40. Kembali Mencari

616 157 17
                                    

Teman-teman, ayo dong di vote ... tinggal pencet bintang aja kok :(

Bab 40: ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ᴍᴇɴᴄᴀʀɪ

Pagi-pagi, Aeris sudah melihat Valendra yang tengah bersiap-siap untuk pergi berburu. Raja itu benar-benar akan pergi berburu, Aeris pikir, itu hanya omongan saja.

"Kau akan kembali kapan?" tanya Aeris di sebelah Valendra yang sedang mengecek kembali keadaan kuda yang akan dipakainya.

"Tidak tahu." Valendra menjawab seadanya.

"Memburu itu lama?" Valendra mengangguk sebagai jawaban.

"Konsentrasi sangat diperlukan. Kita harus fokus dan diam saat memburu, agar target tidak lari," ucap Valendra, menjelaskan.

"Ahh, sepertinya akan lama. Semangat!" Aeris berkata dengan nada yang sedikit tinggi di akhir kalimatnya. Valendra menoleh sekilas lantas tersenyum tipis.

"Baru kali ini ada yang menyemangatiku saat akan berburu," ujarnya.

"Wahh ... aku orang pertama berarti." Aeris tertawa kecil.

"Apa kau suka dengan binatang?" Valendra bertanya tiba-tiba seraya menatap Aeris, menunggu jawaban.

"Tentu saja! Tapi aku hanya suka dengan binatang yang bertubuh kecil," jawab Aeris.

"Karena jika bertemu binatang bertubuh besar kau akan takut, bukan? Seperti bertemu serigala." Aeris mendelik ke arah Valendra yang menatapnya sambil tersenyum miring.

"Berhentilah menggodaku! Dasar kau ini," kesal Aeris.

"Baiklah-baiklah."

"Kau berangkat kapan?" tanya Aeris.

"Sebentar lagi. Aku menunggu Aldari dan Bastian yang sedang mempersiapkan panah." Aeris menganggukkan kepalanya.

Tak lama, dua orang yang ditunggu pun terlihat, mereka masing-masing memegang satu kuda yang berwarna coklat.

Aldari dan Bastian pun membungkukkan badan mereka ke arah Aeris dan Valendra.

"Ini panahmu, Yang Mulia." Bastian menyodorkan panah dan anak panah ke arah Valendra.

"Terima kasih. Ayo kita pergi." Aldari dan Bastian pun mengangguk lalu menyuruh penjaga untuk membuka gerbang kerajaan.

"Jaga dirimu baik-baik selama aku pergi." Aeris mengangukkan kepalanya usai mendengar ucapan Valendra.

"Hati-hati," ucap Aeris. Valendra tidak menjawab. Raja itu langsung menunggangi kudanya, diikuti dengan kedua pengawalnya tersebut.

Ketika Valendra mulai menjauh dan sudah tidak terlihat lagi. Aeris berjalan tak tahu arah, tiba-tiba, dirinya sudah berdiri di depan taman yang Valendra berikan kemarin.

Aeris langsung melangkahkan kakinya memasuki taman. Ia berjalan menuju tempat pribadi miliknya di dalam taman tersebut.

Ia lalu duduk di kursi yang disediakan. Kursi dengan bahan kayu itu dilapisi kain tipis agar orang yang duduk tidak kotor.

Tiba-tiba, seekor kupu-kupu berwarna biru terbang di dekat Aeris. Karena sudah lama tidak melihat kupu-kupu, Aeris senang ketika kupu-kupu itu hinggap di bunga yang berada tak jauh darinya.

Ketika Aeris sibuk melihat kupu-kupu itu, ide muncul di benaknya. Ia langsung berdiri, membuat kupu-kupu yang dilihatnya tadi terbang menjauh.

Ini kesempatan yang bagus, batin Aeris lalu berjalan cepat menuju kamarnya.

Setelah sampai di depan kamarnya, Aeris yang melihat Dita dan Rinjani langsung menyuruh kedua dayang itu untuk mengikutinya masuk ke dalam kamar.

"Ada apa, Yang Mulia Ratu?" tanya Dita sembari melihat Aeris di hadapannya.

Edith: Survive in PastDonde viven las historias. Descúbrelo ahora