48. Bersiap Untuk Pulang

632 135 35
                                    

Ayooo, vote terlebih dahuluu.

Bab 48: ʙᴇʀsɪᴀᴘ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴘᴜʟᴀɴɢ

Bastian sudah Valendra tahan di ruang tahanan yang dijaga ketat oleh prajurit-prajurit Hanasta yang sudah terlatih dalam menangani para tahanan.

Sekarang, Raja tersebut berjalan menuju kamar Kalandra, ya ... tidak salah lagi. Aldari dan Ryan langsung menghentikan langkahnya. Mereka tahu, sejak dulu, mereka tidak diperbolehkan untuk mengikuti Valendra ke kamar tersebut. Sedangkan Aeris, ia tetap berjalan mengikuti Valendra di belakangnya.

Valendra langsung membuka pintu kamar tersebut, membuat pemuda yang ada di dalamnya terkejut. Sedangkan Aeris menunggu tepat di depan kamar.

"Sungguh luar biasa, ini rekormu, Kak. Mengunjungiku di pagi ... ahh apa ini masih pagi? Lupakanlah. Maksudku, mengunjungiku 'sepagi' ini. Ada apa?" tanya Valendra seraya tersenyum sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Bastian, dialah pengkhianatnya." Perkataan Valendra seketika membuat Kalandra terdiam, senyum yang ada di wajahnya pudar.

"Benarkah?" Kalandra bertanya memastikan.

"Dia mengakuinya sendiri," jawab Valendra.

Kalandra menghela napasnya sembari menutup kedua matanya, ia mengacak-acak rambutnya. "Selama ini dia yang menjadi alasanku diam di kamar ini? Berpura-pura mati demi membongkar sang pengkhianat kerajaan? Wahh ... aku sangat tidak menyangka itu."

"Ayo ikut aku," ucap Valendra. Kalandra sontak menatap kakaknya.

"Keluar?" Valendra mengangguk menjawabnya.

"Tidak ada alasan lain kau bersantai di kamar ini lagi, Kalandra. Lagi pula, ada masalah lain yang datang ke kerajaan kita hari ini." Kalandra lagi-lagi menghela napasnya.

"Masalah lagi? Kenapa Kerajaan Hanasta tidak luput dari masalah? Apa itu karma yang diberikan Tuhan karena Ayah kita?"

Valendra terdiam sesaat, lalu menatap Kalandra serius. "Kali ini kau harus membantuku. Masalah ini ada pada Aeris."

Kalandra mengernyit bingung. "Kak Aeris? Ratumu?" Valendra mengangguk.

"Ada apa dengan Kak Aeris?" tanya Kalandra.

"Dia bukanlah Aeris asli yang berasal dari Daniswara, melainkan Aeris yang berasal dari masa depan, tepatnya tahun 1820. Dia seorang penjelajah waktu." Penjelasan Valendra seketika membuat Kalandra terdiam.

"Penjelajah waktu?" Valendra mengangguk lagi.

"Aeris yang asli sudah tewas, ditemukan oleh Aldari kemarin." Kalandra langsung menutup mulutnya karena terkejut.

"Ini gila," gumam Kalandra.

"Warga sudah mengetahuinya dan meminta Aeris pergi dari Hanasta dan memintaku menghukumnya karena telah berpura-pura menjadi Putri dari Kerajaan Daniswara. Mereka tidak ingin kerajaan kita memiliki ratu yang tidak jelas asal-usulnya. Oleh karena itu, aku ingin mengantarnya kembali dan kau ... ikut denganku," ujar Valendra.

"Kenapa kau tidak menuruti perkataan warga? Mengusir dan menghukum Kak Aeris. Namu, kau malah ingin membantunya kembali ke masa depan," tanya Kalandra.

Valendra menghela napasnya. "Walau dia bukan Putri Aeris asli, dia tetaplah Ratuku, Kalandra. Aku juga sudah berjanji padanya untuk selalu menjaganya, tidak mungkin aku mengingkarinya." Penjelasan Valendra mampu membuat Kalandra diam.

"Kau benar. Kak Aeris juga beberapa hari sudah menemaniku di sini, mendengarkan ceritaku. Sangat tidak sopan jika kita mengusirnya, lebih-lebih lagi jika harus menghukumnya." Kalandra menjeda ucapannya sesaat.

Edith: Survive in PastWhere stories live. Discover now