14. Hari Tanpa Arjuna

777 157 20
                                    

Bab 14: ʜᴀʀɪ ᴛᴀɴᴘᴀ ᴀʀᴊᴜɴᴀ

Aeris meregangkan tubuhnya kala ia baru bangun dari tidurnya. Ia menguap dan turun dari tempat tidur.

Pemandangan yang terlihat sangat sepi. Biasanya pagi-pagi seperti ini mereka akan membantu Ratna untuk berjualan di pasar.

Namun, kini kegiatan itu lenyap. Ratna yang masih berada di rumah Fadh, Nalesha dan Renjana yang masih tidur, serta Aeris yang baru bangun tidur.

Segera ia mengetuk pintu kamar Nalesha sebanyak tiga kali. Namun, tidak ada jawaban.

"Sha?" panggil Aeris.

Hening, tidak ada jawaban.

"Kakak izin masuk ya." Aeris membuka pintu kamar. Pemandangan yang pertama kali terlihat adalah kamar yang berantakan.

Renjana yang tidur tengkurap, Nalesha yang tidurnya seperti tidak ada bentuk. Kepala di lantai namun, badan di kasur.

"Seperti bukan manusia," gumam Aeris.

Ia lalu menepuk-nepuk pelan lengan Nalesha dan Renjana, bermaksud untuk membangunkan mereka.

Renjana bangun, ia mengucek-ucek matanya dan menguap.

"Jangan diucek matanya, nanti merah," peringat Aeris.

"Iya, Kak."

Aeris kembali melirik Nalesha.

"Sha ... bangun Sha." Masih tidak ada jawaban.

"Apa perlu disiram lagi, ya?" monolog Aeris. Seketika Nalesha bangun dari tidurnya.

"Aku udah bangun, jangan disiram," ucapnya dengan suara yang serak khas bangun tidur.

"Nah bagus. Kalian mandi dulu sana." Aeris menyuruh mereka.

"Renjana duluan saja."

Sudah kuduga. Pasti Nalesha malas mandi, batin Aeris.

"Kak Aeris sudah bangun dari tadi?" tanya Renjana.

"Baru tadi, kok," jawab Aeris.

Renjana menganggukkan kepalanya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aeris keluar dari kamar Nalesha, ia melihat jendela, suasana di luar sama sepinya.

Tak lama kemudian, Aeris melihat Ratna yang sedang berjalan menuju rumah mereka. Ratna membawa beberapa makanan di tangannya. Sembari tersenyum ia menyapa Aeris.

"Selamat pagi, Nak," sapanya.

"Selamat pagi juga, Bu," jawab Aeris.

"Nalesha dan Renjana sudah bangun?" tanya Ratna.

"Nalesha masih tidur-tiduran, Renjana sedang mandi."

"Kamu tidak apa-apa bukan tidur sendiri semalam?"

Aeris mengangguk, "Tidak apa-apa kok, Bu."

"Baguslah. Ibu sempat khawatir karena itu." Ratna lalu duduk dan meletakkan makanan yang ia bawa tadi di meja.

"Tidak usah khawatir, Bu."

"Ibu sudah pulang?" Nalesha tiba-tiba muncul di depan pintu kamar.

"Sudah. Ayo makan dulu," perintah Ratna bersamaan dengan Renjana yang selesai mandi.

"Renjana ... ayo makan."

"Iya Ibu .... "

"Ohh iya, Kak. Nanti mau kita bantu cari kalungnya? Kebetulan aku sama Renjana mau cari kayu bakar," tanya Nalesha.

Edith: Survive in PastOnde histórias criam vida. Descubra agora