5 - Not your best friend

38.8K 2.1K 27
                                    

"Selamat!" Pekik Girang Anna menyambut Kimora yang baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah.

Kimora ikut tersenyum senang. Baru saja kepala sekolah mengabarkan jika ia terpilih sebagai kandidat terkuat yang akan mendapatkan beasiswa full untuk jurusan Design dan Seni di universitas tujuannya. Universitas yang sama dengan Gio. Berbeda dengan Gio yang sudah lebih dulu terpilih karena memang merupakan kebanggaan sekolah. Kimora masih harus menjalani beberapa tes karena harus mendapatkan peluang beasiswa di universitas itu. Untuk mendapat beasiswa itu Kimora cukup kesulitan dalam banyak hal. Universitas itu cukup bergengsi dan memiliki bayaran yang cukup mahal.

"Belum pasti, Anna. Aku masih harus mengikuti tes terakhir." Katanya tertawa ringan.

"Aku juga mendaftar disana. Kita pasti akan bersama lagi. Iya kan, sel?" Pekikkan semangat Anna meredup saat melihat Gissel yang tampak lebih diam.

"Aku tidak bisa." Gissel menjawab dengan tersenyum kecut.

"Kenapa? Disana kau pasti bisa mengembangkan bakatmu lebih jauh?" Anna tampak tidak setuju dengan ucapan Gissel.

Gissel tersenyum miris. "Bakat?" Cicitnya dan melirik pada Kimora. "Kau bicara pada Kimora?" Sindirnya halus.

Anna maupun Kimora mulai tidak menyukai ucapan Gissel barusan. Selama ini Gissel adalah sosok yang selalu positif dibandingkan dengan mereka.

"Sudah aku lapar, ayo makan!" Kimora segera menutup percakapan mereka sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Ketiganya beranjak dari sana dan berjalan ke kantin. Sesampainya disana Kimora dapat melihat Gio bersama teman satu timnya asik makan sambil bercanda. Dan jangan lupakan Amora yang semakin menempel pada laki-laki itu. Kimora mencoba tidak menghiraukannya. Sejak kejadian di lapangan Gio semakin menjauh darinya. Setiap tatapan mereka bertemu laki-laki itu pasti akan membuang wajahnya, enggan melihatnya dan cenderung menghindarinya seperti sekarang.

Kedua mata mereka bertemu. Gio kembali membuang wajahnya dan mengecup bibir Amora di depannya membuat wajah adik kelasnya itu memerah malu.

Anna menggenggam tangannya, memberi semangat pada Kimora. Sementara Gissel yang di posisi belakang tersenyum senang. Gissel sebenarnya juga tidak tahu kenapa ia paling membenci Kimora diantara Kimora dan Anna. Mungkin karena Kimora lebih sering menjadi sorotan dibanding Anna yang lebih pendiam. Satu hal yang ia inginkan.

Langkah Kimora terhenti setelah dihadang tubuh besar Andreas. "Mau makan denganku?" Tawarnya.

"Aku ingin makan bertiga dengan temanku." Jawab Kimora dingin.

Andreas menggidikkan bahunya. Tidak masalah untuknya karena ia juga baru akan membolos untuk ikut tauran bersama teman-temanya. "Tidak masalah, aku juga akan membolos." Jawabnya senang.

Kimora mengernyit tidak suka. "Kau mau membolos." Bukan karena khawatir. Kimora hanya tidak suka saja.

"Kau mau melarangku?" Tanya Andreas menggoda.

Kimora menggelengkan kepalanya. "Tidak, terserah kau saja." Jawabnya malas.

Diluar dugaan Andreas kembali memeluknya. "Oh, kau mengkhawatirkanku, ya!" Godanya dengan suara keras. Merasa sesak Kimora berusaha berontak.

"Andreas!" Desisnya kesal.

Andreas mengecup puncak kepala Kimora menimbulkan bunyi kecupan. "Aku hanya tauran. Tidak apa-apa. Aku pasti tidak akan mati." Katanya tampak bahagia.

Kimora berdecak. Tidak ada perjanjian kecup-mengecup. Andreas suka seenaknya membuat Kimora semakin kesal. "Kau mati pun aku tidak perduli." Desis Kimora dimana suaranya hanya terdengar oleh Andreas.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now