12. Penyeretan Paksa

950 164 6
                                    

Bab 12: ᴘᴇɴʏᴇʀᴇᴛᴀɴ ᴘᴀᴋsᴀ

Awan-awan mulai menutupi cahaya matahari, pertanda bahwa hari sudah mulai petang.

Suasana di kerajaan semakin mencekam kala raja menyuruh prajuritnya untuk lagi-lagi menyeret paksa warga laki-laki yang memenuhi syarat untuk mengikuti perang.

"Latih mereka, jangan sampai merepotkan seperti kemarin!" perintah Valendra.

"Baik Yang Mulia!"

Prajurit-prajurit itu langsung berlari menuju luar istana untuk menarik paksa laki-laki yang akan mengikuti perang. Sang Raja hanya menatap dingin kumpulan prajuritnya yang semakin lama semakin menjauh.

•••

Aeris duduk di samping Arjuna dengan rambut yang basah, begitu pula dengan Arjuna.

"Kak, ayo kapan-kapan kita ke sungai lagi!" seru Aeris.

Arjuna tertawa. "Baiklah ... tapi kemungkinan tidak dalam jangka waktu dekat."

"Kenapa?" Aeris bertanya.

Arjuna hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Aeris.

Aeris seketika menengok ke arah Arjuna. "Karena perang, Kak?"

Arjuna mengangguk.

"Tenang saja, Kak! Aku yakin kalian pasti bisa!" Aeris memberi semangat.

"Doakan saja ya, Ris."

Aeris menengok ke kanan dan ke kiri. "Di mana Kak Fadh dan Renjana?" tanyanya.

"Mereka berdua pulang untuk membersihkan diri," jawab Arjuna.

"Oohh."

"Kalian sedang apa?" Nalesha tiba-tiba berbisik di belakang mereka, membuat kedua kakaknya itu terkejut.

"Nalesha!" Aeris memukul pelan lengan Nalesha.

"Bikin kaget saja!" lanjutnya.

"Maaf, Kak," ucapnya lalu tertawa kecil.

"Kau ini selalu saja seperti itu ya, Sha." Arjuna berdiri lalu bersedekap dada.

"Iya. Kalau kerjaannya hanya marah-marah tidak jelas itu Kak Arjuna!" jawab Nalesha.

"Sini kamu!" Arjuna mengejar Nalesha yang sedang lari menghindar sembari tertawa.

"Tidak kena!" ledek Nalesha.

Aeris hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat kedua saudaranya itu berlarian.

"Sini kejar aku." Nalesha masih meledek Arjuna yang tidak berhasil menangkapnya.

Namun, tiba-tiba Renjana datang dengan wajah panik dan napas yang terengah-engah.

"Ada apa?" Aeris bertanya ketika menyadari sesuatu yang aneh pada diri Renjana.

"Penarikan paksa itu ... sedang dilakukan," ucapnya memberi informasi. Arjuna yang tadinya masih mengejar Nalesha segera mendekat ke arah Renjana.

"Apa katamu?" tanya Arjuna.

"Prajurit kerajaan mulai menarik paksa laki-laki yang sudah memenuhi persyaratan perang." Renjana mengulang perkataannya lagi.

Aeris segera menengok ke arah Arjuna. "Berarti ... kau sebentar lagi juga akan diseret, Kak?"

Arjuna mengangguk. "Iya. Aku akan membereskan barang-barangku dulu," ucapnya lalu segera berlari ke dalam rumah.

"Secepat ini?" Nalesha menghampiri Aeris dan Renjana.

Edith: Survive in PastWhere stories live. Discover now