23. Dipulangkan

601 116 3
                                    

Bab 23: ᴅɪᴘᴜʟᴀɴɢᴋᴀɴ

Valendra berjalan menuju tempat di mana warga-warga yang diharuskan untuk mengikuti perang berada.

Ia menatap semua warganya dan mengangguk melihat mereka berlatih pedang.

"Bereskan barang-barang kalian saat ini juga." Ucapan Valendra sontak membuat para warga saling tatap.

"Maaf Yang Mulia, apa kita akan melangsungkan perang saat ini juga?" Salah satu warga mengangkat tangannya dan bertanya.

"Tidak, kalian akan pulang ke rumah masing-masing." Mendengar ucapan Valendra, para warga langsung tersenyum bahagia, bahkan ada yang sampai menangis.

"Apa perang dibatalkan, Yang Mulia?" Warga tersebut kembali bertanya.

Valendra mengangguk. "Perang akan dibatalkan, Kerajaan Daniswara akan bekerja sama dengan kerajaan kita." Sorakan terdengar dari beberapa warga yang senang.

"Sekarang, kalian sudah boleh pulang," lanjut Valendra lalu menatap lama Arjuna yang juga sedang menatapnya.

Sekitar satu menit mereka saling tatap, Valendra langsung membalikkan tubuhnya untuk kembali ke ruangannya.

"Ayo kita pulang." Fadh menyenggol lengan Arjuna.

"Ayo."

Mereka langsung mengemaskan barang masing-masing lalu berjalan senang menuju gerbang kerajaan.

"Apa yang kita lihat kemarin itu, prajurit dari Kerajaan Daniswara lagi mengantar surat?" tanya Fadh memulai pembicaraan.

"Bisa jadi." Arjuna menganggukkan kepalanya.

"Kira-kira kenapa ya tiba-tiba Kerajaan Daniswara mau kerja sama dengan Kerajaan Hanasta?" bingung Fadh.

"Tentu mereka akan diuntungkan. Kerajaan Hanasta adalah kerajaan terkuat saat ini. Ketika mereka sudah menjalin kerja sama, kerajaan lain tidak akan ada yang berani untuk menyerang kerajaan mereka," jawab Arjuna.

"Tapi Kerajaan Daniswara adalah kerajaan terkuat kedua setelah Kerajaan Hanasta."

"Itulah poinnya. Jika dua kerajaan terkuat bersatu, siapa yang berani menyerang mereka?" Fadh menganggukkan kepalanya setelah mendengar ucapan Arjuna.

"Ahh, akhirnya aku menghirup udara segar." Fadh berucap setelah keluar dari gerbang kerajaan lalu tertawa.

"Kita berpisah di sini?" tanya Arjuna.

"Iya, aku akan langsung tidur di kamarku. Kau kembalilah langsung ke rumah, Nalesha dan Aeris pasti menunggumu," ucap Fadh lalu berjalan mendahului Arjuna untuk kembali ke rumahnya.

Arjuna seketika teringat dengan kedua adiknya tersebut. Ia langsung berjalan cepat menuju rumahnya.

Mereka sedang apa ya? batin Arjuna.

"Ibu!" Arjuna memanggil Ratna dari depan rumah.

Ratna yang mendengar suara Arjuna langsung keluar dari rumahnya dan memeluk anak sulungnya tersebut.

"Kau baik-baik saja bukan?"

"Aku baik-baik saja, Ibu," jawab Arjuna.

"Astaga, tanganmu!" Ratna terkejut kala melihat luka yang ada di tangan Arjuna.

"Bu ... ini bukan apa-apa. Aku hanya terluka saat latihan." Arjuna mencoba untuk menenangkan Ratna.

"Tetap saja ini luka, Nak," ucap Ratna khawatir.

"Tidak apa-apa, aku sudah mengobatinya selagi di kerajaan."

"Ya sudah, ayo masuk."

"Apa kalian sudah selesai berperang?" tanya Ratna saat mereka sudah sampai di dalam rumah.

Edith: Survive in PastOù les histoires vivent. Découvrez maintenant