Kartu Nama

82 56 39
                                    

Hazel bingung dengan ekspresi Pria tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hazel bingung dengan ekspresi Pria tersebut.

"Kenapa beliau seperti berusaha meneliti setiap bagian dari wajahku? Adakah yang salah disini? Jerawatkah?"

Bukan apa, wajahnya memang menenangkan, warna mata yang coklat kekuningan, warna kulit kuning Langsat, rambut hitam legam panjang yang digulung dan bekas luka sayat di dahinya.

"Ah...sepertinya itu sakit" Pikir Hazel.

Namun, posisi ini benar-benar canggung. Tatapan pria tersebut yang dalam di mata Hazel, sontak membuat gadis itu sedikit menolehkan kepalanya ke arah lain untuk menghindari kontak mata dengan pria tersebut yang sudah berlangsung cukup lama.

Reza yang berada disamping Hazel lantas mengeram kesal. Sejak orang itu datang, beraninya Pria tersebut berbicara dan berperilaku sesantai itu kepada Hazel. Siapa orang itu?

Melihat reaksi gadis tersebut, Pria itu langsung berdiri,

"Ah maaf, sepertinya pertemuan pertama ini begitu canggung bukan?" Ucap Pria tersebut basa-basi dan tersenyum manis sambil membersihkan sisa tanah yang ada di gaun belakangnya.

Hening.....

"Tentu saja, siapa yang mau menampakkan wajah ceria pada pria yang baru saja dikenal? Apakah orang ini bisa berfikir?" Pikir Hazel.

Melihat tidak ada reaksi dari orang yang diajak bicara, Pria tersebut memberikan tatapan bingung.

"Kalian ini setidaknya berikan jawaban begitu, jujur saya jadi canggung." Ucap Pria tersebut sambil tersenyum masam.

Seketika, Liam bersembunyi di belakang Hazel.

"Tuan, anda ini siapa? Tiba-tiba datang dan memperlakukan gadis sesantai itu. Anda tidak tau ada acara apa disini?" Ucap Reza tidak tahan.

"Tentu saja saya tau." Respon Pria tersebut cepat. Mukanya berubah menjadi sedikit serius. Dengan sekejap Pria itu berbalik badan dan mengeluarkan setangkai Melati putih dan meletakkannya di gundukan tanah basah tempat Ibu Hazel disemayamkan.

Pria tersebut memejamkan matanya.

Hazel dan Reza yang melihat kelakuan Pria tersebut hanya bisa saling memandang bingung. Apa orang ini sedang berdoa? Mendoakan ibu Hazel begitu?

Sekejap kemudian Pria tersebut membuka matanya.

"Ibumu orang baik, tuhan sampai tidak tega membiarkannya terus hidup di dunia yang sudah hancur ini." Ujar Pria tersebut.

Hazel dan Reza sontak kaget dengan ucapan Pria tersebut.

Pria tersebut membalikkan diri menghadap mereka. Kini Pria tersebut kembali berjongkok di hadapan Hazel.

"Semua akan sia-sia, kecuali...."Sambung Pria tersebut menoleh kearah Reza.

Reza yang mengerutkan dahi tidak mengerti maksud Pria itu.

When You Lost ItWhere stories live. Discover now