07

2.2K 349 38
                                    

"abcdefg" Dialog
'abcdefg' Mind
:abcdefg: Parseltongue

OoOoOoOoOo

Waktu terasa sangat lambat berlalu. Hermione dan Draco masih berjalan dengan segala persepsi negatif mengenai Harry dan kamar rahasia. Mata mereka berdua selalu tertuju ke arahnya dan mengawasinya, ah jangan lupakan gadis bungsu Weasley juga.

Jangan lupakan nyawanya hampir melayang karena bludger sialan yang hampir mengambil ketentraman nyawanya. Demi Merlin, siapa manusia sialan yang memantrai bludger untuk meremukkan tulangnya? Harry hanya mampu menghela nafas.

"Harry, bolehkah aku sedikit bertanya padamu?" Itu Hermione, gadis itu sudah mulai menyapa Harry lagi.

"Tentu." Tanpa membuang banyak waktu keduanya berjalan beriringan menuju Danau Hitam.

"Dan apakah itu?" Harry membuka pembicaraan. Keduanya telah tiba di Danau Hitam dan beristirahat sejenak, terduduk dengan mata berbeda warna yang menatap lurus ke depan menatap percikan-percikan kecil di air.

"Apakah kau ingin menuntut jawabanku atas terbukanya Kamar Rahasia itu karena beberapa pertanyaan ku waktu itu?" Hary terkekeh sinis.

"Harry..." Hermione tertegun, Harry tak pernah se sarkas ini padanya. Hermione tahu Harry pasti sangat tertekan dengan segala persepsi negatifnya tentang Harry.

"Maafkan aku." Hermione tertunduk malu penuh penyesalan.

"Untuk apa? Bukannya kau mau mengintrogasi ku mengenai terbukanya kamar rahasia? Jadi untuk apa kau minta maaf?" Harry memang setenang air, saat tak ada yang mengganggu dia akan terlihat sangat tenang dan saat seseorang melempar batu dia akan melawan dengan tekanan yang dimilikinya.

"Maaf, maafkan aku Harry. Aku hanya terlalu panik. Maksud dari kalimat musuh sang pewaris adalah muggleborn." Hermione mulai terisak di samping Harry dengan kepala yang masih tertunduk.

"Apakah kau pikir aku akan setega itu pada seseorang yang aku anggap teman?" Harry masih memandang air danau yang tenang, maniknya penuh kekecewaan dan kesedihan merasa terkhianati.

"Tidak."

Harry bangun dari duduknya, menepuk tangan dan bagian belakangnya.

"Apakah obrolan ini sudah selesai? Jika begitu aku akan pergi, masih banyak hal yang harus aku lakukan." Harry melenggang pergi meninggalkan Hermione yang masih terduduk dalam penyesalan.

"Harry...."

***

Draco selalu mengikutinya akhir-akhir ini, menguntit Harry seperti seorang maniak, dan itu sangat mengganggu. Harry mengangkat cermin nya dan kemudian menyeringai.

"Aku kau di sana Malfoy. Apa mau mu?" Draco perlahan keluar dari balik persembunyiannya.

"Apa mau mu?" Harry kembali bertanya tanpa sedikitpun senyum terukir di wajahnya. Krisis kepercayaan, Harry tidak pernah berkata bohong tapi mereka masih meragukannya.

"Aku minta maaf Harry, maafkan aku tolong." Anak laki-laki yang lebih tinggi menundukkan sedikit wajahnya menatap manik hijau yang mendongak ke arahnya.

"Kau sudah puas dengan segala spekulasi dan persepsi buruk mu tentangku Malfoy?"

Draco tak menjawab, binar cerah di mata abu kebiruan nya memudar.

"Kenapa?" Harry kembali bertanya.

"Aku menyesal Harry, saat itu aku benat-benar kalut. Aku hanya takut bila benar kamu yang membuka kamar rahasia itu dan berakhir di Azkaban, aku tak ingin itu terjadi. Maafkan aku, aku benar-benar menyesal, dan tolong kembali lah memanggil aku Draco atau apapun asal jangan nama belakangku." Draco memegang lembut tangan Harry, dia menenggelamkan wajahnya yang sudah memerah dengan sedikit air mata di sudut matanya ke pundak Harry dan menangis pelan di sana.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now