NICHO - 7

117K 8.8K 178
                                    

SMA Komet sudah hampir sepi. Sejak sepuluh menit bel berbunyi seluruh murid sudah berhamburan keluar dengan berdesakan kalau semuanya ingin cepat pulang karena capek dan rindu dengan kasurnya, berbeda cerita dengan Nicho yang lima belas menit baru keluar dari rooftop dengan satu batang rokok berada di dalam mulutnya.

Tatapannya yang tajam menangkap sosok yang sangat familier di dalam otaknya. Masih santai namun tetap mengawasi gerak-gerik mereka.

Nicho menuruni tangga sampai di anak tangga terakhir kakinya yang terbalut sepatu menyentuh lantai melangkah dengan lebar menyusul dua manusia yang semakin jauh dari pandangannya. Tidak tergesa-gesa hanya berjalan dengan langkah besarnya Nicho yang masih menghisap rokoknya itu sontak membuang putung rokoknya ke lantai dan menginjaknya saat itu juga.

Jarak dua meter Nicho bisa melihat interaksi keduanya dan interaksi dengan tawa renyah itu mengundang rasa cemburu yang mampu membuat hatinya panas. Nicho menunduk membuang napas dengan kasar, tangan satunya merogoh saku hoodie-nya sekarang di genggamannya ada satu permen cium warna ungu.

Dibukanya permen itu dengan kasar dan ia lahap, sekali masuk suara gemelutuk yang berasal dari mulutnya terdengar begitu jelas di telinga Nicho yang sekarang tengah mengunyah permen itu.

Nicho maju selangkah manakala tangan nakal dari cowok itu hampir menyentuh rambut Vanya sekali hentakan tangan yang melayang itu sudah berada di genggamannya, kelakuan Nicho membuat wajah pemuda di bawah rata-rata nya itu melotot kaget. Dapat dilihat umpatan dari mulut bau itu hampir keluar kalau tidak cepat menengok siapa pelakunya.

Alis Nicho naik satu dengan wajah datar ditambah tatapan dinginnya itu. "Kenapa?"

Pias. Wajah yang memerah marah berubah pucat sampai butiran keringat sebiji jagung turun ke pelipis. Dapat dirasakan juga tangan yang masih berada di genggaman tangan Nicho itu gemetar.

"S-sori. Y-ya udah kalau gitu gue pulang dulu Van, Cho." Pemuda itu langsung lari terbirit-birit selepas tangannya di hempaskan Nicho.

Sekarang tatapan Nicho beralih ke Vanya yang masih menatap depan dengan kening mengerut. Nicho menggeram marah.

Tanpa persetujuan tangannya langsung ia lingkarkan ke pinggang kecil Vanya sontak hal itu membuat sang empunya terperanjat.

Vanya menoleh mendapati rahang mengeras Nicho. Tangannya terulur mengelus rahang Nicho dan ia sedikit bergumam, "Jangan marah mulu, pembuluh darahnya pecah nanti."

Perhatian kecil yang dilakukan Vanya membuat Nicho merasakan hangat menjalar di hatinya dan juga senyum tipis tertahan. Tanpa menoleh dan tetap membiarkan gadisnya mengelus rahangnya Nicho senantiasa menuntun Vanya ke arah parkiran tempat mobilnya di parkir.

***


Dalam mobil hitam mengkilap yang dikendarai Nicho di sampingnya ada Vanya yang asik makan permen kapas. Nicho terkekeh lirih melihat cara makan Vanya yang mirip anak kecil. Ujung bibirnya belepotan sampai hidungnya yang agak mancung itu terkena. 

Nicho menjulurkan satu tangannya yang bebas ke ujung bibir Vanya dengan ibu jarinya, Nicho mulai membersihkan sampai ke hidung. Meliriknya dan terlihat sudah bersih Nicho menarik kembali tangannya dan jarinya ia masukan ke dalam mulut.

Vanya menoleh ke Nicho, matanya melotot dengan spontan ia menarik tangan Nicho. "Kenapa dijilat sih?! Kotor tau," omel Vanya seraya membersihkan jari-jari tangan Nicho dengan tisu yang tersedia di mobil.

Nicho hanya diam sembari membuka lebar telinga mendengarkan segala Omelan yang dilontarkan Vanya untuknya.

"Lain kali jangan diulangi."

"Kalo itu kamu aku bakal terus ngulangi, sayang."

Vanya memberengut dengan kesal ia menghempaskan tangan Nicho yang berada di pangkuannya.

Nicho terkekeh melihat gadisnya merajuk. Perlahan mobil yang dikendarai Nicho melambat seiring dengan lampu rambu-rambu yang berubah merah.

Dengan perlahan wajahnya maju. Embusan napas Nicho yang mengenai leher jenjang Vanya membuat gadis itu meremang.

"Kamu lucu, dan aku makin cinta, i love you." Vanya dapat merasakan panas di pipinya. Ia membuang muka dan membuang napas perlahan.

Nicho menarik diri kala suara klakson dari belakang. Sembari mengendarai ia mencuri pandang ke gadisnya, Nicho terkekeh geli melihat wajah merah itu.

NICHO ✓Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα