hitam." Harry berbicara dengan tegas, mata hijau Avada Kedavra miliknya memandang tepat manik Quirrell.

"Dan a-apakah itu Mr. Potter?" Suara Quirrell memberat secara drastis.

"Killing Curse Avada Kedavra, Cruciatus Curse Crucio, dan Imperius Curse Imperio." Bekas luka Harry kembali berdenyut sakit saat dia berhasil menyelesaikan kata-katanya.

"Ada tambahan Mr. Potter?" Suara Quirrell sangat berbeda begitupun nadanya. Terasa sangat dingin juga menusuk.

"Ilmu hitam itu bukan berarti mereka penyihir gelap. Ada beberapa keluarga Pureblood yang memiliki inti magis gelap, ada beberapa yang abu-abu, dan ringan. Rumah Malfoy dan Black adalah salah satu darinya yang memiliki inti magis gelap tapi bukan berarti penyihir gelap. Hanya saja mereka lebih baik dalam bidang tersebut dari pada yang ringan. Saya sendiri ber inti magis abu-abu dari kakek saya juga nenek saya." Harry menjawab dengan penuh keyakinan, namun rasa sakit di kepalanya semakin menjadi tatkala Quirrell semakin memandang intens dirinya.

"10 poin untuk Ravenclaw." Quirrell berkata dengan mata yang masih memandang Harry secara intens.

Bekas luka Harry semakin berdenyut sakit. Harry memejamkan matanya berusaha meredam teriakkan yang hampir keluar dari kerongkongannya.

"Ada yang salah Mr. Potter?" Quirrell bertanya.

"No, Sir." Harry menjawab dengan terbata.

Harry membuka kedua kelopak matanya, maniknya bertemu langsung dengan milik Quirrell. Professor DADA itu mengalihkan pandangan matanya dan seketika rasa sakit yang berdenyut di bekas luka berbentuk petir Harry mereda. Sangat aneh!

Selebihnya kelas berjalan lancar, tidak ada rasa sakit di bekas luka Harry lagi selepas itu, hanya saja terkadang Quirrell memandang kearahnya dengan tatapan aneh yang tak bisa Harry prediksi arti dari tatapan tersebut.

Bukan hanya di kelas Harry melihat gelagat aneh Professor DADA-nya, beberapa hari lalu saat kenakalan Harry kembali terulang, berjalan-jalan di koridor saat jam malam. Harry mendapatkan Professor DADA-nya tepat di koridor pertama lantai tiga sedang berdebat dengan Snape. Ada beberapa kemungkinan yang dapat harry simpulkan. Pertama, salah satu diantara kedua guru tersebut menginginkan batu bertuah yang sekarang Harry kantongi dan satu yang lain memergoki. Kedua, keduanya menginginkan batu bertuah dan sedang berdebat mengenai hal tersebut.

AMORTENTIAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt