Malam Perekrutan

50 36 74
                                    

Tap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tap..

Tap..

Untuk sesaat Hazel nampak ragu-ragu dalam berjalan diantara barisan murid-murid tersebut.

Apalagi gadis itu tidak memakai karet gelang seperti remaja disekitar mereka. Tentu saja, hal itu menarik perhatian beberapa orang yang ada di sekelilingnya. Haha, sungguh gadis itu hanya bisa membalas dengan senyuman canggung.

"Apa bagusnya sih jadi murid baru?" Ketus salah satu gadis yang tiba-tiba berhenti di depan Hazel.

Hazel berhenti, menegakkan tubuhnya, menatap gadis di depannya kini dengan kening berkerut, tidak paham.
"Maaf?" Ucap Hazel singkat.

"Aku bilang apa bagusnya jadi murid baru? Setelah aku lihat kamu memang menjadi primadona disini, sejak kedatanganmu. Hal itu membuatku risih." Jelas gadis itu perlahan mendekat ke arah Hazel, menatap kedua matanya.

Kening gadis itu semakin berkerut, alisnya naik satu. Dia berfikir dalam-dalam tanpa membalas ucapan gadis di depannya tersebut.
"Ada apa dengan gadis ini?" Pikirnya keheranan.

Gadis itu menunjukkan jarinya ke arah beberapa pemuda di pojoknya. Kemudian tatapannya kembali ke arah Hazel.
"Lihat mereka? Pemuda-pemuda itu tertarik kepadamu."

Hazel mencoba menengok, melihat pemuda bernama Dimas di kumpulan pemuda yang ditunjuk gadis tersebut.

Di saat yang bersamaan sebagian besar dari mereka mulai tertarik mendengar percakapan mereka berdua. Hal itu jujur membuat Hazel malu.

Sesaat kemudian dia menunduk, menghela nafas. Hazel kembali menghadap ke arah gadis di depannya. Menatapnya tajam.
"Nona, apa yang sebenarnya ingin anda bicarakan?" Ucap Hazel mencoba bersabar.

Tangan gadis itu berganti menunjuk ke kepala Hazel. Membuat Hazel terkejut bukan main.
"Aku harap kamu bisa serius belajar dan tidak menjadi beban karena memanfaatkan ketenaranmu di sini."

Hazel terdiam untuk sesaat. Mencoba untuk mengatur emosinya. Sampai pada saatnya telunjuk gadis di hadapannya kini menyentuh kening gadis itu. Dengan cepat Hazel menangkap tangan gadis tersebut dan menjauhkannya dengan kasar dari keningnya itu.

"Aw!" Pekik gadis di hadapannya mencoba meraba jari telunjuknya lembut.

Hazel berjalan mendekati gadis itu.
"Dengar nona, aku tidak mengenal anda dan aku tidak mengerti mengapa anda mencoba mempermalukanku di hadapan orang-orang saat ini. Namun, anda benar-benar harus menyadari kapan harusnya untuk berhenti." Ucap gadis itu dengan menatapnya tajam kemudian berjalan melintasi gadis tersebut.

Setelah mengambil tiga langkah kedepan, gadis di belakangnya kini tersenyum miris.
"Jadi itu kekuatanmu."

Hazel yang masih bisa mendengar ucapan gadis di belakangnya hanya melirik sesaat sebelum berjalan ke depan untuk menunggu malam perekrutan itu dimulai.
_______________

When You Lost ItWhere stories live. Discover now