Bab 18b

10.5K 1.6K 124
                                    

“Dari tadi, aku sudah ingin melakukan ini,” bisik Orlando dengan suara serak. “Saat melihatmu dalam balutan gaun itu, begitu cantik dan memesona. Aku tidak tahan untuk menyergapmu dalam pelukan.”

Bianca terengah, saat ciuman Orlando menyentuh lehernya dan tangan laki-laki itu bergerak liar di tubuhnya. Kali ini ia tidak menghindar, menunggu dengan  antisipasi apa yang akan dilakukan laki-laki itu padanya.

“Katakan, apa kamu menginginkanku? Karena aku nyaris gila karenamu.” Orlando kembali melumat bibir Bianca, mereguk sebanyak mungkin rasa nikmat yang terasa membakar.

“Orlando ….” Bianca mendesah. Saat tangan laki-laki itu menangkup pinggulnya.

“Iya, katakan, Sayang. Ayo, katakan kamu menginginkanku.”

Tidak ingin berucap terlalu banyak, Bianca merengkuh bagian belakang kepala Orlando dan melumatnya. Kali ini ia yang berinisitif, bertindak lebih berani dan menuruti perasaannya. Ia memang gila, membiarkan perasaannya ikut hanya dalam permainan. Otak di bawah sadarnya mengatakan untuk berhenti, tapi tubuhnya meminta lebih. Hatinya menjerit kalau Orlando milik Bella, sayangnya setiap sentuhan membuatnya ia lupa diri.

Saling merengkuh, saling memagut, dua tubuh membara dalam hasrat. Bianca mendesah saat tangan Orlando mengangkat bagian bawah gaunnya dan tangannya menyelusup masuk ke celah celana dalam.

Tidak sabaran, Orlando mengangkat tubuh Bianca dan merebahkannya ke atas ranjang. Dengan sedikit tergesa-gesa, membuka resleting gaun dan meloloskan dari tubuh. Orlando bangkit dengan enggan, menatap Bianca yang berbaring hanya memakai lingere hitam nan menggoda. Ia membuka jas dan kemeja dengan tergesa-gesa dan melemparkannya begitu saja ke lantai. Menindih dengan posesif, keduanya kembali memagut.

“Tubuhmu harum dengan lekuk menggoda dan membuatku menggila,” desah Orlando dengan tangan melepaskan kait bra. Benda itu menyusul gaun tergeletak ke lantai.

“Benarkah?” Bianca tidak dapat menahan desahan saat Orlando menunduk dan mengecup puting dadanya.

“Iya, aku selalu tergoda denganmu. Entah mulai kapan, rasanya ingin memilikimu seutuhnya.”

Tidak ada yang bicara, saat pakaian yang tersisa kini bergabung dengan yang lainnya. Dua tubuh panas bergumul di atas ranjang, saling memeluk, saling mencium, dan membelai tiada akhir.

Bianca memekik, saat lidah Orlando bergerak lembut di seluruh tubuhnya. Ia terengah, menikmati sensasi di setiap tubuh yang disentuh dan dicium oleh Orlando.

“Kamu basah sekali,” bisik Orlando dengan jemari berada di area intim Bianca. “Hangat, dan siap untukku. Kita akan melakukannya pelan-pelan. Apa kamu takut?”

Bianca menatap Orlando dengan pandangan berkabut lalu menggeleng.

“Baiklah, karena aku juga tidak tahan.”

Mengangkat satu kaki Bianca, Orlando memosisikan dirinya. Mata mereka saling menatap dalam keremangan. Terlalu bernafsu hingga lupa menyalakan lampu. Di luar, suara pesta terdengar nyaring dan mereka tidak memedulikannya. Saat ini yang ada hanya mereka berdua, dengan tubuh berkeringat dan penuh damba.

“Bella, i love you.”

Untuk sesaat Bianca mengejang, bukan hanya karena tekanan Orlando di area intimnya tapi juga nama saudaranya yang keluar dari bibir laki-laki itu. Ia memekik, saat rasa perih menyerang. Orlando bergerak lambat, mendekat tubuhnya erat.

“Maaf, kalau sakit.” Orlando kembali berbisik.

Bianca membiarkan dirinya dibawa arus gairah. Ingin menolak tapi tak berdaya. Meski hatinya tahu kalau yang ada di pikiran Orlando, yang sekarang sedang diajak bercinta bukan Bianca tapi Bella. Ia tidak lagi punya wak

Rahasia Istri Miliarder (Billionare's Wife Secret)Where stories live. Discover now