♛𝘿𝙪𝙖𝙥𝙪𝙡𝙪𝙝𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩♛

21.3K 2.7K 371
                                    

HAPPY READING
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Mata bulat Vigran menatap bingung pria asing di depannya. Mengerjapkan mata berulang kali mencoba mencerna maksud pria itu yang tiba-tiba menyapa.

"Paman siapa?"

Pria itu tersenyum tipis. "Nama saya Matthew. Di sini saya sebagai pengganti Tomi sementara waktu karena sedang ditugaskan di luar kota," jelas Matthew sopan.

"Oohh gitu ...." Vigran mengangguk-angguk paham. "Berarti Daddy udah pulang ya, Paman Mati?"

"Matthew tuan bukan mati," ralat pria itu tersenyum canggung. "Tuan Albern sedang berada di ruang kerjanya. Seperti ia juga sedang menunggu Anda."

"Lidah Iyan susah ngomongnya." Vigran membela diri.

"Tap-"

"Ya udah Iyan mau ke Daddy dulu ya Abang, Jammy."

Cup

Vigran mengecup pipi kanan Ando cepat membuat si empu sedikit tersentak. Setelahnya Vigran berlari ke arah lift untuk menemui Albern. Kini, ruang tengah masih terdapat Jammy, Ando, dan Matthew.

Mata tajam Jammy sedari tadi tak lepas dari pria yang baru beberapa saat ia lalu temui. Pria yang tak lain merupakan penyebab Ando mendapatkan luka di dahi.

Matthew menunduk hormat. Netranya menatap penuh sesal Ando yang juga menatapnya. "Maaf atas kelalaian saya tuan."

" Jadi ... kembaran si Jammy itu di kasih tugas sama Daddy dan sementara Lo gantiin dia?" Ando mendongak lantaran tubuhnya yang tengah berendam di tepi kolam.

"Benar tuan," balas Matthew tersenyum tipis.

"Anda sudah berada di dalam kolam lebih dari satu jam, sekarang sudah waktunya keluar." Jammy berujar bermaksud menegur Ando agar tak terserang demam. Ekor matanya melirik Matthew yang tersenyum tipis ke arahnya. Namun, Jammy sama sekali tak mengacuhkan.

"Nanti dulu, Jam," tolak Ando.

"Tidak ada nanti-nanti Tuan," sahutnya datar, sedikit tegas.

"Lima menit lagi, ya?" Ando menawar sedikit merengek agar bodyguardnya itu luluh.

"Sekarang, Tuan. Tidak ada lima menit atau lima detik. Anda bisa terserang demam."

Ando memicingkan mata menatap tak suka ke arah Jammy yang setia dengan wajah datarnya. Ia berdecak sebal, kemudian berujar. "Iya-iya, sini handuknya!" Matanya memutar malas.

Senyum tipis terbit di bibir Jammy. Ia hendak memundurkan langkah mengambilkan handuk untuk tuannya. Namun suara Matthew tiba-tiba menguar membuat Jammy urung.

"Biar saya saja," tawar Matthew yang segera dicegah oleh Jammy.

"Tidak perlu repot-repot. Di sini sudah ada bodyguard nya yang tidak lain adalah Saya, sebaiknya Anda kembali ke tugas yang seharusnya." Jammy menyunggingkan senyum paksa.

"Tidak apa, hanya mengambilkan handuk tidak akan membuat waktu saya terbuang sia-sia." Tangan Matthew menepuk-nepuk pundak Jammy.

Setelahnya ia langsung beranjak mengambil barang untuk Tuannya. Saat Jammy hendak mencegah suara Ando lebih dulu terdengar membuat pria itu urung.

"Biar Matthew aja. Lo diem di sini," balasnya terdengar datar.

Mulut Jammy terbuka hendak mengeluarkan protes. Namun, justru Ando memalingkan wajah tak ingin mendengar ucapan bodyguard nya. Helaan napas berat pun terdengar. Jammy sudah menduga, Ando pasti kesal karenanya.

REDIGUEZ FAMILY || ENDWhere stories live. Discover now