Pertanda Kedua

91 62 31
                                    

Reza dan Hazel berdiri di gazebo sekolah tersebut sambil melihat langit dan pemandangan lapangan sekolah mereka yang indah. Apalagi terdapat beberapa grup olahraga seperi voli dan basket yang berada disana.

"Emm..Reza apa yang ingin kamu bicarakan padaku?" Tanya Hazel kebingungan.

"Bagaimana keadaan ayahmu?" Tanya Reza sambil menoleh ke arah Hazel.

"Ah...dia baik-baik saja, dia sedikit-sedikit sudah mau makan." Jawab Hazel sambil menoleh ke arah Reza.

"Syukurlah," Ucap Reza sedikit tersenyum.

Reza yang berada di sebelahnya itu lalu melihat langit yang berwarna biru cerah dengan sangat dalam.

Mata Reza yang berwarna coklat itu bahkan tidak berkedip sama sekali. Dia menatap langit itu dengan pandangannya yang kosong.

"Reza?-"
"Apa aku pantas menjadi sahabatmu?"

Hazel yang mendengarkan hal itu terkejut, apa maksudnya? Dia hanya bisa diam tidak berkutik.

"Apa aku pantas menjadi sahabatmu? Atau...tidak...paling tidak menjadi orang asing bagimu saja? Apakah aku masih pantas?"

Ada apa dengan lelaki ini? Apakah dia sedang ada masalah?

"Hey.....Reza...ada apa denganmu?" Tanya Hazel lembut.

Reza yang semula berdiri memandang langit, berubah dan menghadap gadis tersebut. Tatapannya sayu, matanya mulai berkaca-kaca.

Sekali lagi, Hazel diam, dia tidak bisa mengetahui masalah apa yang dimiliki olehnya. Tetapi, yang Hazel tau tatapan yang diberikan oleh Reza ini sepertinya pernah ia temui.

Tapi, saat apa? Mungkinkah hanya bisa di miliki oleh orang yang putus asa? Ah bukan orang yang jengkel? Sepertinya juga bukan? Lalu apakah...

Orang yang merasa bersalah?

Reza spontan memegang tangan Hazel dan menggenggamnya erat.

"Aku akan berusaha untuk melindungimu Hazel!"
"Reza...."
"Tolong jaga dirimu baik-baik!Hazel!"
"Tentu."

Reza kemudian pergi meninggalkan balkon gazebo sekolah lalu turun menuju kelasnya.

"Ada apa dengannya?"

Kring...(suara bel masuk berbunyi)

"Ah..aku harus segera kembali ke kelas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When You Lost ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang