NICHO - 30

67.1K 5K 21
                                    

Gerbang dibuka. Kemegahan rumah keluarga Vernandez terlihat dari jauh. Mobil putih bergerak dengan pelan memasuki area rumah.

Sekitar lima menit mobil berhenti di depan pintu utama. Nicho keluar dengan Vanya yang di gendongan. Satu tangannya lagi membawa kantong yang berisi roti di dalamnya.

Tanpa harus menekan bel rumah pintu sudah terbuka sendirinya. Ia berhenti sejenak membenarkan Vanya yang sedikit melorot.

Jalan ke dalam membutuhkan waktu lumayan. Kalau begini ceritanya mendingan ia membawa sekaligus mobilnya masuk.

Di pertengahan jalan Nicho bertemu salah satu asisten rumahnya. Ia menyuruh wanita setengah baya itu mendekat. "Bi, tolong ini dibawa ke dapur. Rotinya kasih ke adek sama mommy kecuali yang donat simpen dulu, itu buat Vanya soalnya." Pesannya.

"Baik, tuan muda." Setelahnya, wanita itu putar balik kembali ke dapur sebelum ia berhenti dan berbalik seraya mengangguk dengan senyum tipisnya.

"Makasih, bi."

Saat bersamaan bibi pergi ke dapur. Zavi baru datang dengan lesu. Keduanya saling menyapa seperti lelaki pada umumnya, biasanya hanya sekadar tepukan di bahu, tersenyum, dan bertegur sapa biasa. Mereka melakukannya dengan Zavi yang memulai dan hanya dia yang menyapa dengan menepuk bahu anaknya.

Zavi sempat berhenti saat ingin menepuk bahu anaknya manakala tatapan melihat ke arah depan anaknya. Mengetahui siapa yang berada di sana ia mengangguk-anggukkan kepala saja.

"Ke kamar sana." Hanya itu selepasnya langsung pergi menaiki tangga duluan meninggalkan anaknya.

"Dad, lupa ya kalo di rumah ada lift?" teriaknya seraya mencium pucuk kepala gadisnya.

Zavi yang sampai di setengah tangga membalikkan badan. Ia menoleh ke tempat lift rumahnya berada lalu membuang napas kasar. Sudah setengah hampir sampai, percuma kalau dirinya turun. "Lupa!"

"Tua," cibir Nicho pelan dan melangkah mendekati benda mati berjalan itu.

Hanya ada angka satu sampai tiga. Nicho menekan angka dua. Lift bergerak. Hanya ada suara dengkuran halus gadisnya yang mengisi kesunyian. Nicho sedari tadi tidak henti menatap wajah menggemaskan Vanya yang begitu menempel di bahunya.

Suara denting diikuti pintu terbuka perlahan. Selama menikmati keindahan penciptanya, Nicho sampai tidak sadar benda bergerak ini sudah sampai di tujuan.

Satu langkah kaki lebar membawa keluar. Enaknya kalau punya kaki panjang bisa mempercepat jalan dan saat berlari selalu mencapai garis finis lebih dulu.

Langkah kakinya membawa ke pintu bercat hitam. Semakin pelan langkahnya di saat mendekati pintu. Sudah lama rasanya ia tidak pulang ke rumah apalagi menempati kamarnya dulu. Bau maskulin khasnya menyambut kedatangan Nicho yang baru sampai. Senyum tipis hampir tidak terlihat terukir indah, foto saat menunggangi kuda di umur lima belas terpajang apik di dinding kamarnya.

Ia terlalu terlena di dalam gedung mewah di sana sampai-sampai lupa dengan kehangatan aslinya. Di rumah ini. Semua masih sama seperti tahun lalu saat umurnya menginjak enam belas tahun. Saat anak seumurannya meminta hadiah yang begitu-begitu saja. Berbeda dengan Nicho yang meminta cat kamarnya dirubah menjadi abu-abu bercampur hitam.

Direbahkan Vanya perlahan ke kasur empuknya. Gadis cantik itu tampak tidak terusik.

Nicho meregangkan badan. Pegal terasa sekilas di bagian lengan. Sambil melangkah ke dalam Kamar mandi ia mulai melepas satu persatu kancing kemeja sampai terbuka keseluruhan.

Di bawah shower yang menyala tubuh shirtless dengan roti sobek terlihat menggoda iman saat diguyur air yang turun membasahi tubuh Nicho. Wajahnya mendongak langsung dibasahi air, jemarinya mengacak rambut.

Dua puluh menit kemudian

Pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Bau sabun mengisi ruangan. Dengan santai ia melangkah ke walk in closet dengan dua tangan mengusap rambutnya dengan handuk putih kecil. Satu kakinya yang menyusul masuk berhenti, ia memutar tubuhnya sembilan puluh derajat.

Vanya masih tertidur lelap dengan posisi yang sudah berubah. Usai memastikan gadisnya aman ia melanjutkan langkahnya yang tertunda.

NICHO ✓Where stories live. Discover now