17

2.1K 334 28
                                    

Warning!
Bab ini mengandung sedikit konten dewasa.

OoOoOoOoOo

"Aku tidak pernah menyangka hidupku akan serumit ini. Jatuh hati pada sosok yang publik cap sebagai musuhmu sendiri tidak semudah kelihatannya." Harry ingin mengatakan sebuah kejujuran pada Tom, dia tahu Tom tidak suka dibohongi, Harry ingin memulai menghargai pendapat Tom dan Harry berharap Tom akan belajar menghargai pendapatnya. Hari ini, bertepatan dengan tanggal 10 September Harry mulai mengungkapkan apa yang dia rasa pada Tom.

"Kau terlalu dini untuk menyimpulkan jatuh hati padaku Harry." Jawab Tom sambil mengelus lembut rambut Harry yang kini berbaring nyaman di dadanya. Danau Hitam kini menjadi spot terfavorit keduanya, sunyi, sepi, dan damai. Memberikan keduanya cukup waktu untuk bercakap-cakap secara nyata tanpa melalui perantara buku harian Riddle.

"Kau salah Tom, aku tahu betul apa yang aku rasakan padamu. Aku tahu masa lalu mu, aku tahu dirimu yang lain, aku tahu rasa benci mu, aku tahu segala lukamu, dan aku tak peduli semua itu. Aku jatuh hati padamu tidak peduli bagaimana pun dirimu, tanpa syarat Tom." Balas Harry dengan suara lembut. Harry mengangkat wajahnya dan mensejajarkan tepat di atas wajah Tom, memandang wajah rupawan yang kini terlihat lebih menawan. Jari-jari Harry bergerak pelan menelusuri dada hingga pipi remaja yang lebih tua. "Hanya jangan paksa aku untuk menjauh, Tom. Aku tidak peduli dengan label yang kau berikan pada hubungan kita, hanya satu permintaanku, tolong jangan kau hunus hatiku nanti Tom. Aku masih memiliki batas Tom untuk bertahan." Ucap Harry lembut sambil membelai pipi Tom yang kini mulai memunculkan rona merah.

Cup, dia mengecup bibir Tom.

"Bisakah kau beri aku sedikit aba-aba sebelum menciumku, Harry?" Kekeh Tom. Sama seperti waktu-waktu sebelumnya, Tom akan selalu terdiam kamu saat Harry mencium atau memeluknya secara tiba-tiba, dia masih asing dengan sentuhan fisik yang menghangatkan rongga dadanya dan menutupi sedikit lubang menganga dalam hatinya.

Harry memasang raut wajah berfikir, lalu tersenyum jahil. "Mmmm aku rasa tidak."

Sialan kenapa Harry sangat menggemaskan?!

Cup, Harry kembali mengecup bibir Tom tapi sebelum dia sempat melepas tautan bibir keduanya Tom sudah lebih dulu menekan tengkuk Harry memperdalam ciuman keduanya. Tom menjilat bibir bawah Harry merasakan tekstur lembut nan basah dari bibir adiktif itu, puas menjilat Tom memberanikan dirinya meraup bibir atas dan bawah Harry merasakan rasa manis dan candu dari dua belah bibir kenyal Harry, memasukkan lidahnya pada mulut Harry yang terbuka mengabsen seluruh isi di dalam mulut remaja 14 tahun yang memerah malu.

"Nghh Tom!" Protes Harry. Dia kekurangan udara karena terlalu terlena ciuman menakjubkan Tom. "Tomhh lepas!" Tom kemudian melepaskan tautan keduanya menyisakan juntaian saliva yang tampak panas menuruni dagu Harry.

"Belajar untuk membalas ciumanku Harry." Ucap Tom. Harry memerah sempurna mendengar kalimat itu keluar dari bibir manis Tom, dia malu, tapi rasa bibir Tom benar-benar memabukkan. Harry tidak tahu bila Tom pandai berciuman.

"Ajarkan aku Tom."

Tom menyeringai, secepat kilat dia kembali mengklaim bibir Harry. "Balas lumatan ku Harry." Sesuai instruksi yang Tom berikan Harry mencoba mengimbangi pergerakkan bibir Tom melumat bibir atas dan bawah yang mengantarkan Harry pada rasa asing di perutnya, perutnya seakan tergelitik jutaan kupu-kupu.

"Bernafas menggunakan hidungmu Harry dan jangan lepaskan bibirku." Instruksi Ton di sela lumatan keduanya. Tom menggerak-gerakkan kepalanya mencari posisi paling nyaman untuk mencium Harry, dia kembali memasukkan lidah tak bertulang kedalam mulut Harry yang hangat dan basah. "Nghh Tom." Harry yang masih memejamkan mata mengalungkan tangannya pada leher Tom, fuck rasanya sangat nikmat.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now