Dunia baru untukmu

53 37 27
                                    

Setelah menghabiskan air tersebut gadis itu kemudian mendengar suara dari beberapa langkah kaki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menghabiskan air tersebut gadis itu kemudian mendengar suara dari beberapa langkah kaki.

Gadis itu mendongak, melihat perempuan yang semula duduk di kasurnya kini berdiri tegak dan mengaitkan tangannya di depan. Begitu pun dengan beberapa perempuan lain yang berpakaian serupa dengannya. Mereka tersenyum, menatap ke depan, mata mereka berbinar. Pipi mereka seolah menjadi merah merona. Gadis itu jadi mengira, di posisi manakah dia saat ini, apakah dia perlu berdiri dan menyambut seseorang ini layaknya perempuan-perempuan yang ada disini?

"Apa ini, seperti penyambutan seorang raja saja." Pikir gadis itu, kemudian mencoba untuk berdiri, sebelum akhirnya merasakan nyeri yang amat sangat dari belakang punggungnya.

"Aw, ternyata belum sembuh juga lukanya." Pikir gadis tersebut. Tetap mencoba untuk berdiri walaupun tertatih-tatih. Karena dia merasa tidak enak hati. Dia harus berperilaku baik disini.

Setelah itu, beberapa pemuda datang lalu berhenti dan memberikan salam. Semua perempuan disana membalas salam mereka diikuti oleh gadis tersebut yang menunduk dengan kikuk, kebingungan.

Tap.

Tap.

Tak lama kemudian orang itu datang.

Kedatangannya disambut oleh salam dari semua orang di pondok kesehatan di sana. Disaat menunduk itu, gadis tersebut mencoba mendongak sedikit.

Benar, seseorang inilah yang pernah dijumpai oleh gadis itu di depan pemakaman ibunya. Orang yang sama juga telah memberinya kartu nama di hari setelah kematian ibunya.

Memang benar, orang tersebut tidak salah lagi.

Pria itu mengangguk dan menginstruksikan mereka untuk kembali berdiri tegap dihadapannya. Setelah itu orang tersebut menoleh ke arah gadis itu dan tersenyum kemudian bertanya ke perempuan yang ada disampingnya.

"Bagaimana keadaan nona Wicaksono, Mbak Rita?"

Perempuan tersebut menatap pria itu dan tersenyum lalu membalas,
"Tuan, nona baik-baik saja, lukanya telah tertutup oleh obat-obatan yang telah di buat oleh pondok kami. Kami berharap pemulihan yang cepat untuk luka nona." Ucapnya.

Pria itu mengangguk lagi kemudian pembicaraan di antara keduanya berlanjut.

Sedangkan gadis tersebut hanya bisa menoleh ke arah lain dan bertingkah seakan-akan tidak mendengar apapun. Jujur canggung sekali rasanya, apalagi setelah dia mengingat beberapa momen disaat pria ini datang ke pemakaman ibundanya. Sungguh beberapa hal membuat dirinya bertanya-tanya. Dia pun juga berharap bisa bertemu kembali dengan pria yang ada dihadapannya kini untuk mengetahui jawaban dari kejadian-kejadian janggal yang telah dialaminya. Mungkin saja dia bisa mendapat pencerahan.

Setelah itu Hazel sedikit menoleh ke arah kedua orang tersebut untuk sekedar melihat situasi. Perempuan yang mengobrol dengan orang tersebut kemudian menundukkan kepalanya lalu berjalan keluar dari pondok sambil membawa nampan berisi mangkuk dan gelas kotor.

When You Lost ItWhere stories live. Discover now