Berkumpul

31 26 26
                                    

Hari itu seharusnya menjadi hari libur untuk pelatihan peserta didik baru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari itu seharusnya menjadi hari libur untuk pelatihan peserta didik baru.

Namun, pada saat fajar yang terbit dari ufuk timur menyambut, terdengar suara lonceng yang asalnya dari padepokan pusat.

Setelahnya, dengan pakaian tidur dan kesadaran mereka yang masih diambang-ambang, mereka bergegas pergi menuju pondok aula.

Benar, tempat sama yang digunakan untuk malam perekrutan.

"Ada apa ini? Hazel?" Tanya Ajeng sedikit berlari sambil mengusap matanya.

"Kita pergi ke aula saja dulu, Guru pasti akan menjelaskannya," ujar Hazel ikut berlari di depan Ajeng.

Di depan pintu aula tersebut Ibu Ningrum telah berdiri dengan wajah yang tidak setenang biasanya, sambil sedikit berteriak,
"Percepat langkah kalian dan segeralah masuk kedalam!" Perintahnya.

Murid-murid yang masih ada diluar dengan sigap mempercepat langkahnya mengikuti instruksi beliau tanpa tau apa yang terjadi.

Hazel yang masih di rombongan luar itu berfikir,
"Apakah terjadi sesuatu? Kenapa di pagi seperti ini?"

Lalu dia menarik lengan Ajeng dan bergegas mempercepat langkahnya
"Ayo! Ajeng!"

Ajeng mengangguk.

Setelah masuk kedalam, Hazel menoleh ke arah kanan dan kiri dengan nafasnya yang masih tersendat-sendat. Dia mencoba mencari keberadaan Liam dan Reza. Tetapi, matanya tidak kunjung menemukan figur mereka.

Keadaan di aula itu begitu kacau, seluruh murid seperti terdesak disana. Suara yang diakibatkan oleh kepanikan akan ketidaktauan kondisi membuat atmosfer diruangan tersebut semakin berat.

Rasanya dada Hazel sesak, kepalanya pusing dengan kebisingan disitu.

"Dimana mereka?" Pikir Hazel menggigit jari.

Lalu terdengarlah dari telinga Hazel, bisikan panik dari barisan-barisan yang ada di sebelahnya.

"Bagaimana ini? Aku dengar kita akan menjalankan misi"

"Misi? Apa kau gila? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kampung yang ada dibawah padepokan ini!"

"Kenapa?"

Sebelum Hazel mendengar lanjutan itu, kemudian aura aneh mulai bermunculan. Hal itu mengakibatkan mulut mereka seperti dengan sendirinya tertutup, insting itu menyuruh mereka untuk diam.

Ketika mereka mencari sumber aura itu, mereka menemukan Ibu Ningrum yang dengan tatapan dinginnya memeriksa kelengkapan murid-murid. Beliau berdiri di depan panggung bersama dengan dua guru besar lainnya. Dari kejauhan, Hazel berasumsi bahwa beliau melepaskan auranya yang luar biasa ini untuk membungkam mulut para murid yang ada di tempat tersebut.

When You Lost ItOn viuen les histories. Descobreix ara