Kenapa harus meminta maaf?

131 78 20
                                    

"Aku tidak bisa melakukan ini ayah, tolong jangan paksa aku!!" Bentak seorang anak muda.

"Jangan membuatku menyakitimu lagi, turuti ayah!!" Balasnya.

"TIDAKK!!AYAHHHH!!"

"Ini demi kebaikan mereka nak, kamu ingin menyelamatkan mereka bukan? Kumohon sekali ini saja turuti ayah, ayah tidak mau kehilanganmu ataupun orang terdekat ayah." Isak lelaki tua tersebut sambil menarik lengan anak tersebut dengan paksa masuk kedalam hutan.

" Isak lelaki tua tersebut sambil menarik lengan anak tersebut dengan paksa masuk kedalam hutan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Ayah sudah bangun." Kata Hazel dengan iringan isak tangisnya.

Tanpa basa-basi mereka semua langsung masuk ke kamar ayah Hazel dan melihatnya yang sedang apa itu? Entahlah mungkin melamun?

"Suamiku..bagaimana keadaanmu?" Tanya Mama Ella lembut.

Anehnya suaminya tidak menjawab pertanyaan dari sang istri. Dia tetap memandang jendela kamar yang menyajikan pemandangan malam dengan bulan purnama yang seharusnya indah.

Ella yang menyadari situasi itu langsung menyuruh semua orang kecuali dia dan suaminya untuk keluar kamar.

"Jangan," Ucap ayah Hazel.
"Biarkan Hazel dan aku saja yang tinggal di ruangan ini." Sambung ayah Hazel sambil terus menatap keluar jendela kamarnya.

Ella mengalah dan membiarkan putrinya beserta suaminya berada di ruangan tersebut. Dia hanya berfikir mungkin ini yang terbaik untuk kondisi suaminya saat ini. Dia pun berbalik dan menutup pintunya dari luar.

Hazel yang merasa sangat dipentingkan dalam kondisi ayahnya yang seperti sekarang ini tentu saja langsung duduk dengan manis di kursi yang terletak di tepi kasur tempat ayahnya berbaring.

Ayah Hazel mencoba menggenggam tangan putrinya itu. Hazel yang mengetahui hal itu, langsung bertanya,

"Ada apa ayah?" Tanya Hazel dengan penuh perhatian kepada ayahnya.

Tanpa disadari lelaki paruh baya itu mengeluarkan air mata dan mulai menangis tanpa bersuara. Isakannya benar-benar menyayat hati. Hazel kaget bukan main melihat hal tersebut di dalam hatinya.
Bagaimana tidak lelaki yang telah menemani hari-hari dalam hidupnya. Selalu ceria memberikan canda tawa, ternyata bisa serapuh ini, bahkan beliau menangis sekarang dihadapannya. Seberat apa Masalah yang telah ditanggung oleh beliau sampai-sampai air matanya yang berharga dikeluarkannya di saat seperti ini.
"Maafkan ayah nak." Ucap ayah Hazel berat.

Hazel masih terdiam, sesaat kemudian dia kembali tersenyum lalu membalas ayahnya kembali,

"Untuk apa ayah?" Tanyanya lembut.

Tiba-tiba, Hazel merasakan sengatan di dalam otaknya, semuanya kembali seperti flashback. Memori ini ditampilkan saat ayahnya berjalan menuju hutan untuk mencari cacing.

Hazel melihat ayahnya yang mengeluarkan sekop dan menggali tanah untuk mencari cacing di dalamnya. Setelah itu Ayahnya menyimpan cacing-cacing tersebut di dalam kaleng yang beliau bawa. Dia tersenyum melihat banyaknya cacing yang ditemukannya.

Namun, di tengah kebahagiaan ayah Hazel, tanpa ada tanda apapun angin besar mulai menerpa wajah ayah Hazel.
Hazel sendiri yang sekarang menjadi seperti pengamat merasakan kemerindingan yang amat sangat pada lubuk hatinya. Tunggu....situasi ini. Situasi....ini sama seperti keadaannya pada saat berada di alam mimpinya. Iya benar! Di mimpi buruk itu, mimpi yang terus-terusan berulang pada dirinya.

