Bab 3b

10.8K 1.5K 62
                                    

Giana mencerna cerita Orlando tentang wanita bernama Bella yang menjadi istri dari kekasihnya. Wanita yang ia anggap sebagai penghalang paling besar dalam hubungannya dengan Orlando. Semua rencana masa depan termasuk pernikahan dengan laki-laki yang ia cintai musnah saat Orlando menikahi wanita itu. Itulah sebabnya, timbul rasa dendam dan juga geram saat mengingat Bella.

“Ada banyak orang penting malam ini,” ucap Giana mengedarkan pandangan ke sekeliling. “Lihat! Kakak Iparmu ada di sana, sedang bicara dengan Pak Edy, pemilik tambang batubara.”

“Nathan memang akrab dengannya.”

“Apakah dia tidak membawa kakakmu?”

“Tidak, sepertinya datang sendiri. Kenapa?”

Giana mengangkat bahu, menyunggingkan senyum. “Syukurlah, karena sepertinya kakakmu cemburu padaku. Dia mengira, aku menjalin hubungan dengan suaminya.”

“Hei, isu dari mana itu?” tanya Orlando heran.

Menggelengkan kepala, Giana menjawab tidak tahu. “Sepertinya, kakakmu memang suka cemburu berlebihan. Sedangkan kakak iparmu cenderung genit.”

Perkataan Giana mengingatkannya akan istrinya. Ia beberapa kali memergoki Nathan bicara akrab dengan Bella. Ia sempat menduga kalau keduanya terlibat hubungan, hanya saja ia tidak punya bukti yang nyata. Bicara tentang Nathan, kalau laki-laki itu genit sepertinya semua orang sudah tahu. Entah apa yang membuat kakaknya menutup mata atas perbuatan suaminya.

“Hai-hai, kalian di sini?” Seorang pemuda dengan rambut ikal kecoklatan dan warna mata yang sama dengan rambutnya, mendatangi keduanya. Pemuda tampan itu menjabat tangan Orlando. “Hallo, mantan calon kakak ipar. Di mana istrimu?”

“Grafin!” tegur Giana.

Pemuda itu tersenyum, mengangkat dua tangannya. “Ups, sorry. Hanya bertanya basa-basi, Sist. Santai saja.”

“Tapi--,”

“Sudah! Tenang saja, Giana. Kita tahu bagaimana perangai adikmu.” Orlando melerai perdebatan dua bersaudara di depannya. Ia mengenal Grafin sebagai adik Giana sudah dari dua tahun lalu Sedikit banyak mengerti bagaimana sikap dan sifat pemuda tampan itu yang terbiasa blak-blakan. “Istriku sebentar lagi datang. Itu dia!”

Dari arah pintu, terlihat wanita cantik dalam balutan gaun sutra biru. Meski berpotongan sederhana tapi membalut tubuhnya dengan pas. Terlebih Bianca menyanggul rambutnya ke atas dan menampakkan leher putih dihiasi kalung blue diamond. Melangkah perlahan, Bianca mendekati Orlando dan tersenyum pada laki-laki itu.

“Bella, kamu mengenali Giana dan Grafin? Mereka kakak beradik,” ucap Orlando menyambut kedatangan istrinya.

Bianca mengamati Giana dan Grafin bergantian. Ia melihat bagaimana wanita cantik berambut coklat di hadapannya menempel erat pada tubuh Orlando. Kalau tidak salah lihat, bahkan keduanya saling menggenggam tangan di belakang tubuh. Matanya menatap leher Giana di mana ada kalung berlian sama persis dengan miliknya, hanya beda di batunya. Seketika ia tersenyum kecil.

“Apa kabar? Tapi aku tidak mengingat kalian.”

“Benarkah? Kamu melupakanku? Sayang sekali?” decak Grafin. “Tapi, kita memang baru bertemu satu kali,sih.” Ia tergelak, menjabat tangan Bianca. “Kamu cantik untuk ukuran orang yang baru kecelakaan.”

“Grafiin!” tegur Giana.

Bianca menatap Grafin dengan terbelalak. Heran dengan kejahilan pemuda itu, yang kini tergelak karena berhasil menggodanya.

“Ayo, kita masuk. Acara sebentar lagi dimulai,” ucap Orlando.

Mereka melangkah beriringan menuju tengah ruangan. Tak lama, seorang laki-laki yang merupakan Menteri perdagangan, membuka jalannya pesta. Dilanjutkan dengan sambutan beberapa petinggi perusahaan, termasuk Orlando. Setelah selesai semua perkenalan dan sambutan, mereka berpindah ke ruang makan.

Rahasia Istri Miliarder (Billionare's Wife Secret)Where stories live. Discover now