06

2.4K 375 21
                                    

'abcdefg' Mind
:abcdefg: Parseltongue
"abcdefg" Dialog

OoOoOoOoOo

Sejak beberapa hari terakhir ini Harry mulai mendengar suara desisan ular. Saat Harry bertanya pada teman seasramanya, Terry Boot, Isabel McDougal, Michael Corner, Padma Patil, semuanya menjawab dengan jawaban yang hampir identik. Semuanya mengatakan mereka tak pernah mendengarkan apapun dengan wajah penuh kerutan dahi dan sedikit kengerian.

Harry sangat sadar bahwa suara misterius itu berasal dari seekor ular, seekor ular yang haus akan membunuh. Desisan nya mematikan seakan meminta korban. Alasan lain dari keyakinan Harry tentang suara misterius itu adalah Aquila juga dapat mendengarnya namun tak mau menjawab pertanyaan Harry tentang asal suara itu.

Dia telah membaca beberapa buku mengenai sejarah keempat pendiri Hogwarts, tentang Salazar Slytherin dan tiga lainnya. Salazar adalah seorang Parselmouth begitupun keturunan-keturunannya. Saat Harry membaca bagian tersebut alisnya menukik tajam penuh dengan kebingungan, dia adalah seorang Potter dan Potter tak memiliki garis Slytherin sedikitpun. Salazar marah dengan tiga yang lain, perbedaan persepsi yang cukup berbahaya, dia pergi meninggalkan sebuah kamar rahasia bersama peliharaannya. Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa kamar itu benar-benar ada, beberapa tim riset terus mencari kamar tersebut dan berakhir buntu.

Slytherin, banyak pertanyaan yang hadir di kepala cantik Harry Potter. Tentang bagaimana dirinya yang mampu berbicara dengan ular, tendang dirinya dengan obsesi dan ambisinya, tentang topi penyortiran yang lebih dulu berkomentar tentang Slytherin, dan banyak lainnya. Draco Malfoy, dia seorang Pureblood dan seorang Slytherin, dia pasti tahu sesuatu tentang kamar rahasia itu.

***

"Draco." Harry memanggil pelan nama si pirang.

Saat ini adalah akhir dari kelas transfigurasi oleh McGonagall. Saat jam berakhir, Harry dengan cepat melangkahkan kaki jenjangnya kehadapan Draco.

"Ya Harry?" Draco tersenyum samar ke arah Harry. Dia tak menyangka Harry akan menemuinya secepat ini.

"Errr bolehkah aku sedikit bertanya?" Raut wajah lelaki yang lebih kecil terlihat sangat kebingungan dan terlihat sangat lucu untuk diperhatikan. Sontak Draco tertawa pelan agar tak melunturkan citra anggun miliknya.

"Tentu saja Harry, banyak pun tak apa." Draco masih tertawa kecil melihat anak laki-laki seusianya yang sedang memilin lengan bajunya.

Harry sontak mengangkat wajahnya dan memandang wajah Draco saat namanya di panggil dengan nada lembut. Dengan senyum yang mengembang di bibir, Harry menggandeng tangan Draco menuju danau hitam.

"Dray?" Harry tak tahu kenapa tapi udara disekitar terasa canggung.

"Ia Harry, tanyakan saja tak usah malu atau pun takut." Kekehan si pirang menggema di udara mengusir kecanggungan di antara keduanya.

"Emm, apakah kau tahu sesuatu tentang kamar rahasia?" Manik hijau jernih milik si raven membesar dengan binar penuh keingintahuan.

"Kau benar-benar seorang Ravenclaw ya Harry." Draco berdiri dari duduknya, tangannya yang bebas mengambil sebuah batu dan melemparnya ke danau menciptakan riak air dan suara-suara.

"Tentu aku adalah seorang Ravenclaw dengan jubah birunya." Harry terkekeh pelan dan menatap ke arah Draco yang masih sibuk dengan batunya.

"Setidaknya kau tak idiot seperti Lockhart." Harry tertawa keras, tubuhnya berguling-guling di rumput sesaat setelah Draco menyerukan penghinaan kepada guru DADA mereka.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now