Hazel yang sudah mempunyai firasat buruk mencoba berteriak pada ayahnya. Namun, nihil dia hanya menjadi pengamat di memori ini. Lalu dari belakang tubuh ayah Hazel munculah sesosok bertudung hitam tersebut. Ukurannya tubuh sosok itu dua kali lebih besar dari apa yang ada di mimpi Hazel.

"Ayahh!!!pergiii ayahhh!" Gerakan mulut dari Hazel yang mencoba berteriak. Tetapi suaranya benar-benar tidak bisa keluar.

Makhluk itu sudah mengeluarkan alat seperti kapak dengan ukuran mata kapaknya yang lebih ramping dan runcing di ujungnya.

"Tidakk..itu Seperti kapak pencabut nyawa." Pikir Hazel dengan mata yang sudah membelalak dan terus berusaha berteriak berharap setidaknya ayahnya mendengarnya.

Tapi nihil, Ayahnya langsung di dorong oleh sosok tersebut tanpa menyentuhnya hingga jatuh ketanah dengan sangat keras. Hazel sendiri yang melihatnya sampai diam tak berkutik dengan air mata yang mengalir dengan deras. Ayahnya mencoba untuk bangkit tetapi, makhluk itu sudah lebih dulu mengangkat tubuh ayahnya yang lemah itu sampai setinggi dirinya lalu melemparnya ke sembarang arah sampai tubuh ayahnya terbentur batang pohon. Mulai dari sini ayahnya dapat melihat sosok tersebut.

"Pergii..kau..dasar..makhluk rendahan."Ucap ayah Hazel menantang sambil berdiri untuk segera berlari, meskipun terpincang-pincang menjauh dari makhluk itu.

Sepertinya makhluk itu terpancing dengan kata-kata ayahnya. Dia mengayunkan kapaknya kesana-kemari mengikuti arah lari ayahnya. Hingga saat sudah dekat...

Srak.....
Kaki ayahnya berhasil dilumpuhkan oleh makhluk itu.

Hazel yang melihatnya langsung berteriak tanpa bisa mengeluarkan suaranya dan terduduk tidak berdaya melihat ayahnya melemah. Sebelum makhluk itu mengayunkan kapak nya kembali. Tiba-tiba terdengar suara seseorang laki-laki sepertinya Itu ayah Reza yang mencari ayah Hazel. Seperti dugaan Hazel, ayah Reza yang menemukan ayah Hazel seperti itu langsung berlari panik, melihat kondisi ayah Hazel yang berkeringat banyak, dan menjadi semakin pucat.

Hazel yang melihat hal itu hanya bisa menangis,dia menatap ayahnya dengan pandangan tak percaya. Hazel merasakan perih yang amat sangat dalam hatinya. Melihat ayahnya dalam kondisi seperti itu, tentunya membuat hati Hazel sangatlah pilu.

Tiba-tiba kepala Hazel pusing lagi dia merasakan tubuhya tertarik. Sekejap mata kemudian, raganya seperti kembali dan ketika membuka mata dia menatap ayahnya dengan kosong dan air matanya yang telah mengalir tanpa henti.

"Ayah...ingatan apa yang kulihat tadi?" Ucap Hazel menahan tangis. Ayahnya yang mengerti hal itu, langsung memeluk putrinya di posisi berbaring itu. Hazel hanya bisa menangis tersedu-sedu. Ayahnya mengusap dan menepuk punggung putrinya dengan harapan tangisan putrinya bisa mereda, sedetik kemudian ayahnya berkata,
.
.
.
.
"Maaf jika nanti ayah tidak bisa menyelamatkanmu." Ucap ayah Hazel sambil mengusap tangan mungil Hazel dengan lembut dan memeluknya.

___________________________________________

Catatan dari author.

*Perlu diketahui karena alat dari makhluk ini hanya bisa digunakan untuk mencabut nyawa orang saja. Jika terkena pada dada korban atau bagian belakang leher korban maka nyawanya langsung bisa terambil saat itu juga.Jadi ketika benda itu mengenai anggota tubuh yang lain, maka hanya akan mengakibatkan luka yang separah-parahnya adalah patah tulang karena goresannya yang "gaib". Seperti yang dialami oleh ayah Hazel*

*, JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT YA!❤️❤️
~Delzy1

When You Lost ItDonde viven las historias. Descúbrelo ahora