05

2.4K 372 18
                                    

Tahun ajaran baru sudah dimulai, siswa-siswi Hogwarts berbondong-bondong memasuki peron 9 3/4. Tak ada masalah yang berarti kecuali peri rumah bernama Dobby yang terus-menerus merecoki hari-hari damai Harry. Seminggu belakangan ini Dobby datang hampir setiap hari ke kamar Harry untuk melarangnya pergi ke Hogwarts tahun ini yang di balas desisan ketidaksetujuan Aqila, ular Boa kesayangan Harry itu berdiri tinggi memperlihatkan kekuatannya pada si peri kecil agar segera pergi dari pandangannya, oh Harry ingin tertawa mengingat hal itu.

Berbicara tentang Aquila, saat ini Aquila tengah melingkar erat penuh kehangatan di sekitar leher Harry dengan ukuran yang jauh lebih kecil dari ukuran aslinya dan terus-menerus mendesis kan tentang kamar rahasia juga ular besar yang ada di dalamnya.

Keluarga Weasley sudah pergi lebih dulu tak terkecuali Ron dan adik perempuannya. Harry sedikit jengkel dengan Ginny sebenarnya, gadis itu terus-menerus memandang kearahnya seakan Harry adalah pusat gravitasi dunia. Pipi Ginny selalu merona saat mata zamrud Harry tak sengaja melihat ke arahnya, obsesi wanita itu mengerikan!

Saat kaki Harry melangkah lebih dekat menuju portal, portal menuju stasiun menuju Hogwarts tertutup, dan Harry sedikit memiliki goncangan karena kejadian tabrakan tembok dan troli miliknya. Shit!

Inhale

Exhale

Inhale

Exhale

'Sabar Harry, tenang kan pikiranmu.' Harry membatin.

Dengan berat hati Harry berlari kembali bersama troli berisi barang-barangnya menuju Jane dan Justin.

"Portalnya tertutup, dan aku tak bisa masuk." Harry berkata lirih dengan rasa panik yang berhasil ia sembunyikan.

"Oh astaga, bagaimana ini?" Jane menutup mulutnya dan segera memeluk Harry.

"Rumah keluarga Weasley. Kita bisa meminta sedikit bubuk Floo dan mendarat menuju pos terdekat di sekitar Hogwarts. Atau kamu bisa menulis surat kepada pihak sekolah tentang keterlambatan mu nak." Justin memberi saran. Mereka bertiga bergegas pergi dari stasiun menuju ke rumah.

Dear Professor Flitwick,

Saya memiliki sedikit kendala untuk kembali ke Hogwarts di tahun kedua saya. Portal menuju peron 9 3/4 tiba-tiba tertutup dan saya berakhir menabrak dinding di sekitar stasiun muggle. Oleh sebab itu ayah saya, Mr. Justin Lloyd menyarankan saya untuk menulis surat kepada anda dan meminta sedikit bantuan agar saya bisa kembali ke Hogwarts.

Hormat saya,

Harry Potter

"Hedwig sampaikan ini pada Professor Flitwick okey, anak baik." Harry menitipkan suratnya pada burung hantu salju miliknya yang tahun lalu Jane hadiahkan. Semoga surat itu sampai ke tangan kepala rumahnya.

Cakrawala mulai kehilangan sinarnya digantikan warna jingga pekat yang menggantung pada awan-awan di langit. Petang telah tiba namun tak ada surat balasan dari Professor Flitwick, Harry mulai terganggu dengan berbagai pemikiran yang berlalu lalang di otaknya, janjinya pada Aqila dan berbagai pikiran lainnya.

Langit sudah sepenuhnya kehilangan sinarnya, sang surya telah tenggelam di ufuk barat sejak dua jam yang lalu.

"Dobby." Harry berteriak nyaring. Benar itu pasti karena Dobby, peri rumah itu bersikeras memaksa Harry agar tak pergi ke Hogwarts dan mungkin kejadian tadi adalah akibat perbuatan peri rumah bermata bulat itu.

"Harry turunlah!" Justin berteriak dari lantai bawah. Tanpa membuang waktu Harry segera melangkahkan kakinya untuk menemui Justin.

"Professor Flitwick." Harry bergumam kecil. Senyum manis terukir indah di wajah manisnya 'akhirnya' batin Harry menjerit senang.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now