NICHO - 21

77.2K 5.6K 14
                                    

Dalam kamar Vanya berkutat dengan tugas sekolahnya yang sudah seminggu lalu belum ia kerjakan dan saat tadi sedang enak-enaknya rebahan notifikasi dari grup mengurungkan niatnya.

Calon orang sukses (20+ online)

Pak ketu:
Tugas fisika Minggu lalu, lusa harus dikumpulin! Jangan ada yg ngaret gw gamau kena marah sama Bu Ersa.

Depkoleptor:
Duhhh ... bisa satu bulan lagi gak?

Si males:
2in

Si males 2:
3in

Si males banget:
4in

Depkoleptor:
Yg kreatip napa

Waketu:
Weh ada apa nihh kok pada seneng gini?

Ratu gosip:
@pak ketu mls. Gw gada contekan ye anjir. Yg pinter send dong elah pelit amat lu

Si males:
Bener tuh, send ngapa katanya solid tapi kok pelit ah ...

Pak ketu:
@waketu seneng pala lu. Scroll sana!
@ratu gosip heh lu ye😠 tgs dari bulan lalu punya lu bnyk yg blm di setor sampe gw kena marah. Gw kasih waktu khusus buat lu sebulan ini tgs dari bulan lalu sampe bln ini hrs selesai!!! G ush nego!

Si males:
Kayak gue ya pak ketu yg always ngumpulin 😎

Pak ketu:
Sama aja. Semuanya sama kalo ada tugas suka ngaret.

Asisten guru:
Oke.

Kesayangan guru:
/Send stiker oke

Anaknya guru BK:
G bisa bsk gue wawancara

Si kalem:
Wawancara apa nih? Mau di depak ya lu HAHAHA

Si emosian:
Ngakak help😭

Kang rusuh:
Senangnya dalam hati, ahayy😚

Meja belajar yang semula bersih dan tertata dengan rapi menjadi berantakan dalam semenit. Vanya mengacak surai nya dengan kesal, jawabannya dari tadi susah ditemukan.

Lama menunggu dan merenung barangkali dapat jawaban Vanya langsung pasrah karena otaknya buntu. Kepalanya menempel di meja.

Beberapa saat kemudian pintu kamarnya diketuk. Vanya memutar kepala yang mengarah ke pintu. Mengembuskan napas malas akhirnya ia bangkit dari duduk dan melangkah mendekati pintu.

Vanya mengerutkan keningnya heran dengan kedatangan sang mama. Melihat pakaian mamanya yang berbeda membuatnya semakin mengerutkan kening dalam. "Apa, ma? Tumben mama pake gaun ... m-mau dinner?"

Zelda tersenyum lebar dan mengangguk antusias. Jemarinya yang lentik membetulkan tatanan rambutnya. "Iya, dong sama calon menantu pula," ujar Zelda. Mata wanita itu membola dengan buru-buru ia mendorong tubuh anaknya masuk ke dalam kamar. "Kamu kok masih kayak gembel, sih, Van?"

Vanya melotot hampir mengumpat kalau tidak ingat yang bilang seperti itu orang tuanya sendiri. "Mama!"

"Bener 'kan?"

Vanya enggan menjawab alhasil ia hanya bergumam tidak jelas dan memilih tiduran di atas kasur. Tentang tugasnya itu bisa besok atau nanti kalau ingat.

"Vanya!" geram Zelda melihat putrinya yang malah rebahan. Datangnya ke sini untuk membantu anaknya berganti karena satu jam lagi akan pergi menghadiri acara makan malam yang diselenggarakan keluarga Vernandez alias keluarga menantunya. Mengingat Nicho--menantunya membuat Zelda tidak sabar.

Vanya menaikkan alisnya dalam posisi tiduran. Posisinya sekarang enak. "Apa, ma? Mama mau dinner 'kan ya udah sana dinner ngapain malah ke kamar Vanya?"

"Mama ngajak kamu juga, Vanya. Mangkanya ayo siap-siap jangan rebahan mulu, tulang kamu gak kaku emang kalo rebahan mulu?!"

Vanya mengerutkan kening lalu bangkit dan duduk bersila sembari melihat kehebohan mamanya yang mengacak isi walk in closet nya. "Kenapa baru bilang, sih, ma? Kalo gini bikin aku males aja."

Kepala Zelda muncul dari balik pintu. Matanya melotot galak dengan jari telunjuk menunjuk ke dirinya. Seolah-olah mengatakan 'diem aja di situ, jangan ke mana-mana!'.

Dengan pasrah Vanya duduk di atas kasur.

***

 
"Anak papa cantik banget," puji Richard semringah sembari memeluk Vanya erat dan tidak lupa mencium kening sang putri.

Vanya tersenyum simpul.

"Pergi kok gak ngajak-ngajak Kenzie, sih?!" Dari arah tangga datang ada Kenzie yang cemberut.

"Loh, papa lupa kalo punya anak lagi. Kirain cuma kak Vanya aja," seloroh Richard terkekeh.

Kenzie semakin menekuk wajahnya. Ia mendatangi kakak dan papanya. "Mau ke mana, sih?" tanyanya.

Richard tersenyum misterius seraya mendudukkan dirinya di sofa empuk. "Mau tau banget apa tau aja?"

"Pa!"

Richard tertawa terbahak-bahak melihat wajah Kenzie yang memerah kesal. Setelah meredakan tawanya ia berdeham. "Mau dinner. Kamu siap-siap sana nanti kita telat lagi."

Kenzie langsung pergi menaiki tangga dengan berlari.

NICHO ✓Where stories live. Discover now