4 - Her life

47.9K 2.2K 30
                                    

Kakinya menari lembut diatas lantai. Gerakannya pelan dan ia terus bergerak teratur mengikuti alunan musik sebelum akhirnya musik tersebut berhenti paksa. Gissel menoleh dan mendapati pelatihnya disana berdiri dengan tangan terlipat. Raut wajah tidak puas terpampang diwajahnya.

"Kau tahu apa yang kurang?" Tanya perempuan yang terlihat sudah dewasa dan memilki beberapa keriput di wajahnya. Meski begitu ia tetap cantik dan memiliki tubuh yang indah.

"Aku sudah berusaha, mama." Cicit Gissel.

Wanita yang disebut mama itu mengernyit tidak suka. "Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku malu memiliki putri yang tidak bisa apa-apa sepertimu."

Gissel memejamkan matanya. Menerima hinaan dari ibunya sendiri.

"Kau tidak sepintar Anna juga tidak seberbakat Kimora. Seharusnya jika tahu banyak kekurangan, kau harus lebih giat berlatih." Tekannya tegas.

Gissel menatap ujung sepatu baletnya. Lagi, pekiknya sendiri. Hampir setiap orang yang ditemuinya pasti membandingkan dirinya dan dua sahabatnya itu. Sahabat? Apa mereka menganggapnya sahabat? Mengingat Kimora dan Anna lebih dekat, terkadang ia merasa tersisihkan.

"Aku akan keluar. Tetap fokus pada latihanmu dan jangan berhenti berlatih sampai tarianmu tidak kaku. Tarianmu membuatku sakit kepala." Wanita itu memilih keluar meninggalkan Gissel disana sendirian.

Setelah mendengar suara pintu tertutup. Gissel memilih duduk dan membuka sepatu baletnya, terlihat lebam di kakinya mulai semakin melebar. Rasanya sakit. Setiap ia menari kakinya seperti tertusuk beling. Tapi ia tidak bisa mengadu pada siapa pun.

--------

"Kimora milikku. Jadi jangan asal menyentuhnya." Tekan Andreas tegas.

Ucapan Andreas tidak luput dari pendengaran Gissel. Gadis itu tersenyum miris ikut menonton pertunjukkan di depannya bersama siswa lainnya.

Gissel tersenyum miris. Selalu Kimora yang mendapat perhatian. Cantik, pintar, berbakat dan Berasal dari keluarga kaya membuat gadis itu selalu menjadi sorotan. Apa kimora tidak memiliki kekurangan? Pikirnya sedikit kesal.

"Wah, Kimora benar-benar mencari masalah." Komentar Anna disampingnya. Gissel menoleh dan membuat Anna menutup mulutnya.

"Kalian menyembunyikan sesuatu lagi dariku?" Tanya Gissel sedikit marah.

Anna tampak menimang-nimang ucapan yang akan ia ucapkan. "Ehmm..." Pikirannya mulai gundah.

"Anna!" Kesal Gissel.

"Ah, baiklah." Anna menarik Gissel menjauh dari sana. "Maaf jika kami belum menceritakannya. Kau tahu..."

"Apa?" Tanya Gissel tidak sabar.

Anna menghela nafasnya. "Kimora menyukai Gio." Jawabnya sukses membuat Gissel terkejut.

"Sejak kapan?" Tanya Gissel tidak percaya.

"Aku lupa. Tapi sudah lama." Jawaban Anna membuat Gissel menertawai dirinya sendiri. Ia benar-benar tidak dianggap disini.

"Berpura-puralah tidak tahu itu. Kimora sudah malu karena terlanjur jujur pada Gio tapi sepertinya Gio menolaknya." Lanjut Anna lagi.

"Lalu?" Gissel semakin semangat mendengar penolakan Gio pada Kimora. Sejujurnya Gissel cukup terkejut, dulu ia berpikir Gio dan Kimora cepat atau lambat akan menjadi kekasih. Ternyata Kimora tidak pernah dianggap pria itu. Cukup bagus karena akhirnya Kimora tahu perasaannya selama ini.

"Kimora berencana berpacaran dengan Andreas." Anna kembali menghela nafasnya. Gissel semakin semangat. Ternyata Kimora sebodoh itu dengan melemparkan dirinya pada Andreas. Tidak masalah Andreas akan mencampakkan dirinya saat pria itu bosan dengan tubuh Kimora. Dan Kimora akan berakhir seperti dirinya.

Sin of obsessionWhere stories live. Discover now