NICHO - 10

108K 7.6K 15
                                    

Sang surya mulai menampakkan diri dan menyinari sebagian bumi. Termasuk tempat yang dihuni dua remaja berbeda gender yang sekarang asik bergelung dengan selimut. Keduanya masih terpejam menikmati udara dingin yang dihasilkan dari air conditioner (AC) maka sebab itu sekarang keduanya masih malas beranjak dari kasur dan semakin mempererat selimut tebal yang membuat rasa nyaman menyerang.

Berselang beberapa menit kemudian Nicho bangun dan meregangkan badannya sampai berbunyi seakan dirinya habis bekerja begitu keras padahal ia hanya tidur. Bangunnya Nicho karena sinar matahari yang lancang masuk melewati gorden dengan malu-malu membuat dirinya dengan terpaksa bangun padahal badannya masih betah berlama-lama di atas empuknya kasur. Menoleh ke sampingnya ia langsung mengembangkan senyum manis yang jarang ditunjukkan ke siapapun.

Hal pertama yang ia lihat adalah wajah cantik kekasihnya yang tengah tertidur tenang dengan mulut yang agak terbuka sedikit. Tangannya bergerak mengelus pelipis Vanya dan turun ke pipi hingga bibir bagian bawahnya, di situ ia mengusapnya dengan lembut sampai sang empunya terasa tergganggu. Nicho terkekeh kecil lalu ia tarik kembali tangannya dan ia gunakan untuk bertumpu di sisi badannya saat ingin menarik badan gerakan singkat itu terhenti tatkala tangan kecil halus memeluk perutnya dan mendusel di sekitar sana.

Nicho terdiam sejenak bahkan pikirannya mendadak kosong hingga kesadarannya kembali lagi lantas ia menunduk menatap sang pelaku yang tetap tertidur pulas.

Nicho mengembuskan napas panjang diselingi senyum tipis serta debaran jantung yang tidak terkendali. Pertama kali Vanya memeluk dirinya meskipun keadaannya sekarang tidak sadar. Akhirnya ia mengalah, dengan perlahan ia menurunkan badannya hingga kepala Vanya yang semula berada di sekitar perut berganti di lengannya yang digunakan sebagai bantal. Perlahan tangan yang digunakan bantal terangkat. Ia mengelus rambut sampai pelipis gadisnya.

Decakan kesal keluar dari bibir mungil gadisnya. Nicho menggeram merasa gemas.

Cup

Cup

Cup

Tiga kali kecupan singkat di bibir tidak membuat empunya bangun malahan Vanya semakin mengeratkan pelukannya dengan senyum tipis, sekilas Nicho melihatnya.

Nicho membalas pelukan Vanya. Ia mendekapnya dengan erat.

***

"Mau pulang, Nicho. Mama sama papa nanti nyariin," ucap Vanya sembari menggulingkan badannya di atas kasur. Dirinya sedang dilanda rasa bosan.

Nicho yang baru keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang tak acuh dengan rengekan dan alasan yang dibuat oleh gadisnya.

Vanya meneguk ludahnya susah payah melihat tubuh bagian atas Nicho yang tidak tertutupi kain sedikitpun yang memperlihatkan perut kotaknya apalagi punggung lebar yang sama menggodanya itu. Meskipun bukan hal pertama yang dilihatnya tetap saja membuatnya merasa malu sampai pipinya memerah tomat bahkan telinganya panas sudah dipastikan memerah.

Nicho yang tidak mendengar rengekan dari Vanya mengerutkan keningnya bingung lantas ia berbalik. Rasa keingintahuannya terbalas saat melihat diamnya Vanya yang rupanya blushing dengan kepala menunduk dan mukanya yang merah.

Tidak ingin menggoda seperti semalam yang membuat dirinya dipukuli oleh Vanya akhirnya Nicho memilih berbalik dan masuk ke walk-in closet.

Tidak ingin menggoda seperti semalam yang membuat dirinya dipukuli oleh Vanya akhirnya Nicho memilih berbalik dan masuk ke walk-in closet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan Vanya masih diam sambil menatap pintu yang tertutup. Dirinya merasa malu, sangat. Bentukan perut Nicho begitu menggoda imannya, untung saja keinginan memegang perut kotak itu tertelan jadi ia tidak perlu menambah malu lagi, cukup semalam dan pagi ini dirinya kepergok sedang melihatnya.

"Mandi." Tiba-tiba Nicho keluar dan membuat lamunan Vanya buyar. Gadis itu menoleh ke asal suara. Bibirnya mencebik kesal, masih dengan rasa malas yang melanda ia memilih tengkurap dan menarik guling di sampingnya.

"Mandi sekarang atau—"

Vanya menaikkan satu alisnya tanpa membalikkan badan. Tak kunjung bersuara akhirnya Vanya membalikkan badan dan sedikit menyeret badannya lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kasur. "Atau apa?

"Aku mandiin, hm?"

Sontak Vanya melotot. Raut wajahnya garang. "NICHO?!!"

"Ganteng," balasnya dengan bibir berkedut menahan seulas senyum tipis yang hampir terpatri begitu manis.

NICHO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang