Bab 14b

10.4K 1.6K 140
                                    

Bianca menatap bayangannya di cermin ganti sebuah toko pakaian. Ia memilih untuk membeli gaun dengan kartu yang diberikan Orlando untuknya. Tentu saja menggunakan nomor kode yang sudah diubah. Sebenarnya, masih ada waktu untuk pulang dan berganti pakaian sebelum bertemu Orlando tapi ia malas melakukannya.

Setelah berpisah dengan Emilia, ia tidak langsung pergi. Mencari tempat yang aman dan tersembunyi dan mengamati gerak gerik wanita itu. Ada banyak perkataan dari wanita itu yang membuatnya tidak suka sekaligus curiga. Kenapa Emilia lebih membela Giana dari pada menantunya sendiri? Kenapa wanita itu menyudutkannya? Meski dibalut dengan ucapan yang lembut, ia tetap tahu kalau sedang diingatkan dengan cara halus.

Mengelus lembut permukaan kain, Bianca teringat dengan sosok lain yang ditemui Emilia setelah ia pergi. Lidia, sang ibu tiri yang luar biasa licik. Ia tersenyum lembut di depan cermin, bersikap seolah-olah menyukai pakaian barunya tapi ia sedang menertawakan orang-orang yang berusaha menentangnya.

“Bella, apa yang kamu punya selain hanya pemilik toko dan istri Orlando? Kenapa banyak sekali orang yang membencimu? Bahkan mertuamu yang terlihat baik pun ternyata diam-diam menentangmu. Ada apa denganmu saudaraku?”

Bergumam lembut, Bianca berputar di tempatnya berdiri. Dengan kepala berkecamuk soal saudaranya, ia meninggalkan toko. Ia yakin kalau Lidia dan Emilia masih bicara berdua sekarang. Mulai sekarang ia harus lebih hati-hati.

Tiba di restoran yang sudah dipilih Orlando, ia kaget mendapati Nathan berdiri pongah menyambut kedatangannya.

“Well, Nyonya Orlando datang ke restoran kami. Sungguh luar biasa.”

Bianca mengernyit. “Restoran kalian?”

Nathan mengangguk. “Iya, kamu pasti lupa atau memang belum pernah datang?”

Menggeleng adalah cara teraman untuk menjawab pertanyaan Nathan. Karena ia sama sekali tidak tahu kalau pemilik restoran mewah adalah keluarga Orlando. Ia mencari pelayan dan berniat menanyakan meja, tapi Nathan menghentikannya.

“Tidak perlu pelayan, aku yang akan mengantarkanmu. Ayo, Bella Cantik.”

Bianca mendesah, mau tidak mau mengikuti Nathan. Dilihat dari dekorasinya, restoran ini menawarkan makanan khas Eropa. Berjendela kaca yang tinggi dan lebar, dengan kursi dari kayu. Di dinding terpasang beberapa lukisan dan ada banyak lampu cantik tergantung di langit-langit. Unsur Perancis terlihat jelas dari menu makanan para tamu dan gelas tinggi untuk menyajikan minuman. Aroma mentega, berikut rempah dari makanan, begitu menggoda. Bianca berusaha menyembunyikan perutnya yang keroncongan.

Nathan membawanya masuk ke bilik yang lebih kecil berdinding kaca dan menghadap langsung ke taman.

“Ayo, duduk. Biar pelayan membawakanmu sampanye.”

Ia menggeleng. “Jangan alkohol.”

“Kenapa?”

“Tidak apa-apa. Sedang tidak mau saja!” Nathan berdiri di belakang punggungnya. Laki-laki itu menahan kursi dan membuat Bianca risih. “Jaga sikapmu, Nanthan!” tegurnya kesal.

Nathan tersenyum, berusaha mendekatkan diri ke arah Bianca tapi gagal karena wanita itu berkelit.

“Kenapa kamu jadi begini, Bella? Kenapa setelah kecelakaan sikapmu berubah jauh sekali? Padahal, aku yakin kalau sebenarnya wanita yang penuh gairah dan panas. Terbukti dari kejadian pesta beberapa hari lalu.”

Perkataan Nathan membuat Bianca terdiam. Ia tidak merasa aneh kalau Nathan tahu masalah pesta, hanya saja tetap tidak suka saja mendengarnya dari mulut laki-laki itu. Intonasi yang keluar seakan penuh penghinaan.

Rahasia Istri Miliarder (Billionare's Wife Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang