02. Tahun 1820

2K 276 44
                                    

Bab 02: ᴛᴀʜᴜɴ 1820

Mereka bertujuh—Aeris, Loria, Helios, Elvira, Redeia, Pluto, dan Altair—masuk ke dalam ruangan nomor 23. Ruangan yang sudah otomatis disiapkan oleh sistem.

Terlihat dipojok ruangan, sudah ada koper mereka yang tadi diserahkan ke mesin khusus. Koper mereka juga khusus, diberikan langsung dari pendiri Edith. Koper ini sudah dimodifikasi untuk tahan banting, keras, terlihat kecil namun, dalamnya luas, hanya bisa dibuka oleh pemiliknya menggunakan password yang diucapkan di pikiran, itu akan langsung menyambung ke kopernya, dan suhu dalam koper tetap terjaga hangat. Koper para Edith berwarna hitam polos, dengan angka anggota dibagian kanan atas.

Aeris melihat kopernya dipojok ruangan dengan angka 72. Tidak ada yang spesial dari ruangan itu. Hanya ruangan kotak berwarna putih dan dibagian tengahnya terdapat garis hitam melingkar.

"Ambil koper kalian masing-masing." Loria memberi perintah yang langsung dituruti oleh anggotanya.

Mereka mulai mengambil koper masing-masing. Lalu terdengar sebuah pengumuman,

"Diharapkan para Edith berdiri di atas lingkaran hitam." Sistem memberitahu. Mereka menurutinya dan langsung berdiri di atas lingkaran hitam ditemani koper masing-masing di sampingnya.

"Silakan dimulai. Ketua tim harap membuka portal duluan, disusul keenam anggota yang lainnya," perintah sistem itu.

Loria mulai memegang kalungnya, ia mengelusnya perlahan. Loria memikirkan tahun 2053 tanggal 21 Mei, tepatnya jam 12.30 dibenaknya. Dengan sedikit bantuan oleh sistem, satu portal perlahan muncul di depan Loria. Portal itu berbentuk persegi panjang dengan warna biru terang. Loria segera memasuki portal tersebut.

Pluto di sebelah Aeris, segera membisikkan sesuatu di telinga Aeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pluto di sebelah Aeris, segera membisikkan sesuatu di telinga Aeris. Sebelum ia kelupaan lagi.

"Ris, apa kau tau zaman kerajaan tahun 1820?" tanya Pluto.

Aeris menatap Pluto. "Tidak. Memangnya kenapa?"

"Sebelum aku datang ke sini. Aku sempat membaca salah satu buku di perpustakaan. Zaman kerajaan tahun 1820 sangat kejam, pembunuhan di mana-mana, tidak ada yang bisa kita percaya di zaman itu. Bahkan ada satu putri kerajaan yang hilang, sampai sekarang tidak ada yang tau dia hilang kemana," jelas Pluto.

"Kenapa kejadian itu tidak diceritakan di buku sejarah pelajaran?" tanya Aeris yang mulai tertarik dengan pembahasan itu.

"Aku tidak tau, mungkin pemerintah tidak mau ada yang mengetahui tentang zaman itu," jawab Pluto.

"Dan kau tau apa yang menarik, Ris?" lanjut Pluto.

"Apa?"

"Nama Putri yang hilang itu adalah Asteria Aeris Waradana. Hampir sama dengan namamu," jawab Pluto.

"Asteria Aeris Waradana? Sepertinya aku pernah mendengar namanya dari orangtuaku," ucap Aeris.

Pluto menjentikan jarinya. "Mungkin namamu terinspirasi dari nama putri yang hilang itu."

Edith: Survive in PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang