1 - Are you okay?

79.6K 3.1K 71
                                    

Kimora mendengus. Tatapannya menatap malas pada adik kelasnya yang masih dengan keras kepala memberikan surat cinta. "Gak bisa!" Tolak Kimora tegas.

Wajah adik kelasnya itu semakin memelas keduanya masih berada di deretan loker disaksikan beberapa siswa yang melirik mereka sekilas kemudian berlalu. Semua hal yang mereka saksikan adalah hal biasa.

"Tolong kak!" Mohon adik kelas itu.

Kimora menggeram. "Oh, kau benar-benar menyebalkan!" Ia menutup lokernya dan menatap gadis itu dengan kesal. "Jangan pernah berharap aku mau jadi tukang antar suratmu. Aku tidak perduli pada surat itu, tapi kuharap kau cukup tahu diri dengan tidak melibatkanku." Habis sudah kesabarannya.

Adik kelasnya menunduk takut.
"And don't forget it, girl. He has girlfriend. Okay!" Kimora benar-benar tidak habis fikir dengan kelakuan para penggemar Gio. Tidak masalah jika mereka menulis surat cinta itu. Tidak masalah jika mereka mengidolakan atau menyukai seorang Giovano. Atau mereka bebas mengisi loker Gio dengan surat konyol itu sampai penuh. Tapi ia tidak terima dijadikan tukang antar surat mereka.

"Kak Gio sudah putus kok, kak." Cicit gadis itu masih keras kepala.

"Putus?" Tanya Kimora tidak percaya. Perasaannya mendadak buruk.

"Iya, kak." Katanya lagi meyakinkan. "Jadi tolong ya kak." Pinta gadis itu sekali lagi, menyodorkan surat itu.

"Kau mau mati!" Kesal Kimora tidak sabaran. "Jauhkan surat konyol itu dariku!" Kimora menatap jijik pada surat yang semakin disodorkan padanya.

"Tapi kak..." Gadis itu memelas.

Kimora menggeram. Ia menarik surat itu dan merobeknya kesal. "Berhenti menguji kesabaranku." Katanya tajam dan membuang potongan surat itu ke lantai.

Kimora berbalik dan ia langsung berhadapan dengan sosok yang sejak tadi membuat perasaannya buruk.

Plak!

Kepala kimora tertoleh kesamping. Ia sudah menduga hal ini. Kimora meniup udara dan menyugar rambutnya. Ia menoleh lagi dengan senyum mengejek.

"Jalang!" Teriak Ressa marah. Menunjuk ke arah kimora. "Kau jalang sialan!"

Kimora memutar bola matanya. Jika tahu paginya akan dirusak separah ini. Ia pasti akan memilih bersantai dirumah saja.

"Sejak awal aku sudah yakin kau menggodanya. See, terbukti..." Tatapannya memandang rendah Kimora. "Apa yang kau beri, hah? Kau bersedia menjadi jalangnya?" Comooh Ressa menekan-nekan bahu kiri Kimora dengan telunjuknya.

Kimora menatapnya tajam. Ia maju selangkah membuat Ressa sedikit terintimidasi dan memundurkan langkahnya. "Kau mau apa?!" Teriak Ressa seolah korban padahal ia baru saja memainkan peran sebagai penindas.

Kimora terus maju dan mengukung Ressa hingga bersandar di dinding loker.

"Pertama, kau harus tahu aku bukan mangsa yang mudah.... Kedua, Aku bisa menjadi predator yang lebih buruk darimu.... Ketiga, jika Gio meninggalkanmu seharusnya kau bertanya pada dirimu sendiri, apa kesalahanmu?.... Keempat, jangan pernah mengusikku jika kau tidak mau berakhir buruk." Mata Kimora jatuh pada dada perempuan itu.

"Kau ingin tahu kesalahanmu?" Tanya Kimora meremehkan. "Gio membenci payudara yang terlalu lembek dan menjijikkan seperti milikmu." Kimora menarik dua kancing seragam milik wanita itu dan membiarkan kancing itu jatuh ke lantai bersamaan dengan teriakan Ressa yang berusaha menutupi dadanya.

"Jalang." Maki Kimora berlalu meninggalkan Ressa disana.

-------

Kimora membanting tasnya ke atas meja. Tepat di depan wajah Gio. "Wah, kau benar-benar sumber masalahku." Katanya sarkas.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now