.・゜゜・𝘼𝙬𝙖𝙡 .・゜゜・

75.5K 4.1K 121
                                    

HAPPY READING
^_______________^

Di kamar bertemakan angkasa dengan beberapa miniatur pesawat yang berjejer rapi di rak. Wanita dengan rambut sebahu membelai lembut surai sang anak yang tertidur lelap. Tatapan sendu ia perlihatkan lantaran melihat wajah putranya yang baru menginjak usia satu tahun terlihat sangat pucat.

Ucapan yang baru beberapa hari seorang dokter lontarkan padanya dan sang suami, membuat hatinya berdenyut lara. Putra semata wayang yang Ia dan suaminya jaga setengah mati, ternyata divonis mengidap penyakit jantung bawaan. Dokter itu juga berkata, bahwa hidup putranya diperkirakan hanya bisa bertahan hingga usianya menginjak 10 tahun.

"Vian, bunda akan berusaha bagaimanapun caranya agar kamu bisa bertahan hingga dewasa bahkan tua nanti."

"Bunda bakal selalu ada di sisi kamu kapanpun dan di manapun. Bunda akan berusaha apapun itu caranya sayang...."

Wanita bernama lengkap Virnya Alisya Adinata, itu mengecup lama kening sang putra. Cairan bening yang sedari tadi ia tahan tanpa aba-aba keluar deras dari pelupuk mata. Rasanya sangat menyakitkan mengetahui sang putra mengidap penyakit yang amat mematikan.

Fokus matanya beralih pada sapu tangan yang berada di nakas. Dia mengambilnya, lalu membaca tulisan yang terdapat nama sang putra di sapu tangan tersebut. Vian Ilano Albara, itu nama lengkap putranya.

Virnya memeluk erat sapu tangan tersebut. Sebelah tangannya membekap mulutnya sendiri untuk menahan isakan. Ia takut akan mengganggu tidur sang putra.

"Maafin bunda sayang ... maafin bunda karena sudah melahirkan kamu dengan keadaan seperti ini...."

Isakannya semakin menjadi, namun Virnya tahan sebisa mungkin agar tak mengeluarkan suara. Tangannya dengan gemetar terulur mengelus wajah Vian. Memandangnya dengan tatapan sendu kemudian mengecup dahi Vian sekilas.

Tubuhnya dia tegakkan lalu dengan langkah perlahan berjalan keluar kamar. Tak lupa Virnya menghapus sisa-sisa air mata yang masing menggenang di pipinya. Tujuannya saat ini adalah kamar miliknya. Dia ingin mengatakan sesuatu hal yang penting pada Bagas -suaminya-.

Virnya berjalan dengan langkah panjang, membuatnya tak harus memakan waktu yang lama untuk sampai tujuan. Jemari lentiknya memegang knop pintu, kemudian tanpa berucap langsung memasuki kamar.

Hal yang pertama di lihat adalah Bagas yang duduk di tepi ranjang dengan gurat wajah yang kentara sangat khwatir. Langkah ringannya Virnya bawa mendekati Bagas.

"Mas," panggilnya lirih.

Bagas menoleh, tanpa aba-aba langsung menarik lengan sang istri untuk duduk di sebelahnya. "Bagaimana?" tanyanya pada Virnya.

Virnya menghela napas berat, ia takut akan reaksi yang akan Bagas berikan. "Kau sudah tahu jawabannya, anak kita ... mengidap penyakit itu."

Virnya menggigit bibir bawahnya menyadari perubahan pada wajah Bagas. Pria itu terlihat tengah menahan gejolak amarah.

Bagas mencengkram kuat kedua bahu Virnya. Menghiraukan rintihan sang istri yang menahan sakit.

REDIGUEZ FAMILY || ENDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin