25

2K 296 7
                                    

Pagi itu Harry terbangun sendirian dalam balutan selimut yang  menutupi tubuhnya sampai ke dada, tak ada rasa tak nyaman karena keringat semalam tubuhnya sudah bersih keseluruhan, mungkin Tom membersihkannya dengan mantra pembersih. Pagi itu tak ada sedikit pun tanda keberadaan Tom di sana, kamar tidur, kamar mandi, ruang bersantai, tak ada. Harry hanya menemukan sepucuk surat atas nama Tom di nakas dekat ranjang.

My Little Serpent

Bila kau telah menemukan surat ini itu artinya aku sudah tidak lagi berada di Hogwarts, namun bisa aku pastikan kita akan berjumpa lagi Harry,  hanya sebentar saja.

Aku menyediakan semua hal yang bisa kau pelajari untuk tes kedua, kau bisa menemukannya di atas meja kerjaku atau carilah sesutau di Kamar Rahasia Salazar Slytherin, itu akan sangat berguna untukmu. Aku yakin kau tahu bagaimana cara untuk bisa masuk ke Kamar Rahasia bukan? Telusuri lebih dalam, kau akan menemukan perpustakaan berisi buku-buku hebat dan kuno di dalamnya.

Yours,

TMR

Harry merasa terkhianati, dia ditinggalkan untuk kedua kalinya oleh orang yang dia cintai, pertama kedua orang tuanya dan sekarang Tom. Benar apa yang selalu Tom katakan, dia itu naif, remaja yang begitu naif yang dengan cintanya mampu mengalahkan logika. Dia melupakan masa lalu kelam Tom dalam sekejap mata, menumpuknya dengan ribuan kenangan semu sebagai pijakan, lalu jatuh hingga ke dasar.

Rasanya sesak bukan main, jantung Harry seperti di peras oleh sesuatu yang tak kasat mata setiap kali mengingat semua kenangan tentang Tom, bagaimana mereka bertemu dan bagaimana Tom meninggalkannya. Sialan! Cinta pertama memang selalu tidak berjalan mulus, dan terkadang berakhir tragis.

Harry kira sekat pembatas hubungan benci dan cinta mereka sudah hilang, ternyata tidak sama sekali.

Mungkin untuk sekarang Harry harus memfokuskan dirinya pada tes kedua yang akan digelar bulan Februari nanti, melupakan sejenak kisah cintanya dan memproritaskan turnamen Triwizard.

Januari, 12, 1994 Harry mulai bangkit dari keterpurukkan nya. Aquila sempat khawatir tentang keadaan mental Harry, terkadang Harry menangis tanpa suara di malam hari, namun sejak saat itu tak ada lagi tangisan tanpa suara yang memilukan. Harry mulai berinteraksi seperti biasa, menyapa dan menjawab dengan intensitas ala kadarnya.

Akhir januari Harry telah mampu mempraktekan beberapa mantra yang dapat dia gunakan untuk bertahan hidup di tes kedua, Bubble-Head Charm contohnya. Adapun beberapa mantra yang dia dapatkan dari perpustakaan Slytherin, men tranfigurasi kan tubuh menjadi makhluk ber-insang atau sesuatu yang bisa bertahan di dalam air berjam-jam terutama, Harry mengartikan bahwa sesuatu itu adalah ular laut. Alternatif lainnya adalah gillyweed, tanaman mirip rumput laut yang sedikit langka, beruntungnya Harry sudah mendapatkan tanaman langka itu berkat bantuan Snape dengan suka rela sebagai alternatif bila dia belum menguasai transfigurasi manusia yang sedang dia pelajari.

Prihal Snape uang dengan suka rela membantunya, saat itu Snape menahannya di akhir kelas Ramuan dan bertanya tentang tes kedua, Harry menjawab bahwa dia akan menggunakan gillyweed sebagai pilihan terakhir dan tanpa diminta Snape menawarinya jasa untuk mendapatkan tanaman langka tersebut. Namun ada yang aneh dari perilaku Master Ramuan kebanggan Hogwarts itu, netra hitam kelamnya selalu menatap ke arah mata hijau warisan ibunya, begitu dalam dan terpancar banyak perasaan yang tak mampu dijelaskan, seperti sedih dan menyesal.

Sudahlah, yang terpenting Harry sudah mendapatkan gillyweed yang dia mau.

***

Harry jadi lebih sering menghilang, hal tersebut yang Draco lihat dan rasakan, temannya itu entah karena apa terlihat sayu dan layu. "Harry kau kenapa?" Tanyanya khawatir, walau raga Harry tepat berada di sampingnya namun jiwanya berkelana entah kemana, Draco khawatir.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now