♛EXTRA PART♛

14.9K 1K 41
                                    

HAPPY READING
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶




Cuaca yang cerah namun tak begitu panas ini begitu mendukung acara pernikahan dari kedua kakak Mahes dan Saga. Acara dengan pilihan konsep outdoor yang di kelilingi pepohonan pinus serta bunga-bunga hias didominasi serba putih yang menyegarkan mata begitu menambah suasana asri.

Banyak tamu undangan yang datang. Sebagian besar merupakan rekan kerja di perusahaan antara kedua mempelai. Acara janji suci sudah dilewati sekitar setengah jam yang lalu. Mempelai tengah disibukkan dengan acara sambutan untuk para tamu undangan.

"Sayangnya mami tambah endut, hmm!" Alexia selaku mami dari Mahes itu mencium gemas pipi berisi Vigran yang terasa begitu lembut. Diciumi setiap inci bocah itu membuat Vigran memekik geli.

"Mami no, no, Iyan ngga endut!!" Tangan pendek Vigran digunakan untuk menutup wajah, menghindari ciuman brutal dari Alexia.

"Pipinya kuat nampung berapa kilo ini, he? Makin melar aja sih." Wijaya, suami dari Alexia mengambil alih tubuh Vigran dari sang istri. Mendudukkan Vigran dipangkuannya. Lagi-lagi Vigran mendapat serangan ciuman dari orang-orang.

"Jangan cium-cium Iyan mulu, bedak Iyan jadinya luntur tauk!" rengek Vigran memajukan bibirnya kesal.

Vigran menabok wajah Wijaya yang tak menghiraukan rengekannya. Ia menatap Albern berharap mendapat pertolongan. Namun, pria itu tak bergerak sama sekali. Membiarkan Vigran menjadi sasaran kegemasan dari sang sahabat.

"Iyan mau main, Papi awass iihhh~" Vigran kembali merengek dengan suara yang bergetar. Bocah itu menahan tangis dilihat dari wajahnya yang memerah serta mata yang berkaca-kaca. Yang mana justru menjadi bahan tawa oleh keluarganya.

"Hiks jangan ketawa, Iyan Ndak suka." Vigran menggelengkan kepala. Tangannya ia rentangkan ke arah Nico meminta diambil alih dari suami Alexia. Namun, bukannya sang Abang sulung yang mengambilnya, tubuh Vigran justru masuk ke gendongan Abimanyu, Papa dari Saga.

"Kalian masih saja sama, senang sekali membuatnya menangis." Abi menendang kuat kaki Wijaya yang masih tertawa pelan membuat pria itu meringis pelan setelah menghentikan tawanya.

Abi menatap memelas si kecil. Ia juga ingin menggigit pipi yang meluber itu. Terlebih wajah sembab dengan hidung yang memerah serta mata bulat yang basah menambah kuat kesan menggemaskan pada bocah yang sudah ia anggap bungsunya.

"Papi mami nakal, harus Iyan gigit!!" Dengan bibir yang masih mencebik, Vigran mengadu pada Abi. Merasa pria itu memang lebih manusiawi dari kedua pasang suami istri itu. Tentu saja ucapan Vigran hanya di balas kekehan gemas oleh Wijaya dan Alexia.

"Ya, baby harus menggigit mereka nanti oke? Dan untuk saat ini jangan terlalu dekat kedua kanibal itu yang berani memakan pipimu sampai memerah seperti ini."

Abi mengompori si kecil dengan wajah yang dibuat se-serius mungkin. Jelas saja di balas anggukan mantap oleh sang korban dari keganasan orang tua Mahes.

"Baiklah, karena Papa berbeda dari mami papi mu, sekarang beri Papa tiga kecupan manis mu."

Abi tersenyum lebar pada Vigran yang berada dalam gendongannya seraya menunjuk pipinya. Dan dengan lugu Vigran langsung menuruti. Memberi ciuman di kedua pipi serta kening untuk duda dua anak itu.

Cup

Cup

Cup

Suasana hati Abi langsung melonjak naik tanpa batas. Senyum nya mendadak begitu cerah. Hatinya terasa berbunga-bunga. Yang mana jika dalam adegan sebuah animasi akan ada cahaya ilahi serta bintang-bintang yang menghiasi sekitar wajah Abi.

REDIGUEZ FAMILY || ENDWhere stories live. Discover now