Sosok kedua

49 46 54
                                    

Gadis itu sedikit mengerjapkan mata, sambil menggeliat di kasurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gadis itu sedikit mengerjapkan mata, sambil menggeliat di kasurnya.

Kemudian Hazel melihat adiknya yang masih tertidur lelap di pelukannya. Sembari tersenyum kecil, gadis itu mengusap pucuk kepala Liam.

"Liam...bangun dong, sudah pagi loh" Ucap Hazel pelan tidak ingin mengagetkan Liam yang masih setengah sadar dalam tidurnya.

Liam kemudian mengerjapkan matanya dan melihat wajah teduh kakaknya. Dia membalas tersenyum lalu membenamkan wajahnya di pelukan kakaknya dan memeluknya dengan erat.

"Aduduh...sakit, Liam." Rintih Hazel pelan.

"Sebentar lagi kak." Balas Liam di dalam pelukan kakaknya.

Hazel kemudian tertegun melihat tingkah adiknya. Dia berfikir Liam pasti sangat lelah karena terus menangis, ditinggal oleh ibu pada usia sedini ini. Gadis ini pun kini juga menyadari bahwa mereka menginap sementara di rumah tantenya yang begitu rapi dan indah.

Gadis itu benar-benar ingin menjaga adiknya sekuat yang dia bisa. Dia hanya ingin adiknya tau bahwa dia bisa bergantung pada gadis itu.

"Oke..." Balas Hazel lalu membalas pelukan erat Liam.

Ketika ditengah momen manis tersebut terdengar suara langkah kaki dari tangga. Langkah tersebut semakin dekat dan dengan cepat membuka pintu kamar Hazel dan Liam. Menampilkan sesosok wanita di usia pertengahan 40 tahun yang segar dan cerah.

"Ada yang mau sarapan dengan sandwich daging khas dari Tante?" Ucap wanita tersebut tersenyum manis di bibir pintu tanpa melepas ganggangnya.

Hazel kemudian mengangguk dan memberi tanda jari sekitar "5 menit lagi" dan menunjuk adiknya yang masih tidur.

Wanita tersebut lalu mengangguk mengerti dan berbicara pelan dari pintu kamar.

"Oh oke, take your time, Tante tunggu di dapur." Ucap Tante pelan dan mengacungkan jempolnya lalu menutup pintu kamar Hazel dan Liam secara perlahan.

Setelah seperginya Tante dari kamar mereka berdua, Hazel sedikit menghadap ke langit-langit rumah dan menghela nafas pelan.

Dia masih mengingat bagaimana wajah frustasi Tantenya itu tadi malam. Tangisannya benar-benar membuat hatinya terenyuh sedikit nyeri. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa tantenya dengan nekat membunuh dirinya sendiri dengan meminum alkohol berkadar tinggi seperti itu?

Juga kejadian sewaktu Hazel di mobil itu masih bisa membuat bulu kuduk Gadis tersebut berdiri. Bagaimana bisa berubah secepat itu? Dia yakin sekali yang dia lihat tadi itu pasar malam. Apa karena gadis itu sudah lama tidak pergi ke pasar malam sehingga keinginan tersebut membuat imajinasinya meliar sewaktu di perjalanan itu.

"Ah...gamungkin separah itu sih..." Pikir Hazel sedikit tersenyum, Lucu.

"Kak...." Lirih Liam.

When You Lost ItWhere stories live. Discover now