Bab 13b

10.6K 1.6K 169
                                    

Ketenangan di ruangan besar itu hilang secara bersamaan. Lidia dan dua anaknya menghampiri Orlando. Mereka bahkan tanpa malu menyanjung dan memuji Orlando secara berlebihan, seolah-olah bukan orang yang datang melainkan dewa uang. Bianca dibuat heran dan jijik saat melihatnya.

“Tidak menyangka, Orlando akan datang ke gubuk kami.”

“Selamat datang, Orlando. Silakan duduk, mau minum sesuatu?”

“Kenapa datang tidak bilang-bilang dulu? Biar kami membersihkan rumah.”

“Iya, kami jadi malu dengan keadaan rumah kami yang tua dan berantakan.”

“Bagaimana kalau malam ini kita makan malam di luar, Mama?”

“Ide bagus!”

Orlando mengangkat tangan, berusaha menenangkan ibu beserta dua anak gadis di depannya. Pandangannya bertemu dengan Bianca yang berdiri heran dan Osman yang bersandar pada kusen pintu, menatap tingkah anak dan istrinya yang berlebihan.

“Aku ingin menjemput istriku,” ucap Orlando tenang. “Tolong, kalian minggir!” Menyibak kerumunan yang menghalanginya, Orlando melangkah tenang menghampiri Bianca. “Sudah selesai? Kita pulang?”

Untuk sesaat Bianca berdiri kebingungan, menatap laki-laki yang mendadak datang menjemputnya. Kenapa Orlando datang tanpa memberitahunya? Ia tersenyum, berusaha meredakan kebingungannya. Otaknya berpikir cepat, untuk menunjukkan sedikit kesombongan pada orang-orang di rumah ini.

“Sayang, aku senang kamu menjemputku!” Ia mengalungkan lengannya di leher Orlando dan dengan berani mengecup bibir laki-laki itu.

Tindakannya membuat Orlando terkesiap, begitu pula Lidia dan anak-anaknya. Tak luput juga dari pandangan Osman yang sedari tadi mengamati mereka.

Mengikuti sandiwara istrinya, Orlando tersenyum. Ia secara sengaja menarik pinggang Bianca dan meremasnya lembut. Bisa ia rasakan, Bianca menegang dan ia makin mempererat pelukannya. “Barang-barangmu tidak ada yang ketinggalan?”

“Tidak ada, aman. Bisakah nanti kita mampir ke suatu tempat untuk makan malam?”

“Bisa, bagaimana kalau ke restoran yang ada di hotel kita?”

“Mau!” Bianca mengangguk, membiarkan Orlando memeluk dan mengecup pipinya. Ia tahu, laki-laki ini sedang memanfaatkan keadaan untuk menyentuhnya dan ia membiarkan demi satu kosombongan yang semoga tidak ia sesali nanti.

“Ehm! Kalian mesra sekali.” Jenifer maju, menatap Bianca dan Orlando bergantian. “Bukankah tadi malam Bella membuat kekacauan di pesta yang membuat kamu marah, Orlando?”

Orlando tersenyum. “Aku tidak marah.”

“Benarkah? Lalu kenapa membopongnya pergi?”

“Karena Bella kakinya sakit. Lecet karena sepatu.”

“Kaki Bella lecet? Lalu kamu menggendongnya pergi dari pesta. Sementara orang-orang bergunjing tentang Orlando dan wanita penggoda di pesta!” Suara Jesica menggelegar, menyela percakapan mereka.

Bianca mengernyit. “Apa maksudmu dengan wanita penggoda? Siapa yang aku goda? Kenapa kamu bisa tahu? Bukannya kamu tidak ada di pesta tadi malam?”

“Tidak perlu hadir secara langsung untuk tahu peristiwa di suatu tempat, Bella. Aku tahu kalau kamu menggoda adiknya Giana dan semua laki-laki di pesta,” bisik Jesica dengan senyum licik. Ia membuka layar ponsel dan menunjukkan pada Orlando serta Bianca. “Lihat, video amatir bertebaran di internet. Tentang wanita bergaun merah yang menggoda Grafin dan Orlando. Hebat kamu, Bella.”

Rahasia Istri Miliarder (Billionare's Wife Secret)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