NICHO - 13

95.1K 7K 20
                                    

Semenjak berpacaran dengan Nicho Vanya menyadari kalau ia jarang sekali berkumpul dengan sahabatnya. Maka sekarang dirinya berada di salah satu kafe, kafe starmoon.

"Ivy mana sih? Tuh anak paling ga on time banget dah," gerutu Nata dengan alis menukik. Sedari tadi pandangannya tidak berhenti mengelilingi seisi cafe hanya untuk menemukan keberadaan Ivy takut apabila cewek itu tidak tahu keberadaanya. Namun kalau dilihat dari pintu kafe meja yang mereka tempati bakal terlihat saja.

Serra membalas sambil menepuk lengan Nata dengan tenaga dalam sampai bunyi tepukan yang dihasilkan begitu keras, "Sabar, sabar, jangan marah-marah."

"Aww ..., biasa aja kambing. Lo kira lengan gue gak sakit apa?!" sungut Nata kesal sampai berdecak.

"Gimana nih gimana yang udah ada doi? Pasti idupnya enak," papar Serra dengan senyum jenaka ke arah Vanya yang asik memakan es krim nya.

Vanya mendelik, sebelum menjawab ia mengelap lebih dulu bibirnya dengan tisu yang di sediakan. Ia berkata ketus, "Enak kata lo, belum aja lo ngerasain kayak gue. Kalo udah gue jamin nyerah."

"Serra jomblo mana paham urusan cinta," ejek Nata dengan pongah.

Mendengar ucapan Nata spontan Serra menyemburkan sebagian jus di dalam mulut ke wajah gadis berkalung salib itu.

Byur

Uhuk ....

"Oh God. Kan, kan, salah lo nih ngomongin gue jadi kena kan," omel Serra sesekali meringis plus jijik melihat muka Nata yang bersimbah jus nya.

Sedangkan Nata memejamkan mata dengan tepat saat jus menyembur matanya langsung bergerak menutup, akan tetapi sekarang wajahnya yang tadi terlapisi makeup sudah luntur padahal ia menghiasi wajahnya kurang lebih hampir dua jam itupun tidak mudah karena salah sedikit dirinya langsung hapus total sampai dilihat sempurna baru Nata bernapas lega.

Sekarang makeup-nya sudah luntur dalam beberapa menit. Dalam hati Nata tidak berhenti mengumpati Serra yang seenak jidat menyemburkan jus di dalam mulutnya ke wajahnya ini.

"Fuck!" umpat Nata pelan.

"Pfft ... muka lo anjir, upload sabi nih," goda Vanya dengan alis naik turun. Bibirnya bergetar menahan tawa yang sulit teredam.

Sontak Nata membuka mata dan melotot ke Vanya. Gerak tangannya menahan pergerakan Vanya yang seakan siap merekamnya. "Jangan!" jeritnya tertahan dengan kepala di geleng-geleng.

Nata menoleh ke Serra tanpa izin ia langsung menarik tangan cewek itu sampai bangkit dari duduk dengan terhuyung-huyung. Serra yang diseret memukul punggung Nata dengan keras.

"Babi santai, gue mau jatuh ini," ujarnya seraya berlari menyamakan langkah kaki lebar Nata.

Sepeninggalan kedua temannya meja yang tadi berisi tiga orang termasuk dirinya menjadi hening. Vanya membuang napas panjang dan menunduk, jari jemari lentiknya memegang pucuk sedotan ia mengaduk jus nya sesekali menyedotnya.

"Woilah Panya!"

Uhuk ....

Vanya tersedak dadakan mendengar suara nyaring dan tepukan di bahu. Mendengar suaranya saja Vanya tahu kalau dibelakangnya sekarang Ivy.

"Eh ..., sori sori gue gak tau kalo lo minum, hehe," kikuk Ivy dengan kekehan kecil.

Sembari menaruh tas di meja ia menarik kursi dan mengedarkan pandangannya ke seluruh kafe. Setelah mendaratkan pantatnya di empuknya kursi ia menoleh ke Vanya yang masih setia mengelus lehernya.

"Sori ya Van. By the way Nata sama Serra mana?"

Vanya membalas, "Ke toilet. Santai aja."

"Mbak." Ivy mengangkat tangan memanggil seorang waiters.

"Saya pesen es cappucino, mm ... itu aja deh," ucap Ivy dengan senyum tipis.

Waiters itu pergi meninggalkan meja mereka. Selang beberapa menit datanglah Serra dan Nata. Raut wajah keduanya tampak berbeda kalau Nata senang berbeda dengan Serra yang kusut.

"Kusut bener tuh muka, kenapa lo?" tanya Ivy menatap Serra yang baru duduk di sebelahnya.

"Nungguin monyet dandan lama banget bikin bete," jawab Serra sedikit menyindir orang di sebelah kanannya.

Vanya tertawa keras. Sembari menimpali ia mencomot kentang goreng dan mencocolnya dengan saus pedas.

Getaran dari ponselnya yang berada di dalam tas menghentikan aktivitas Vanya. Segera ia mengambilnya.

Melihat siapa sang pengirim Vanya memutar bola matanya malas.

NICHO🌚:
Ngapain?
Dmn?

NICHO ✓Where stories live. Discover now