16 - Selamanya

33.6K 1.5K 7
                                    

"Yang kau dengar memang benar adanya." Jawab Kimora tanpa keraguan.

Gio terkekeh sinis. Sedikit saja. Ia benar-benar mengharapkan pembelaan gadis itu. Tapi apa yang diharapkan dari gadis yang sudah menjelma menjadi Jalang.

"Kau benar-benar kotor, Kim." Desis Gio beranjak menjauh dari Kimora. Ia mengusap wajahnya sendiri, mewaraskan pikirannya sementara Kimora memilih bangkit dan duduk di tepi kasur.

Gadis itu memilih diam tanpa banyak bicara tapi tatapannya terlihat kosong.

"Kau..." Gio menahan ucapannya membiarkan Kimora menatap matanya lama dan pandangan mereka beradu.

Tatapan kosong Kimora bertatapan dengan tatapan penuh kekecewaan milik Gio.

Gio mendengus gusar ia bangkit dan menarik lengan Kimora untuk mengikutinya. Kimora terkejut.

"Gio apa yang kau lakukan?!" Teriak Kimora marah saat tahu Gio menariknya ke dalam kamar mandi dan mengangkat tubuh Kimora dengan paksa masuk ke dalam bathtub.

Tatapan laki-laki itu masih dingin. Ia sama sekali tidak membiarkan Kimora beranjak dari sana dan menghidupkan shower yang langsung membasahi Kimora.

Kimora menjerit. Ini tengah malam dan Gio memandikannya. Pria itu tidak waras.

"Kau gila!" Teriak Kimora marah berusaha berontak.

Gio terus menahan Kimora membiarkan tubuh gadis itu basah sepenuhnya. "Apa air bisa membersihkan dirmu?" Gumam Gio dingin.

"Sepertinya tidak." Kekeh Gio sinis kemudian mendorong Kimora sampai terduduk di bathtub.

"Kau sudah puas?" Tanya Kimora miris. Tubuhnya menggigil karena kedinginan. Bibirnya bergetar sebelum berkata.

"Apa pun yang kulakukan. Kau harus sadar posisimu Gio. Kita berteman. Selamanya akan berteman."

Gio yang tadinya sudah berbalik akan meninggalkan Kimora kembali berhenti melangkah tepat di depan pintu kamar mandi.

"Meski aku menjadi Jalang sekali pun. Tidak sepantasnya seorang teman memperlakukanku seperti ini. Kau memperlakukan seolah aku menyelingkuhimu." Desis Kimora sinis.

Gio menegakkan bahunya. "Aku tidak ingat kita berteman." Jawabnya dingin.

"Tidak mungkin aku memiliki hubungan dalam bentuk apa pun dengan jalang kotor sepertimu." Lanjut Gio dingin.

"Jangan lupa bersihkan semua kotoranmu saat kau pulang besok." Kali ini Gio benar-benar meninggalkan Kimora sendiri disana.

Kimora tersenyum miris. "Kau tenang saja." Desisnya miris yang hanya di dengar olehnya.

-o-

Kimora memainkan kakinya yang sedikit terkena cipratan air hujan, keadaan cuaca yang mendung dengan hujan yang masih rintik membuat udara sekitarnya menjadi sedikit lembab. Tubuhnya mulai menggigil tapi gadis itu tidak perduli.

Rambutnya yang basah ia biarkan tergerai dan tubuhnya kembali berbalut seragam sekolahnya. Ia melirik layar ponselnya, jam masih menunjukkan pukul 2 malam. Kimora mendengus, merutuki Axel yang sudah terlambat 20 menit menjemputnya. Kimora gusar, tapi bukan karena udara dingin yang menggerogoti tubuhnya, masalahnya ia sekarang duduk di halte bus seorang diri. Takut kalau-kalau ada orang yang berbuat jahat padanya.

Ini semua karena laki-laki yang tidak tau belas kasih itu.

Kimora benar-benar menuruti ucapan Gio dengan benar-benar membersihkan apartemen itu seolah belum pernah ia singgahi. Gio memang menyuruhnya pulang besok tapi Kimora sudah tidak sudi berlama-lama disana. Perlakuan kasar Gio sudah cukup untuk membuat Kimora menyadarkan diri.

Sin of obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang