54 - Inside you!

19K 948 49
                                    

Hari ini Kimora kembali terlambat pulang. Ia kembali lembur untuk menyelesaikan lukisannya tapi ia cukup bersyukur sama seperti kemarin, hari ini pun ia kembali dengan perut kenyang.

Kimora bersenandung sambil melangkah untuk mengusir suntuk karena harus kembali berjalan kaki untuk sampai ke rumah sewanya.

Sebenarnya ia bisa saja menginap di Mansion itu tapi Ia lebih memilih pulang. Entahlah, Kimora hanya merasa ia selalu diawasi saat ada di Mansion itu. Jadilah dua hari ini ia memilih pulang dengan berjalan kaki.

Tentang lukisannya, Kimora belum menyelesaikan setengahnya. Ia sedikit kesulitan dengan pekerjaannya. Ia ingin cepat menyelesaikannya tapi ia tidak bisa memaksa dirinya saat isi kepalanya masih kosong.

Kimora adalah tipe seniman yang melukis saat perasaannya berada dalam lukisan itu. Ia harus berusaha keras memancing dirinya agar masuk ke dalam imajinasinya sebelum melukis. Ia percaya sebuah karya akan semakin menakjubkan jika dibuat saat sedang menjiwai karya tersebut.

Langkah Kimora mendadak berhenti saat sebuah mobil hitam berhenti di sampingnya. Awalnya Kimora pikir orang itu mau bertanya alamat, tapi saat pintu kaca mobil tersebut ditarik ke bawah barulah Kimora mengenali orang yang ada di dalamnya.

"Butuh tumpangan?" Tanya Gio menawarkan.

Wajah Kimora mendadak muram, garis bibirnya berubah datar dan ekspresinya tampak lebih dingin. Cepat-cepat gadis itu membuang wajahnya tanpa memperdulikan Gio. Kimora bahkan tanpa sadar mempercepat langkahnya.

Gio tertawa kecil. Menikmati penolakan Kimora sebelum akhirnya memilih keluar untuk mengikuti Kimora.

Langkah Gio yang lebih besar tentu saja mampu menyusul langkah Kimora yang tidak ada apa-apanya.

Kimora hanya bisa tersentak saat Gio berhasil menarik pergelangan tangannya hingga gadis itu mendadak berbalik dan keduanya langsung berhadapan.

"We need to talk." Suara Gio terdengar dalam dan serius. Sorot matanya memancarkan perintah penuh penegasan.

Belum sempat Kimora menolak Gio sudah kembali bicara.

"Kau tidak lupa dengan apa yang kau dan kakakmu lakukan padaku tujuh tahun lalu, bukan?" Nada sinis penuh sindiran itu berhasil membungkam seluruh penolakan Kimora.

Gio langsung menyerang ke titik terlemahnya.

Melihat sorot mata berdosa milik Kimora membuat Gio yakin gadis itu sudah setuju untuk ikut dengannya.

"Pertama masuk ke mobil dulu." Lanjut Gio memerintah.

Kimora melirik mobil hitam itu dan Gio bergantian, ada banyak keraguan dalam diri Kimora. Kimora menggigit dalam pipinya sendiri sebelum akhirnya memilih mengikuti perintah Gio dengan suka rela.

Selama diperjalanan keduanya hanya diselimuti keheningan, tidak ada tanda-tanda keduanya akan bersuara.

Kimora yang diselimuti dengan perasaan bersalah hanya bisa pasrah tentang kemana Gio akan membawanya hingga mobil tersebut memasuki kawasan apartemen yang Kimora ingat adalah apartemen yang dulu pernah ia datangi saat mereka masih remaja.

"Kita butuh tempat yang lebih privasi." Jelas Gio tanpa diminta.

Kimora hanya diam dan menurut. Keduanya memasuki apartemen tersebut masih dalam keheningan. Sebenarnya Kimora ingin bertanya apa tidak bisa dibicarakan di tempat terbuka. Tapi Kimora tahu ia bukan pihak yang bisa menentukan. Ia tidak punya pilihan, lebih tepatnya ia tidak diizinkan memilih.

Lamunan Kimora buyar saat pintu apartemen sudah terbuka. Gio masuk lebih dulu sementara Kimora mematung di depan pintu tersebut. Kakinya terasa berat untuk mengikuti langkah Gio dan Kimora memiliki firasat buruk. Perasaannya memang selalu tidak tenang saat bersama Gio, tapi kali ini jauh lebih meresahkan atau mungkin karena Gio menyerang titik lemahnya lebih dulu.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now