20

2K 321 24
                                    

Harry menghabiskan waktu sekitar 10 menit di dalam Hospital Wing bersama Aquila, keduanya tak mengalami cedera serius, hanya beberapa luka goresan kecil di tubuh. Dia senang tak ada hal buruk yang terjadi pada Aquila, bagaimanapun Aquila adalah teman pertamanya, dan tak akan pernah ada yang menggeser posisi Aquila di hidupnya.

"Aquila.." Panggil Harry saat keduanya baru saja keluar dari pintu Hospital Wing dengan telur emas yang berada di tangan Harry. Dia menjongkokkan dirinya agar bisa lebih dekat dengan Aquila, membelai kepala Aquila penuh sayang. "Terimakasih." Lanjutnya yang langsung Aquila balas dengan anggukkan singkat.

Mata-mata lain di sekitar lokasi keduanya berada menatap ngeri pemandangan Harry yang tengah membelai kepala ular berukuran raksasa. Siapa yang tak akan takut saat berdekatan dengan reptil tak berkaki berukuran raksasa? Hanya mereka yang bernyali besar dan berkemampuan khusus saja tentunya,  dan Harry termasuk ke dalam kedua opsi tersebut.

"Jadi Aquila, mulai hari ini kau akan tidur bersamaku di menara Ravenclaw." Harry tersenyum manis pada Aquila.

:Teman sekamar mu pasti akan takut dengan keberadaan ku di sana Harry.: Jawab Aquila dalam bahasa ular yang Harry jawab dengan gelengan tak peduli.

:Tak apa, aku memaksa!: Harry itu pemaksa, kadang dia tak mau dibantah dan sangat keras kepala.

:Terserah.:

Dia tersenyum puas mendengar jawaban Aquila, akhirnya tak ada lagi penghalang saat berinteraksi dengan Aquila.

"Mr. Potter?" Harry menolehkan kepalanya mencari sumber suara yang memanggilnya, Professor Moody. Dengan terpincang-pincang mantan Auror itu berjalan mendekatinya.

"Ya Professor?" Tanya Harry, ada kepentingan apa gerangan Professor DADA baru Hogwarts ini bersusah payah mencarinya?

"Kekantor Ku Mr. Potter." Jawab Moody. Tanpa menunggu lama Harry dan Aquila mengikuti Moody ke kantornya. Sebenarnya cukup lucu melihat banyak siswa yang buru-buru menjauh dari jalan saat Harry dan Aquila hendak melawati nya, raut takut dan cemas kentara timbul di wajah mereka saat melihat Aquila yang senantiasa selalu berada di sampingnya.

Ketiganya sampai di kantor Moody dengan cepat tanpa hambatan, ya tentu tak akan ada siswa yang berani mendekat saat melihat ukuran asli Aquila.

"Mr. Potter, aku tak tahu bila kau bisa menggunakan Parseltongue." Ucapnya tanpa basa-basi.

Harry tersenyum kecil. "Tentu tidak Professor, aku menyembunyikan kemampuan ku ini." Jawabnya dan segera bergerak cepat duduk di kursi yang telah disediakan. Tangan kecilnya membelai lembut kepala Aquila yang tiga kali lebih besar dari tangannya sendiri.

"Aquila bukan peliharaan ku, dia jauh lebih penting dari pada itu." Lanjut Harry pelan. Harry tahu Moody sedikit bergetar melihat Aquila yang bergerak menaiki meja dan berhadapan langsung dengan Moody. Aquila membuka lebar rahangnya memperlihatkan seberapa kuat rahang dan tajam giginya yang berlumur bisa. Di dunia Muggle mungkin ular boa adalah spesies ular tanpa bisa yang membunuh mangsanya dengan lilitan otot kuat di seluruh bagian tubuhnya lain hal nya dengan dunia magis, ular boa bisa sangat berbisa.

"Potter, suruh ular mu turun dari mejaku."

Harry tak menjawab dan hanya memandang ke arah Aquila yang tengah mendesis kecil. :Don't you dare young man!: Harry terkekeh pelan mendengar desisan tak setuju Aquila, tak biasanya Aquila bersikap seperti ini.

"Dia tak mau Professor." Harry menjawab perintah Moody tanpa menatap ke mata lawan bicaranya.

"Dia tak mau turun dari mejamu." Lanjut Harry diiringi kekehan kecilnya yang manis. "Aquila adalah ular manis Professor, jangan berucap dan berlaku kasar padanya." Harry memandang tepat pada mata Moody, dia berani mempraktikkan tiga kutukan tak termaafkan di depan kelas tapi nampak takut untuk berhadapan langsung dengan ularnya, how curious.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now