39

2K 268 32
                                    

Libur natal sudah usai dan kini Harry sudah kembali ke Hogwarts bersama siswa-siswi lainnya. Suasana great hall malam ini sungguh ramai dan meriah, kabar kematian Umbridge disambut baik oleh seluruh penghuni Hogwarts rupanya, termasuk para guru yang mengajar.

Semester ini bangku Kepala sekolah dan pengajar pertahanan ilmu hitam resmi kosong, Dumbledore pun belum kembali pasca tuduhan yang dilayangkan oleh Kementrian Sihir padanya perihal masalah 'kudeta' yang konon katanya akan Dumbledore lakukan.

"Harry, menurut mu posisi kepala.sekolah dan pengajar pertahanan terhadap ilmu hitam akan diisi oleh siapa?" Tanya Terry salah satu teman satu asramanya yang duduk tepat di sebelahnya.

Harry menggeleng pelan, dia tak tahu perihal masalah tersebut. Dialihkan pandangannya ke arah meja guru, posisi yang biasanya ditempati Dumbledore masih kosong, begitupun bangku pengajar pertahanan terhadap ilmu hitam yang kerap kali berganti di setiap tahunnya.

"Tak tahu." Jawab Harry sembari mengangkat bahunya tak peduli, asalkan seseorang yang akan menempati posisi itu nanti tak memiliki sifat yang sama seperti wanita kodok itu.

Membahas perihal kematian Umbridge, Harry sama sekali tak mengetahui fakta menarik mengenai peristiwa tersebut kecuali perihal pena darah, jujur saja dia malas untuk tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Umbridge, bahkan kematiannya. Harry tak memungkiri fakta bahwa dia turut bahagia akan peristiwa tak terduga tersebut, dia juga bingung bagaimana caranya untuk memberikan respon yang paling tepat. Apakah Harry harus berterimakasih pada Voldemort atau justru menegurnya?

Samar-samar dari tempatnya duduk Harry dapat mendengar percakapan beberapa siswa Hufflepuff dan Gryffindor tentang kematian Umbridge, benar-benar kabar gembira.

"Ayahku bekerja di Kementrian dan ayahku bilang saat hari kematian Umbridge muncul tanda kegelapan di sekitar area Kementrian Sihir dan juga di pergelangan tangan Umbridge." Ucap salah satu siswi Hufflepuff yang tak Harry ketahui namanya.

Oh ya? Namun Harry tak membaca apapun perihal tanda kegelapan itu di surat kabar manapun, ironis, meski dengan bukti jelas di depan mata Kementrian Sihir masih saja mengelak.

"Lalu kenapa hal itu tidak dimuat di surat kabar?" Tanya teman gadis Hufflepuff itu yang dijawab dengan sebuah gelengan kecil. "Mungkin pihak Kementrian tak mau membuat semua orang dilanda kepanikan." Balasnya.

Dari tempatnya duduk Harry menyeringai kecil, wajahnya pun menunduk dengan sebuah gagasan yang muncul di kepalanya. 'Atau mungkin mereka terlalu pengecut untuk menghadapi kebenaran.'

Ting ting ting. Dari depan sana McGonagall mendentingkan gelasnya menggunakan sebuah sendok.

"Selamat malam dan selamat datang di semester baru. Beberapa hari lalu Dunia Sihir menerima sebuah kabar duka yang pastinya membuat kalian semua kaget, Professor Umbridge ditemukan tewas di salah satu ruangan di Kementrian Sihir." Ucap Mcgonagall dengan intonasi datar, tak ada sedikitpun nada menyesal atupun sedih dalam kalimatnya. Tak bisa mengelak, bahkan McGonagall pun sama senangnya seperti Ron atas kejadian tak terduga ini.

"Oleh sebab itu, posisi Kepala Sekolah dan pengajar pertahanan terhadap ilmu hitam terpaksa kosong, namun beruntungnya baru-baru ini Kementrian Sihir memutuskan untuk kembali mengangkat Professor Dumbledore sebagai Kepala Sekolah Hogwarts." Lanjut McGonagall yang sontak membuat seluruh anggota rumah Gryffindor bertepuk tangan.

"Professor Dumbledore." Panggil McGonagall, dengan efek yang sedikit dramatis Dumbledore perlahan masuk pintu utama, perawakannya masih sama tak ada perubahan, masih dengan jenggot putih yang panjang. Dumbledore tersenyum tanpa beban sebagai salam, tangannya melambai sebentar sebelum dirinya mendudukkan diri di kursi yang selalu dia tempati dulu.

AMORTENTIAKde žijí příběhy. Začni objevovat