42

4.9K 367 121
                                    

Harry menunduk, dia tak kuasa melihat tatapan tajam yang Tom arahkan padanya, tangannya gemetar meremas jubah hitam elegan yang Tom kenakan. 'Kenapa Tom bisa ada di sini?' Tanya dalam hati tanpa tahu jawaban pasti. Perutnya tergelitik seakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalamnya mendengar Tom berkata 'milikku'.

Harry menunduk dengan pipi yang bersemu merasakan tangan yang memeluk pinggangnya penuh rasa posesif. Kenapa Tom Marvolo Riddle yang tidak lain tidak bukan adalah Voldemort ini gemar sekali membuat jantungnya berpacu cepat akibat tingkah manisnya? Katakan saja Harry ini buta, namun seketika kejadian di Riddle Manor buyar tanpa sisa.

"Sekali lagi kau berani mengambilnya, bahkan hanya sekedar berpikir untuk memilikinya, I'll hunt you down." Tak ada keraguan dalam kalimat yang keluar dari bibirnya, seakan menjelaskan pada dunia bila Harry adalah miliknya seorang.

"Harry?" Cedric memanggilnya, meminta kepastian dari apa yang Tom baru saja katakan.

"Aku.." Harry menghela nafasnya, kemudian mengangkat wajahnya yang masih bersemu merah. Sialan! Dia merasa seperti seorang gadis yang kedapatan selingkuh oleh kekasihnya.

"Cedric, ak-"

Cup, Tom menciumnya tanpa peringatan, mencoba menelusup kan lidahnya paksa ke dalam mulut Harry yang terkunci rapat di tengah semua mata yang memandang penuh penghakiman. Harry tak akan lagi heran bila esok dan hari-hari setelahnya headline beberapa surat kabar berisikan adegan berani yang Tom lakukan padanya.

Harry memukul dada Tom cukup keras, meminta lelaki bermanik merah itu untuk melepaskan ciuman sepihak nya. Harry malu, demi pakaian renda-renda ibunya, Harry benar-benar ingin menenggelamkan dirinya.

"Lepaskan aku To-, kumohon." Harry tak ingin mengambil risiko menyebutkan nama Tom di depan publik, Harry tahu sebenci apa Tom terhadap namanya sendiri, juga tak ingin menimbulkan kecurigaan bagi pihak order.

"Kenapa? Bukankah kau mencintaiku, Harry?" Bisiknya seduktif di sisi telinga Harry, tangan milik Tom pun semakin erat melingkari pinggang ramping Harry.

"Lepaskan, kumohon..." Pinta Harry penuh harap, dia tak sika saat mata-mata sialan itu mengarah padanya.

"Tidak, sebelum kau mengucapkan semua kata yang dulu kau selalu ucap padaku." Harry dapat merasakan mulut penuh dosa itu menjelajahi lehernya, meninggalkan hawa panas di sekitar lehernya.

"Cedric."

"Bukan namanya my love, aku tak meminta mu menyebutkan namanya."

Demi Merlin! Rasanya Harry ingin berteriak frustasi akibat perlakuan yang Tom berikan padanya.

"Harry?" Suara Cedric kembali terdengar di gendang telinganya dan hal tersebut semakin membuat Harry bingung harus menjawab seperti apa. Sejak awal, baik Tom atau Voldemort tak pernah memberinya kepastian akan hubungan yang mereka jalani, baik Tom atau Voldemort bukanlah kekasihnya meski dia tahu rasanya nyata untuk 'mereka'.

"Kami tak memiliki hubungan apapun." Ucapan yang keluar dari mulut Harry seketika membuat Tom meradang, egonya terusik mendengar kalimat tersebut membuat dirinya bergejolak tak terima. Pandangan matanya menggelap, aura kelam seketika mengisi seluruh penjuru ruangan membuat bulu kuduk siapa saja berdiri seketika.

"Kau mulai berbuat nakal rupanya." Desisnya di telinga Harry. Tanpa peringatan Tom membawa tubuh keduanya ber-apparate, meninggalkan kerumunan tersebut dengan sejuta tanda tanya.

***

Harry dapat merasakan tubuhnya melayang di udara sejenak sebelum kemudian mendarat di tempat tidur yang empuk. Tom mengajaknya ber-apparate ke sebuah ruangan, sebuah ruangan yang tampak tak lagi asing baginya, kamar pribadi milik Tom.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now