28 - Be One

24.8K 1.2K 36
                                    

Kimora kembali terbangun masih dengan tubuh lemah, matanya melirik jendela dimana hari sudah berganti malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kimora kembali terbangun masih dengan tubuh lemah, matanya melirik jendela dimana hari sudah berganti malam. Kali ini suhu tubuhnya terasa lebih normal tapi Kimora masih merasa lelah dan lapar. Ia memang belum makan apa-apa sejak pagi tadi.

Kimora berusaha mengangkat kelopak matanya yang masih terasa berat. Samar-samar ia melihat Gio yang berdiri di samping tempat tidurnya sambil memegang sebuah suntikkan. Jarinya menyentil sedikit jarum suntik itu sebelum matanya menangkap Kimora yang sudah sadar separuh.

"Kau demam tinggi." Gio berucap datar.

Kimora dapat melihat Gio masih berpakaian rapi dengan kemeja putih dan jas hitam yang masih menyampir ditubuhnya. Laki-laki itu pasti baru kembali dari kantor setelah mengemban tugas dari Aslan.

"Ini akan terasa sedikit sakit." Gio menyuntikkan sesuatu di lengan Kimora. Setelah selesai ia melepaskan sarung tangan karetnya dan mengecek suhu tubuh Kimora dari dahi hingga ke leher gadis itu. Setelah merasa suhu tubuh Kimora perlahan menurun, tangan Gio beralih membuka kancing piyama Kimora yang langsung ditahan Kimora dengan sisa kesadaran yang dimiliki gadis itu.

Gio mendengus. Bahkan saat sakit, Kimora masih berusaha menolaknya. Rasanya ia ingin tertawa, bukankah sudah terlambat.

"Tetap diam, Kim." Ketus Gio dan melanjutkan kegiatannya melepas piyama Kimora yang sudah basah oleh keringat.

Kimora hanya pasrah saat Gio melucuti semua pakaiannya dan menundukkan dirinya dengan bersandar di bahu pria itu. Panas tubuh Kimora bahkan mampu menembus pakaian Gio hingga membuat laki-laki itu ikut merasakan sedikit sentilan panas.

Kimora menyandarkan kepalanya di dada Gio dengan nyaman. Nafas hangat Kimora menerpa masuk ke sela-sela dadanya dan membuat Gio resah. Gio menggeram dan menutup matanya sejenak guna mengatur nafasnya.

"Lihat Kim. Bahkan dirumah ini hanya aku yang perduli padamu." Kesal Gio melanjutkan kegiatannya dan kembali menidurkan Kimora setelah selesai. Tangannya dengan telaten kembali menyelimuti Kimora yang masih tampak pucat.

Gio pergi sebentar dan kembali membawa baskom dan handuk kecil yang di sampirkan di pundaknya. Setelah mengecek suhu air di baskom, Gio kembali mendudukkan Kimora dan membasuh tubuh gadis itu dengan perlahan.

Kepala Kimora jatuh tertunduk di leher Gio saat Gio membasuh punggungnya.

"Seharusnya kau tidak mencampakkanku." Geram Gio masih marah atas perlakuan terakhir Kimora padanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Kimora masih belum sepenuhnya sadar. Nafas Kimora menggelitiki leher Gio hingga laki-laki itu dibuat langsung merinding.

"Sudah Ku bilang diam!" Bentak Gio marah. Otaknya masih berusaha mengalihkan pemikiran gilanya di tengah rasa cemasnya pada kondisi tubuh Kimora.

"Sudah sejauh ini, kau masih tidak menyukaiku?" Kesal Gio mendumel sendiri. Bertahan diantara semua godaan dan amarahnya yang membludak dalam dirinya.

Kimora yang melihat wajah Gio dekat dengannya tanpa sadar merapatkan tubuhnya. Euforia yang ia rasakan saat ini tampak begitu nyata, membuat Kimora lupa diri. Tangannya yang hangat terulur menyentuh pipi Gio yang dingin dan dengan perlahan ia mengecup pipi Gio.

"Aku menyukaimu." Katanya lemah. "Aku selalu menyukaimu." Gumam Kimora sekali lagi. Menggumamkan isi hatinya yang sudah ia tahan sejak lama hingga sangat menyesakkan.

Gio menghentikan gerakannya yang sedang membersihkan tubuh Kimora. Ia menoleh dan matanya menyorot tajam ke arah Kimora, terkejut sekaligus mencari kebohongan Disana. Sayangnya yang ia lihat hanya Kimora yang masih berusaha membuka matanya disela rasa kantuknya yang berat.

"Katakan sekali lagi." Perintah Gio tidak sabaran.

"Yang mana?" Tanya Kimora dengan alis berkerut tapi matanya kembali terpejam. Rasa kantuk kembali menyerangnya sebelum ia menyadari apa yang terjadi selanjutnya.

Gio yang sudah melumat bibirnya dan ikut bergerak naik ke atas ranjang. Menjatuhkan baskom tadi hingga airnya tumpah membasahi lantai dengan air yang mengalir kemana-mana.

Sisa part ini tidak dilanjutkan disini karena mengandung konten eksplisit dan hanya tersedia di Karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sisa part ini tidak dilanjutkan disini karena mengandung konten eksplisit dan hanya tersedia di Karyakarsa.

Cerita akan tetap berlanjut sampai tamat di wattpad. Terima kasih sudah membaca. ~🥰

-o-

Cara nemu cerita part lanjutan ini gampang banget.

Kalian tinggal tulis nama akun aku. @AislaMK di karyakarsa (bisa download di playstore atau kalian buka webnya melalui google). Kalian bisa pilih chapternya langsung.

Harga chapternya hanya Rp.3000,-

Sekali lagi aku ingetin, aku gak maksa kalian baca dan cerita tetep bakal tamat di wattpad.

Demi melindungi cerita ini dari report. Jelas aku gak bakal up chapter eksplisit disini.

Salam hangat. ~ 🥰

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now