11. Attack On Singhasari

3K 654 78
                                    

author's note:
attack on singhasari ya, bukan attack on titan WKWKWK nanti malah jadi sasageyo! sasageyo! shinzou wo sasageyo! 🤣

sebentar lagi iftar nih, selamat membaca! ><

🗡️🗡️🗡️

"Semua pasukan sudah siap?" tanya Ranggawuni dari atas kudanya kepada para akuwu yang ada di hadapannya.

Mereka serempak mengangguk, kemudian memberikan arahan kepada masing-masing pasukan mengenai strategi perang yang telah disusun. Matahari sudah tenggelam di ufuk barat, tetapi batang hidung Kangmas Panji tak kunjung nampak.

Mahesa Cempaka mendatangiku dengan kuda yang ia tunggangi, sejujurnya Mahesa Cempaka terlihat gagah dengan kudanya. Ia mungkin sadar kalau aku tengah kebingungan. Oleh karena itu, ia mengajukan pertanyaan, "Apa yang sedang kau tunggu, Rajni?"

"Aku menunggu Kangmas Panji," jawabku sembari mengedarkan pandanganku, mengharapkan sosok kangmas dan Lembu Ampal akan muncul.

Netra Mahesa Cempaka ikut menelisik, sepertinya ia juga baru sadar kalau Kangmas Panji tidak ada di sini. Laki-laki itu pun menghampiri Ranggawuni dan berbisik, kemudian Ranggawuni bertanya kepada pasukannya, "Apakah ada yang melihat Lembu Ampal?"

Semua kompak menggeleng, mereka juga tidak tahu-menahu tentang keberadaan Lembu Ampal. Aku mengembuskan napas berat, ke mana sih Kangmas Panji?

Berbagai prasangka buruk bertebaran di kepalaku. Jangan-jangan mereka tersesat? Atau jangan-jangan mereka ditangkap oleh mata-mata Tohjoyo?

Hmm, kemungkinan lainnya adalah Kangmas Panji diculik oleh Lembu Ampal.

Aku langsung menggelengkan kepala, tidak mungkin Lembu Ampal setega itu! Lagi pula untuk apa ia menculik Kangmas Panji? Toh, sepertinya lebih masuk akal kalau ia menculik Mahesa Cempaka atau Ranggawuni daripada menculik kangmas!

Menit demi menit berlalu dan masih belum ada tanda-tanda kehadiran Kangmas Panji. Satu-persatu basis pasukan yang dipimpin oleh para akuwu itu pun membubarkan diri dan berangkat menuju titik perang hingga menyisakan dua basis inti, yaitu basis Ranggawuni dan basis akuwu dari distrik Bena.

"Kenapa kita tak berangkat sekarang? Bukankah akan lebih baik kalau kita segera berangkat?" ucap salah satu prajurit.

"Entah, mungkin Tuan Ranggawuni masih menunggu seseorang. Aku dengar-dengar dari basis sebelumnya, katanya Lembu Ampal tidak ada di sini," sahut yang lainnya.

Bukan hanya Lembu Ampal yang tidak ada di sini, tapi kangmasku juga!

Suara derap langkah kuda yang bersahutan menandakan basis milik distrik Bena perlahan pergi meninggalkan rumah Panji Patipati dan bersiap untuk perang. Sementara itu, kini hanya ada Ranggawuni, Mahesa Cempaka, dan beberapa prajurit lainnya. Mereka semua lengkap membawa tombak sembari menunggangi kudanya.

"Rajni, kami tidak mungkin meninggalkanmu sendirian di sini karena ada kemungkinan mata-mata Paman Tohjoyo masih mengintai di sekitar rumah ini." Dari atas kudanya, Mahesa Cempaka berbicara kepadaku. "Naiklah, akan aku antarkan kau ke rumahku. Berisitirahatlah bersama kakakku di sana."

"Aku ... aku tidak bisa, Mahesa Cempaka. Kangmas Panji tak kunjung kembali sejak tadi, bagaimana bisa aku meninggalkannya begitu saja?" balasku. Tanpa kusadari, aku menahan tangis yang hampir pecah. Aku sangat khawatir dengan keadaan kakak sulungku itu.

Ranggawuni turun dari kudanya, lalu memberikan sebuah busur panah dan beberapa anak panah kepadaku. "Kau bisa memanah, kan? Waktu itu Panji bilang kau sangat mahir bermain panahan. Pakailah ini untuk senjatamu berperang nanti."

Greatest King [SINGHASARI]Where stories live. Discover now