10

2.2K 368 25
                                    

Racun Basiliks adalah salah satu dari racun yang sangat berbahaya di dunia khususnya untuk dunia penyihir. Perlu diketahui bahwa satu tetes racun Basiliks lebih mematikan dari pada racun ular laut atau ular taipan yang notabene dinobatkan sebagai ular dengan racun paling mematikan di dunia, versi Muggle. Satu tetes dari racun Basiliks dapat membunuh ribuan nyawa dalam hitungan menit dengan reaksi paling menyakitkan. Lalu apa yang harus Harry lakukan untuk bertahan hidup dari ular ganas itu? Semoga saja keberuntungan Harry masih berlaku untuk hari ini.

Harry memikirkan beberapa hal mengenai karakteristik ular. Ular itu bisa melihat walau dalam kondisi cahaya yang sangat terang dan menyilaukan, ular itu peka terhadap suara saat indra penglihatannya tidak bisa digunakan, jadi Harry hanya perlu untuk tidak bersuara bukan?

Sialan! Kenapa Tom mempersulit hidupnya?

Sekarang Harry hanya bisa mengandalkan jiwa Gryffindor nya, bertindak tanpa pemikiran matang. Harry hanya berharap, semoga dia masih bisa bernafas.

Gendang telinga Harry menangkap suara burung yang tidak asing, suara burung Phoenix milik Dumbledore, Fawkes. Dapat Harry lihat bulu ekor dan sayap terbentang indah berwarna merah milik Phoenix mendekati lokasi dia berdiri.

Topi penyortir, untuk apa? Topi tidak bisa membunuh ular itu astaga. Tunggu, ada sesuatu yang berkilauan.

"What the hell?" Itu pedang Gryffindor, peninggalan Godric Gryffindor. Terimakasih Prof. Dumbledore atas sedikit bantuannya.

Tanpa pikir panjang Harry segera menarik pedang legendaris itu dari sarungnya (topi penyortir), sejenak Harry meluangkan waktunya memandang pedang indah yang sekarang tepat berada di tangannya.

Harry lupa sesuatu, ularnya!

Basiliks masih diam ditempatnya meraba-raba dalam kegelapan abadinya mencari hangat tubuh Harry dan suara asing yang bergema di udara.

"Bombarda Maxima" Suara ledakan menggema di udara seiring hancurnya objek yang coba Harry hancurkan. Atap Harry mencoba menghancurkan atap di atas si ular yang beberapa saat tadi masih mendongak penuh arogansi mencari jejak-jejak keberadaan Harry.

Basiliks memekik keras merasakan sedikit ujung tubuhnya yang tertimpa batu.

"You brat!" Tom menggeram kearahnya saat mata birunya melihat ular peliharaannya memekik kesakitan tertimpa batu.

"Penawaran ku masih berlaku Tom." Harry mengeluarkan suaranya, tidak begitu besar karena demi Merlin Basiliks itu masih hidup dan semakin menggila karena mendengar suaranya.

"Jangan bodoh Potter, di sini kau yang terdesak." Tom jauh di depan sana akhirnya tertawa sinis yang berbau penghinaan.

Dasar keras kepala, Harry hanya mencoba mencari jalan damai tanpa pertumpahan darah. Satu-satunya jalan adalah dengan cara membunuh ular itu, tanpa adanya ular itu Harry yakin 90% Tom tidak akan mampu berkutik.

Basiliks mulai meronta mencoba melepaskan diri dari timpaan batu di sekitar ekornya, mulutnya mendesis keras dengan darah yang terus mengalir menuruni wajah hingga ke rahang dan jatuh sedikit demi sedikit ke arah lantai.

"Tom, kita dalam posisi yang sama-sama tidak menguntungkan."

"Bukannya kau yang dalam posisi terjepit Harry?" Tom berujar santai. Percuma mencoba berdiskusi dengan Tom, dia bebal dan keras kepala.

Mata Harry melotot, Basiliks kini bebas. Tanpa pikir panjang Harry berlari kencang menuju terowongan yang tampak seperti saluran air dengan pedang Gryffindor yang ia genggam erat.

'Jangan bersuara Harry.' Harry terus mengingatkan dirinya agar tidak melakukan hal ceroboh mengeluarkan suara yang akan memancing perhatian Basiliks. For Godric's sake! Dilihat dari dekat Basiliks tampak sangat menyeramkan, untung saja matanya sudah tak berfungsi.

AMORTENTIAWhere stories live. Discover now