Pelukan Seorang Dewi

111 69 35
                                    

~Terimakasih selalu ada untuk membaca ceritaku.

-Delzy1

Hazel membuka pintu kamar ayahnya dengan tatapan kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazel membuka pintu kamar ayahnya dengan tatapan kosong.

Perlahan gadis itu memutar kenop pintu dan keluar dengan tubuhnya yang masih lemas dan terguncang.

Setelah selesai menutup pintu secara perlahan, agar tidak mengganggu ayahnya yang sudah tidur. Hazel akhirnya membalikkan badannya dan menoleh,
.
.
.
"Ya tuhan......sepertinya jantungku berdegup dengan kencang lagi." Pikir gadis itu terkejut dengan mata yang sedikit membelalak.

Bagaimana tidak, Keluarga Hazel termasuk Pak Wishnu (ayah Reza) dan Reza melihat gadis itu dengan tatapan prihatin dan berdiri dihadapan gadis itu. Tatapan mereka seolah-olah ingin segera menanyakan,

"Apa yang terjadi?"
"Bagaimana keadaan ayah?"
"Apakah kamu baik-baik saja?"

...dan berbagai tafsiran raut muka yang dilihat oleh gadis itu. Tetapi, raut muka Hazel yang tadinya terkejut berubah menjadi suram. Matanya menjadi sayu kembali.

Hazel sangat tidak suka ditatap seperti ini. Apalagi tatapan mereka sedikit "Mengintimidasi". Membuat Hazel sedikit merasa tidak nyaman.

Dengan cepat Hazel langsung berjalan menuju tangga untuk segera ke kamarnya. Tetapi, sesaat sebelum dia bergerak Ibu Hazel langsung menahan lengan putrinya.

Ibu Hazel dengan lembut mengusap pipi Hazel. Beliau sedikit memajukan wajahnya untuk melihat dengan jelas wajah putrinya yang seperti "baru mendapat kabar buruk".
.
.
Memang benar, wajah Hazel benar-benar kehilangan sinarnya dengan hidung mancungnya yang memerah dan bekas jejak air mata di pipi kiri dan pipi kanannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, putriku?" Pikir Ibu Hazel prihatin, beliau mulai mengusap rambut putrinya dengan lembut dan berniat untuk menanyakan keadaan.

"Hazel..." Lirih Ibu Hazel

Tetapi Hazel segera melepas tangan ibunya.

"Gawat." Pikir gadis itu, matanya mulai menghangat lagi sebentar lagi dia pasti akan menangis.

Pada dasarnya, Hazel tidak tahan ketika rambutnya diusap saat menahan tangis seperti ini.

Perlakuan itu selalu membuat air matanya lolos tanpa seizin gadis itu.

Hazel dengan cepat menundukkan wajahnya dan langsung berjalan ke lantai atas, setelah itu dia menutup pintu kamar dengan kasar.

Brakkkk.....
.
.
.
Hening...

Disisi lain, Ibu Hazel yang melihat hal itu, merasakan hatinya sakit. Beliau memikirkan kenapa putrinya bisa seperti itu, apakah parah sekali kondisi suaminya?

When You Lost ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang