Bab 20b

10K 1.2K 87
                                    

“Tanya sendiri pada istri yang kamu puja itu. Apa yang sudah dia lakukan pada Nathan. Belum pernah aku melihat wanita bar-bar seperti Bella. Bukankah tugasmu untuk mendidiknya Orlando? Apa kamu buta karena cinta sampai tidak bisa melihat kesalahan dan kekuarangan istrimu?”

Orlando membalikkan tubuh tepat saat Emilia melangkah keluar. Ia menutup pintu dan menatap Bianca yang kini duduk di tepi ranjang.

“Apa yang kamu lakukan pada Nathan?” tanya lembut.

“Apa kamu percaya kalau aku mengatakan yang sesungguhnya?” Bianca berucap lirih.

“Tentu, asal kamu mengatakan yang sebenarnya.”

Menunduk sambil memegang pipinya, Bianca bercerita lirih. “Aku menendang Nathan tepat di kemaluan. Mamamu melihatnya dan menganggap aku bersalah.”

“Kenapa kamu menendang Nathan?”

“Karena dia kurang ajar padaku, bukan sekali ini saja. Dari omongnya seolah kami punya affair. Bahkan Bella ada, eh, maksudku di tubuhku ada bekas luka dulunya, dia pun tidak tahu.”

Mendekati Bianca, ia mengangkat dagunya dan menatap mata wanita itu tajam. Ada kesedihan yang terlihat jelas di selaput mata Bianca.

“Aku tahu, Nathan kurang ajar. Aku mendukung apa yang kamu lakukan.”

Mata Bianca melebar. “Benarkah?”

“Iya, tapi ingat satu hal. Kalau dia keterlaluan dan kamu ingin membunuhnya, biar aku yang melakukannya. Kamu tidak perlu mengotori tanganmu.”

Senyum penuh kebanggan merekah di bibir Bianca. Ia bangkit dari tepi ranjang dan memeluk leher Orlando. Mengecup bibir laki-laki itu dan berucap gemetar. “Terima kasih.”

Orlando mengusap pipinya lembut. “Untuk apa? Sudah seharusnya seorang suami melindungi istrinya.”

“Aku senang kamu mempercayaiku.”

“Itu juga yang aku harapkan dari kamu, Bella. Apa pun yang terjadi, kamu harus percaya padaku. Apa pun itu.”

Menyimpan rasa bersalah karena telah menyembunyikan identitas aslinya, Bianca mengangguk. “Baiklah.”

“Sekarang, kita kompres pipimu dengan air hangat biar tidak nyeri.”

Orlando membuka jas dan dasi. Menggulung kemeja hingga ke siku, ia menuntun Bianca ke kamar mandi. Mengucurkan air hangat dari kran, menampungnya di wastafel dan meraih handuk kecil dari rak. Dengan lembut ia mengompres pipi Bianca.

“Bagaimana? Enakkan?”

Bianca mengangguk. “Nyerinya berkurang.”

“Bagus. Kalau begitu kamu harus membalas budi padaku.”

“Hah, maksudnya?”

“Itu, perbuatan baikku karena sudah menolongmu, harus kamu balas juga.”

“Dengan apa?”

Orlando berbisik lembut. “Memandikanku.”

“Apaa?”

Dengan cekatan, Orlando menanggalkan baju Bianca. Tidak peduli meski wanita itu meronta, hingga tertinggal celana dalam dan bra. Ia berbalik ke arah bathtub, memastikan kalau saluran airnya tertutup. Menyalakan kran, ia membiarkan air memenuhi bak dan ia sendiri secara perlahan membuka bajunya.

Bianca ternganga saat melihat Orlando telanjang di depannya. Tubuh yang kokoh dengan alat vital yang menegang, cukup membuatnya kaget.

“Ke-kenapa harus mandi berdua?”

Rahasia Istri Miliarder (Billionare's Wife Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang