Bersaing!

37 26 27
                                    

Hari ini adalah hari ke-15 dari pelatihan sebulan yang dilaksanakan oleh seluruh peserta didik baru

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Hari ini adalah hari ke-15 dari pelatihan sebulan yang dilaksanakan oleh seluruh peserta didik baru.

Kemampuan para siswa di beberapa potensi semakin berkembang secara signifikan. Jadwal awal Minggu ketiga pelatihan ini disambut dengan praktek penggunaan alat-alat perang tanding untuk bela diri.

Benar, Minggu ini akan jadi pelatihan dari pondok asuh Maheswari. Mereka tidak lagi berlatih di pondok, melainkan terjun langsung ke arena bertanding khusus untuk peserta didik baru.

Pertandingan dimulai secara duel, namun ada juga yang berlatih sendiri, sesuai pembagian yang disebutkan oleh Dania.

"Silahkan berlatih dua orang sesuai pembagian tadi, dua hari lagi akan ada uji bakat untuk masuk percepatan rekomendasi pondok asuh Maheswari," ucap Dania lalu membubarkan barisan peserta.

Seluruh murid berhamburan menuju ke arah peralatan yang ada di sebelah kiri arena luas itu.

Hazel mendapatkan busur dan panah. Kemudian gadis itu menoleh ke arah Ajeng, Temannya itu ternyata mendapat pedang. Sehingga dia tidak dapat berduel dengan Hazel.

"Zel..." Lirih Ajeng merasa tidak enak.

"Gapapa, besok kita bisa lebih cepat agar dapat alat yang sama untuk berduel," ucap Hazel tersenyum.

Ajeng mengangguk setuju, kemudian bergabung dengan teman lain yang sama-sama mendapat alat pedang untuk diajak berduel.

"Ada yang perlu dibantu?" Suara itu menarik perhatian Hazel.

Ketika gadis itu menoleh, dia seketika menekuk alisnya dan mulai fokus untuk bersiap memanah.
"Aku akan mencobanya sendiri."

Dania, berdiri di samping Hazel sambil berkacak pinggang.

Jujur saja sebenarnya Hazel tidaklah familiar dengan alat-alat perang tanding seperti ini. Dia hanya bisa meniru gerakan kakak kelas yang dia sukai ketika masih bersekolah di daerah kota.

Mata Hazel mengerjap beberapa kali, dia bingung dan menggigit bibir bawah, sambil berpose seakan siap untuk memanah tepat di target yang tersedia di ujung arena itu.

"Oh, sepertinya kamu memang paham, cobalah, aku akan melihatnya,"

Hal itu membuat Hazel semakin gugup, apakah memanah sesulit ini? Apa gerakannya terlihat kaku? Manakah yang benar? Manakah pula yang salah? Entahlah pikiran Hazel benar-benar kalut dia tidak bisa fokus.

"Hah...." Hazel menghela nafas mencoba merilekskan kerja jantungnya.

Gerakan yang kaku, postur yang tidak benar. Abaikan saja, Hazel hanya ingin bisa memanah, asalkan panah ini tertancap tepat di target maka dia sukses bukan?

Gadis itu memejamkan satu sisi matanya, dia mulai mengangkat busur itu bersamaan dengan panah yang dia tarik di talinya.

Lalu Hazel mencoba melirik ke arah Dania. Namun, bukannya menanggapi malahan gadis itu hanya diam saja melihatnya.

When You Lost ItOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz