♛37♛

16.9K 2.1K 302
                                    

HAPPY READING
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶




"DADDY ADA ABANG SAGA SAMA ABANG MAHES!!!" Vigran berteriak dari pintu utama saat mendapati kedua pemuda yang pernah menjadi sosok pelindungnya disekolah dulu, kini tengah berdiri tegap di kediaman Albern.

Bocah pendek itu hendak berlari menemui Albern yang tak kunjung menampakkan diri. Namun, tubuhnya segera melayang dan masuk ke gendongan Mahes.

"Jangan lari, nanti jatuh, baby." Mahes menegur sebelum mengecup gemas pipi berisi Vigran.

"Sekarang jarang sekolah, hm?" Saga membuka suara, ikut mencium Vigran di ujung bibirnya. Dilanjutkan menggigit pelan pipi yang nampak hampir tumpah itu.

"EUNGG~ jangan gigittt!! Sakit Abang ~" Vigran merengek merasa gigi-gigi Saga menekan pipinya. Vigran mengeratkan pelukan di leher Mahes seraya menyembunyikan wajah di dada bidang pemuda itu. Berusaha menghindari serbuan kecupan dari Saga.

"Ngga usah jahil, deh. Masuk dulu ayok," ajak Mahes. Sedikit tak enak berbicara di depan pintu.

Kedua pemuda itu berjalan memasuki kediaman megah Albern. Mendudukkan diri sofa ruang tengah dengan Vigran dipangkuan Mahes. Menunggu sang tuan rumah menunjukkan diri.

"Abang kok main ke sini, ga biasanya." Vigran menatap Mahes dan Saga bergantian.

"Emang ngga boleh?" tanya Saga niat bergurau.

"Kan Iyan nanya doang tau." Vigran menatap Saga dengan alis yang menukik garang. Tak lupa bibir yang maju seperti bebek. Membuat kekehan gemas dari Saga terdengar.

"Mukanya biasa aja dong. Mau dicium terus gigit bibirnya, hm?" ancam Saga sok galak.

Mencondongkan wajah berniat menakuti Vigran bahwa ia benar akan menggigit bocah itu. Membuat Vigran reflek memeluk erat Mahes, begitu pula Mahes yang sigap menyembunyikan wajah si kecil di dadanya. Mana sudi membiarkan bibir Vigran oleh pedofil seperti Saga.

"Cabul anjing!" maki Mahes pada sang sahabat dengan suara pelan. Tak ingin Vigran mendengar kata kasar yang terucap.

"Iyan bilangin Kakak hayo!" Vigran balik mengancam Saga dari balik ketiak Mahes. Tak ingin mengambil risiko bila pemuda itu menggigitnya.

Belum sempat Saga membalas kembali ucapan Vigran, sosok yang baru si kecil sebut namanya tiba-tiba muncul dari arah lift. Nampak pemuda yang baru dikatakan bebas dari penyakit mematikan itu berjalan santai dengan wajah datar.

"KAKAK SINI!!!" Vigran memekik kencang sembari melambai ria. Yang dibalas tatapan malas oleh Vian. Tidak tahukah bahwa sedari awal keluar lift ia sudah mendapati bocah gendut itu bersama mantan pawangnya di sekolah dulu.

"Berisik gendut!"

Vigran langsung diam dengan wajah cemberut. Tangan pendeknya menyilang di depan dada.

"Harus Iyan bilang berapa kali si, Iyan itu engga gendut!!"

Vian memilih tak memedulikan seruan tak terima Vigran. Beralih menatap dua pemuda yang salah satunya sibuk mencuri kecupan di pipi gembul Vigran. Membuat Vian tanpa sadar mengepalkan tangan.

REDIGUEZ FAMILY || ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt